Wanita di bawah kungkunganku ini terus melolong kesetanan saat kejantananku menghunjam liang senggamanya kuat-kuat. Tubuhnya terus melambung seiring dengan sodokan kencangku.
"Kamu enak banget," pujinya diiringi desahan yang membabi buta. Tangannya sibuk meremas dadanya sendiri, sementara aku terus memaju-mundurkan penisku, berharap pekerjaanku ini cepat selesai. "Aku ... keluar ...."
Sedetik kemudian, wanita itu menjerit brutal dengan perut bawah berkedut-kedut. Dia kelojotan hebat. Begitu penisku terlepas, cairan cintanya langsung tumpah membasahi pangkal paha hingga meluber ke seprai di bawahnya.
Ya, hanya cairan cintanya, karena aku sama sekali tidak orgasme, persis seperti biasanya.
Napas wanita 30-an tahun di bawahku ini terdengar begitu memburu. Setelah matanya terbuka, dia pun membelai pipiku dengan lembut. Senyum centilㅡyang selalu aku dapatkan dari banyak wanitaㅡterbit dari bibir merah menyalanya.
"Besok-besok, aku main sama kamu lagi, ya?" tanyanya.
Aku tersenyum miring sembari bangkit dari atas tubuhnya. Kubuang kondom bekasku—yang sama sekali tak terisi cairanku sendiri—ke tong sampah. Permintaan itu bukan satu dua kali aku dapatkan. Terlampau sering, sampai aku bosan sendiri mendengarnya.
"Maaf, saya nggak tidak dua kali dengan customer yang sama."
"Aku bisa kasih dua kali lipat."
Tak mengindahkan kalimatnya, aku pun segera memakai bajuku. "Mau sepuluh kali lipat pun saya tidak akan mau. Ini prinsip."
Wanita itu menggeram kesal. Setelah berpakaian lengkap, aku pun kembali menatapnya. "Uangnya bisa langsung kasih ke Madame Vina. Saya permisi."
Wanita itu terus memanggilku, tapi aku tidak peduli. Persis seperti yang aku katakan, aku tidak akan mau melayani wanita yang sama dua kali. Siapa pun dia.
***
Selamat datang di Devos Club, salah satu club VIP termahal di negeri ini. Selain pejabat dan konglomerat dengan kekayaan miliran, tidak ada satu pun orang yang boleh menginjakkan kaki di club milik Madame Vina ini.
Sekitar dua tahun lalu, aku bekerja di Devos Club sebagai host. Aku hanya menemani wanita-wanita kesepian minum sambil terus berusaha membujuk mereka untuk menghamburkan uangnya di club ini.
Awalnya.
Namun, sejak beberapa bulan yang lalu, Madame Vina memberiku job tambahan sebagai "teman tidur" bagi tamu-tamu VIP. Katanya, banyak wanita menganggapku tampan dan menarik, sehingga mereka ingin tidur denganku. Mereka bahkan rela membayar lebih untuk pelayanan ekstra ini.
Saat itu, sejujurnya aku keberatan. Aku bukan gigolo. Aku cuma host yang "menjamu" tamu. Itu saja.
Namun, karena aku sangat butuh uang untuk biaya hidup—dan uang yang Madame Vina tawarkan sangat menggiurkan, akhirnya aku menyetujui permintaan Madame Vina. Dengan catatan, aku hanya mau tidur sekali dengan customer yang sama.
Sejak saat itu, aku langsung menjadi host terbaik dan terfavorit di Devos Club. Bagi Madame Vina, aku adalah ladang uang terbesarnya, sehingga aku selalu diperlakukan spesial.
"Joe." Lamunanku buyar saat seseorang memanggil namaku. Begitu menatap sumber suara, sosok Madame Vina sudah berdiri di hadapanku. "Helen kasih uang dua kali lipat dari harga kesepakatan sambil ngerengek supaya bisa tidur sama kamu lagi."
"Helen?" tanyaku bingung.
"Wanita terakhir yang kamu layani. Istri kedua CEO Star Group."
KAMU SEDANG MEMBACA
Man & Desire [2nd Desire Series]
Romantiek"Because man and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita. Setiap ceritanya terdiri dari 2-4 bab. Happy reading🌻