Dua laki-laki dari mahasiswa teknik itu baru saja sampai di parkiran kampus. Sudah hampir jam 3 sore dan seseorang yang dengan pipi bulat terus-menerus memaksanya agar mau ikut pergi bersamanya pulang sekolah. Pria kurus dengan setelan seragam yang sama dengannya itu melengos, memilih tidak mau menanggapi permintaannya.
"Ayolah Kong, P'Thomas hanya meminta kita untuk makan bersama. Lagi pula jika kalian tidak ada masalah kenapa Kong tidak mau bertemu phi?". Namping kembali membujuk, mencekal lengan terbuka Kong. Anak dengan kemeja berlengan pendek itu membalas tatapannya dengan mata kecil yang turun kepada tangan yang berada di salah satu lengannya.
Sungguh Namping benar-benar tidak masalah jika sahabatnya tidak mau berterus terang, tapi dia tidak bisa tinggal diam dengan membiarkannya mendiami seseorang.
Pria bergigi behel itu berpikir sejenak. Dia harus mempertimbangkan koreksi hatinya yang terus-menerus mengatakan tidak.
Ekspresinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan marah namun kedua matanya yang kecil terus-terusan bergerak tidak tenang membuat Namping kebingungan.
Sedetik kemudian Namping baru saja mengerti apa maksud tatapan Kong.
"Kim!! Bisakah aku ikut pulang denganmu?!!!". Dia berteriak kepada anak laki-laki berambut hitam dengan motor matic nya.
Sayang pria itu mengangguk. Dia tersenyum lebar sambil menarik tuas kemudinya untuk membiarkan motor kuningnya berputar kembali.
Kong menoleh kepada pria kurus di sampingnya, memberi sebuah senyuman tengil sebagai hadiah.
"Aku hanya malas bertemu P'Thomas, bukankah acara kemarin tidak jadi kenapa kau mau ditawar Nam?!".Kong malah melempar kembali sebuah pertanyaan.
Pria putih itu menarik tangannya kasar dari sahabatnya.
Namping menggeleng. Pandangannya terbagi antara Kim, orang yang gagal pulang karena Kong memanggilnya dan sahabatnya yang memberi ancang-ancang untuk pergi dari hadapannya.
"P'Thomas sengaja ingin menebus janji kemarin. Tolong ikutlah bersama kami"
"Namping, kau tidak bisa memaksaku, katakan saja pada phi aku ada urusan"
"Kong"
Laki-laki berparas Jepang itu tidak mau mendengar Namping, tubuhnya yang ramping dengan gesit duduk di jok belakang orang yang bernama Kim. Pria yang begitu asing bagi Namping itu tersenyum sembari mengangguk sopan kepadanya, entah teman Kong yang mana, dari departemen apa? tapi dia terlihat baik."Namping?, aku tidak mengira kau sudah disini". Namping baru saja hendak bernapas, dua laki-laki jangkung tiba-tiba sudah berada di belakangnya.
Salah satunya tentu Thomas yang menyambut dia dengan sepasang mata monolidnya. Disusul satu temannya yang entah sejak kapan pria bermata sipit itu mewarnai rambutnya menjadi abu-abu.
Namping sempat melongo beberapa saat, itu benar-benar penampilan yang mencolok meskipun sangat cocok dengan kulitnya yang putih membuat senior yang bernama TeeTee itu nampak lebih tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE - [KengNamping]
RomansaSeseorang berkata, bahwa cinta datang dalam segala bentuk, sesungguhnya sulit meyakini ini tapi memahami dalam arti yang lebih dalam ternyata sebuah perkataan itu tidak semuanya salah.