6. Triplets

1.2K 158 85
                                    

Time-skip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Time-skip.
SMP.

*

Ada suatu kebiasaan yang telah menjadi peraturan bagi ketiganya, yaitu waktu makan. Saat sarapan mereka akan makan di rumah Nono bersama orang tua Nono dan juga saudara Nono, lalu saat makan siang atau sore mereka akan makan di rumah Nana, setelah makan siang, mereka akan menghabiskan waktu di rumah Nana yang memang memiliki fasilitas bermain yang lengkap, lalu saat makan malam mereka akan pindah ke rumah Riri.

Orang tua ketiganya juga setuju, akibat Riri yang tak mau pisah dengan Nana dan Nono, akhirnya mereka sepakat untuk makan secara bergiliran dan bergantian. Untungnya orang tua mereka juga bersahabat lebih dulu di banding mereka, jadi mendapatkan izin juga lebih mudah.

Lina- Mama Riri bahkan sudah tak khawatir tentang Riri lagi saat mereka sudah mulai bersekolah beberapa tahun lalu, menurutnya Nono dan Nana bisa di andalkan, keduanya bisa menjaga dan merawat Riri yang memang jauh lebih cengeng dan jauh lebih ceroboh.

Selain itu, ada juga peraturan yang tak pernah mereka sepakati dan hanya mengalir begitu saja yaitu, ketiganya memanggil orang tua masing-masing dengan sebutan yang sama, Mami Papi untuk kedua orang tua Nana, Ayah Ibu untuk kedua orang tua Nono, dan Mama Papa untuk orang tua Riri. Untungnya sebutan ketiganya tak ada yang sama sehingga tidak sulit untuk menerapkannya.

Bagi ketiganya, orang tuamu maka orang tuaku juga, rumahmu maka rumahku juga, mainanmu maka mainanku juga.

Mereka sudah seakrab itu, bahkan para orangtua menganggap mereka sebagai triplets, kembar tiga, yang tak seiras.

Saat ini Nana menjemput Riri untuk sarapan di rumah Nono, hari ini adalah hari pertama mereka memakai seragam SMP.

"Mama. Riri mana?" tanya Nana pada Mama Riri.

"Eh, anakku udah datang, ada di kamar, tadi lupa ambil barang, sana jemput, sarapan di rumah Nono, kan? Mama ga masak soalnya."

"Iya, Ma. Seperti biasa, Nana jemput Riri dulu."

"Iya, nak.."

Nana berjalan ke ujung yang merupakan kamar Riri, pintu berwarna pink, ada stiker beberapa princess.

"Ri, udah belum?" teriak Nana dari luar.

"Nana, ya? Masuk. Pintunya ga kekunci."

Nana membuka pintu kamar Riri, melihat Riri yang sedang bercermin sambil memegang bibirnya. Nana bisa mendengar Riri meringis, "Kenapa?" tanya Nana.

Riri menoleh, "Tadi, Riri ga sengaja gigit bibir Riri, sekarang bibirnya berdarah."

Nana memegang kedua bahu Riri agar menghadap ke dirinya, "Sini liat.. lagian, ngapain sih gigit bibir segala, lo emang setolol itu apa?"

Riri menatap Nana tak suka, "Nana kalau ga mau bantuin, mending diam aja!"

Nana terkekeh, ia memajukan badannya.

JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang