|| 25 (ThomasKong)

174 8 4
                                    

Beberapa menit sebelumnya...

"Aku mau menyusul mereka"

"Tidak perlu Thom!, sekarang lebih baik kau mengantar Kong ke asrama, Aku akan mengantarmu setelah itu"

Thomas menatap sebelah tangan kekar yang menahan pundaknya, pandangannya terbagi antara wajah galak temannya dan juniornya yang terlihat berantakan, dia tidak mungkin membiarkan Kong mengemudi dengan kondisi seperti itu. Pada akhirnya dia mengangguk setelah menghela nafas berat.

"Hmm, kau benar"

Suara mesin mobil berdesing membelah alun-alun ibu kota Bangkok. Tidak ada percakapan apapun dari dua laki-laki yang duduk manis di dalam mobil, orang yang mengemudi sesekali melirik sisi jalanan padat. Isi kepalanya berisik, bisikan-bisikan yang membayang beberapa kesempatan membuat Kong menggigit bibir bawahnya.

Adapun pria muda yang sedikit mabuk itu meremat jemarinya, pikirannya gelisah, dia bingung harus membawa kemana kejanggalan yang ia simpan sendiri.

Kong Jiro menghelas nafas,menurunkan pandangannya pada rambu-rambu lalu lintas. Dia menyempatkan membaca selogan promosi di sepanjang jalan dengan intens, kesibukannya tidak berguna semata-mata menghalau isi kepala.

"Apa yang sedang kau pikirkan?".Suara bariton pemuda di sampingnya membuat Kong menoleh praktis. Ia sepenuhnya tau akan ditanyai, wajah tegas dengan senyum lelah diberikan percuma kepadanya, sangat manis.

Thomas selalu tampan.

Kong harus mengesampingkan hal itu dan fokus pada orang yang bertanya.

Mendapat perhatian lembut tersebut justru semakin membangkitkan dilema di hati pria kecil itu, mulutnya enggan berbicara tatkala wajah lelah itu kembali melempar seulas senyum.

"N'Kong bisa mengatakan apapun pada phi"

Kong mengerucutkan bibirnya, sambil menimbang kembali unek-unek yang ingin sekali ia bicarakan. Ketakutan menguasainya, apakah ia benar-benar yakin ingin mengatakan hal ini sekarang?, rasanya Kong terlalu egois, pria tampan ini sudah repot-repot membantunya pulang. Seniornya juga lelah, Kong tau itu hanya dengan melihat surai legamnya yang jatuh sepenuhnya di depan kelopak mata sipit.

"Kita bisa membahas besok saja phi, p'Thomas terlihat lelah. Fokus saja menyetir".Pada akhirnya hanya itu yang bisa ia sampaikan. Tapi Thomas tidak mau menurutinya dengan mudah, mobil miliknya berhenti di sebuah seven-eleven. Sosok tinggi itu keluar dari mobil sebelum tersenyum lagi padanya.

Hanya beberapa menit setelah itu, dia kembali dengan dua kaleng minuman. satu air kelapa kemasan untuknya dan satu lagi soda untuk Thomas sendiri.

"Aku sudah tidak menyetir, bisakah kau mengatakan sekarang? Aku juga tidak lelah smaa sekali". Katanya setelah membuka minumannya yang menimbulkan suara berisik.

"Keras kepala phi..."

Kong menggerutu sekaligus terkekeh kecil menerima minumannya.

"Apa kau sedang memikirkan temanmu?"

"Sebenarnya tidak terlalu, karena p'Keng pasti menolongnya"

"Tentu, kau bisa percayakan pada Keng, dia tidak akan macam-macam"

Yang lebih muda mengangguk setuju, dilihat dari tampilannya P'Keng bukan orang yang mesum, Kong hanya berharap Namping nya tidak ketakutan berhadapan dengan laki-laki kaku itu. Air kelapa di teguk sedikit, membasahi tenggorokannya yang kering seperti gurun.

"....Tapi bukan itu yang ingin ku katakan"

"Aku tau".

Thomas terkekeh dan mengusap ujung bibir tipisnya yang basah. Pria yang lebih muda menaikkan pandangannya yang menatap kebingungan.

LOVE LANGUAGE - [KengNamping]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang