Sungguh hari yang buruk di minggu pertama ia mulai menjadi seorang mahasiswa. Laki-laki yang berusia 19 tahun itu di paksa mengenakan bunny head selama satu hari penuh. Akibat dari kekalahannya saat bermain game di acara penyambutan calon mahasiswa baru.
Dia yakin senior-senior yang membuat acara seperti ini sangat puas dengan hasil karyanya. Wajah asing pelajar baru semua berjajar di lapangan untuk dipamerkan dengan tampilan yang menyedihkan. Suara sorakan dan ledekan mulai memenuhi aula menjadi pusat hiburan.
Mereka terlihat menggemaskan dengan topi kelinci berwarna - warni dan wajah masam anak lulusan sma yang sangat polos. Namping sungguh malu, dia hanya bisa merunduk menyembunyikan wajahnya dari kakak-kakak senior, buruknya lagi tidak ada siapa-siapa yang ia kenal disebelahnya. Kong lolos dengan sempurna dan sudah berhambur bersama teman-teman barunya.
Setelah setengah jam berdiri mempermalukan diri, laki-laki itu memutuskan untuk mencari teman satu asramanya. Kedua sneakers di kaki membawa ia naik ke atas lantai dua, sambil sesekali mengamati tempat belajarnya. Dia baru pindah ke Bangkok, segala sesuatu disini masih terasa baru baginya. Anak itu benar-benar sendirian sekarang, mengingat perkenalannya dengan Kong seminggu yang lalu dia akhirnya memiliki satu orang teman. Sedikit beruntung karena Kong satu jurusan dengannya,tetapi mereka belum cukup dekat. Namping masih terlalu canggung untuk menerima semua kebaikan Kong.
Pemilik pipi bulat itu tersenyum, matanya yang jernih berkilau membaca tulisan di atas pintu 'club musik'.
Kepalanya menyembul di antara daun pintu sedikit mengintip, suara petikan gitar samar yang lembut membuat dirinya penasaran. Mahasiswa baru itu nekat untuk memenuhi rasa ingin tahunya, dia berjalan mengendap dan bersembunyi dari tumpukan kardus.Punggung lebar sesok tinggi membelakanginya, dengan kaki panjang menyilang dan gitar berwarna coklat di pangkuannya. Alunan lembut dari alat musik yang dia mainkan begitu mendominasi dengan suara yang tenang dan merdu. Namping terkunci, pada setiap nada-nada indah yang laki-laki itu ucapkan, pada setiap detail gerakan kecil tubuhnya,seperti ujung sepatunya yang bergerak mengikuti alunan musik.
Dari belakang dia hanya bisa melihat sosok tegap itu dengan hodie berwarna abu dan rambut yang sedikit menutupi matanya.
Lagu rain dari pixxie masih mengalun dengan baik, dia mendengar semua dari awal nada. Begitu tidak sopan memergoki seseorang ditempat sepi, dia tau. Tapi aura orang asing itu seperti magnet yang menarik dirinya. Hingga kedua matanya terpejam dan bibir pink melengkung membentuk senyuman manis.
"Apa yang kau lakukan di sini?". Anak yang terlalu asik dengan dunianya itu tidak sadar, seseorang menghentikan permainannya.
Suara berat bertanya dingin dengan nada rendah tidak bersahabat. Namping membuka matanya dia segera tersadar, wajah tampan seorang laki-laki tertuju lurus kepadanya. Sejak kapan dia berbalik?! Banyak pertanyaan memenuhi kepalanya. Bibirnya kelu bingung harus berkata bagaimana, jelas-jelas di sini dia adalah orang yang berstatus penguntit.Gitar yang dipangku pihak lain di sandarkan pada tembok, laki-laki besar itu berdiri, kemungkinan besar akan mendekatinya. Tubuh kurus Namping memberi efeksi sendiri untuk menarik kedua kakinya dan berlari secepat yang ia bisa meninggalkan sosok tampan itu sendirian.
.
.
.
Dengan posisi yang terlalu dekat,laki-laki langsing itu tidak bisa bergerak dari tempatnya. Ia menelan salivanya untuk kesekian kali, merasakan tangan besar yang hangat berada di pinggang rampingnya.
Jantungnya berdegup kencang, takut-takut pihak lain akan mendengarnya. Namping berharap musik diputar sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Lalu, tubuhnya didorong dengan keras hingga membuat langkah kakinya terhuyung-huyung. Thomas menangkap bagian belakang tubuhnya agar tidak jatuh begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE - [KengNamping]
RomanceSeseorang berkata, bahwa cinta datang dalam segala bentuk, sesungguhnya sulit meyakini ini tapi memahami dalam arti yang lebih dalam ternyata sebuah perkataan itu tidak semuanya salah.