"Bolehkah phi?"
"Iyaa, pulanglah. Bukannya kau besok ada kelas pagi? ".
" Terima kasih banyak ". Anak laki-laki berusia 19 tahun itu buru-buru melepas apron putih keruhnya dan mengemasi barang-barang miliknya ke dalam tas ransel berwarna coklat. Orang dewasa yang bekerja bersamanya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku orang yang lebih muda.
"Aku pulang dulu, selamat malam" Tidak lupa ia menyatukan tangan dan memberi salam pada pekerja lainnya.
Namping adalah pekerja paling muda dibar itu, para phi yang paginya tidak memiliki pekerjaan khusus selalu membiarkan laki-laki itu untuk pulang terlebih dahulu.
"Hei, apa kau tidak pesan taksi?! " Ujar Camp dengan setengah berteriak, karena posisi Namping sudah keluar dari bar.
Anak itu tersenyum dan menggeleng sambil terus berjalan."Tidak! Asrama ku tidak jauh dari sini! " Balasnya ikut berteriak seperti yang dilakukan laki-laki berambut panjang itu.
.
"Aku pulang.. ".Namping membuka pelan pintu kamar dan melepas sepatu kets miliknya kemudian menaruh di rak - samping pintu.
Laki-laki dengan jaket hodie berwarna abu-abu itu mengedarkan pandangannya saat tidak menerima balasan dari teman sekamarnya.
Ruangan bernuansa putih itu berantakan. Kertas-kertas putih berserakan di lantai, bekas-bekas makanan ringan juga beberapa terlihat diatas meja belajar. Kedua alis Namping bertekuk hampir menyimpul, pelaku kekacauan tersebut sudah tidur dengan buku-buku yang terbuka lebar-lebar. Ia ingat besok dosen mengadakan ujian kuis.
Laki-laki yang beberapa menit tadi berangan-angan akan langsung melempar tubuhnya ke kasur saat masuk kamar, berubah pikiran dalam sekejap. Tubuhnya yang lelah dan mata mengantuk terpaksa membereskan kekacauan yang dibuat oleh teman sekamarnya.
Kong, si penyebab masalah itu tidur dengan keadaan mengenaskan. Dia berbaring tengkurap di lantai saling tindih bersama buku-buku materinya.
Hanya butuh beberapa menit Namping membersihkan kamar, ia bersihkan secepat mungkin agar bisa tidur lebih cepat. Setelah pekerjaannya hampir selesai, ia menarik kaki rampingnya untuk membangunkan pria kecil dengan wajah putih yang lebih mirip disebut remaja Jepang daripada orang Thailand asli.
"Kong, tidurlah dengan benar".Ujarnya sambil mengguncang pelan bahu kurus orang yang masih tidur.
Laki-laki itu member reaksi lambat membuat Namping yang sudah mengantuk sedikit kesal. Matanya terbuka tipis, sedangkan sebelah tangannya sibuk menggaruk rambutnya hingga hampir tertidur lagi dengan posisi duduk."Ai Kong! Ayo pindah ke kasur!". Namping terpaksa sedikit berteriak.
Pria bergigi behel itu menguap panjang sambil bergumam.
"Jam berapa...?". Namping benar-benar ingin mengumpati teman satu-satunya ini, masih Sempat-sempatnya ia bertanya. Bukankah sudah biasa mengetahui Namping pulang bekerja.
"Jam 2! , ayo bangunlah cepat! ".
Dia berdiri dengan terseok-seok sambil menyeret kakinya ke tempat tidur. Tanpa memperdulikan buku-buku dan peralatan tulisnya.
Kebiasaan buruk Kong yang selalu seenaknya sendiri membuat laki-laki yang ingin cepat-cepat tidur itu terpaksa memperkerjakan tubuhnya untuk merapikan barang yang bukan miliknya."Heiii... Kau jangan langsung tidur".
Suara serak dari orang yang berbicara di dalam balutan selimut itu membuat Namping berhenti sejenak dari pekerjaannya, dan menoleh.
"Apa maksud mu?". Dia memicingkan mata. Orang yang dikira asal bicara, mendengkus kecil dan terdengar menyebalkan di telinga Sang pendengar.
"Hhh, apa lagi?, mandilah dulu baru tidur-".
"Ouh, aku sudah mengantuk..". Protes Namping tidak terima.
Enak saja, dia sudah mengulur waktu tidurnya karena kekacauan yang Kong buat. Apa-apa ini!.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE - [KengNamping]
RomanceSeseorang berkata, bahwa cinta datang dalam segala bentuk, sesungguhnya sulit meyakini ini tapi memahami dalam arti yang lebih dalam ternyata sebuah perkataan itu tidak semuanya salah.