💐 [ 3 ] 💐

438 47 3
                                    

[ Enjoy ]

Sakura berdiri di balkon lantai dua sekolah, ia menatap ke lapangan basket. Manik hijau emerald target yang ditetapkan oleh kelima pembully-nya.

Grab

Sakura menoleh ke samping kiri, ia memicing ke Chano. "Ada apa kau merangkulku begini?" ucapnya tidak senang. Ia menjauhkan lengan chano.

Chano hanya tersenyum. "Oh kau sudah masuk ranah pembully juga, sakura" ucapnya.

"Aku terpaksa" batin sakura.

Sakura kembali melihat adik kelas itu yang sedang bercanda ria dengan anggota basket yang lain. Wajahnya terlihat tidak ada beban dan ceria.

Mengingatkan dirinya dulu saat sebelum datang ke sekolah ini. dirinya yang ceria, suka bercanda, menebar senyum dan pemalu. Hanya dalam 1 bulan bersekolah disini, ia kehilangan sosok dirinya yang positif karena semua tekanan bully ini.

"Kenapa kalian memilih dia agar kubully" tanya sakura tanpa melihat kearah lawan bicaranya.

"Menurutmu?" tanya chano. Sakura berdecih. "jawab pertanyaanku dengan jawaban, bukan pertanyaan" ketus sakura.

"Bukankah kah dekat dengannya" ucap chano.

"Sok tau, aku tidak dekatnya sama sekali" ujar sakura.

"Oh ya?... Bukan aku tapi deidara yang memintanya, dia kesal karena adik kelas itu sangat tidak sopan dan sengaja melempar bola basket padanya" ucap chano. Sakura menatap kearahnya.

"Hanya itu, apa kalian selemah itu sampai menganggunya dan membully-nya?" kata sakura meremehkan.

Chano tertawa. "Kami punya banyak alasan membully siapapun... Mereka yang lemah, mereka yang tidak sopan" ucapnya. "Kami membully jika tidak suka pada mereka"

Sakura tertawa meremehkan. "Kalian semua jamur dan lumut, selalu menyebar dan menjadi hama di sekolah ini"

Chano tidak membalas apapun.

Sakura menatap kosonh ke arah gerbang sekolah. "Aku sangat ingin tahu, Kenapa kalian membullyku selama ini... Aku selalu sopan pada siapapun, aku selalu mengalah, aku tidak selemah itu... Aku melawan, kalian makin gencar padaku" ujar sakura pelan, mengeluarkan unek-unek dalam hatinya.

Hanna yang berjalan dari lorong belakang dan mendengar itu. "Kau tau..." Sakura dan chano berbalik menatap kedatangan hanna bersama deidara, pembully bersurai oranye.

Hanna melanjutkan perkataannya. "Memang benar kau tidak selemah itu, kau memang sopan pada siapapun... kau itu sangat terlihat kuat dan menahan sabar beda dari orang-orang yang pernah dibully disini"

"semakin kau menunjukkan sisimu itu semakin gencar kau menjadi target empuk mereka agar kau lelah dengan kami... Dan kau akan menjadi pasrah akan keadaan" ujar deidara menambahkan.

Sakura terdiam dan berdecak.

"Perlu kau tahu banyak orang yang iri padamu, terutama para kakak kelas kita sebelumnya" ucap chano. Sakura menoleh pada chano.

Hanna memainkan rambutnya. "bukan hanya kau yang pernah dibully, kami juga pernah diisengi kakak kelas... Tapi tak sepertimu" ucapnya.

"Tapi kenapa harus aku! apa kesalahanku pada mereka" ucapnya terlihat marah. Hanna tersenyum miring.

"Aku dulu sangat dekat dengan mereka, aku juga mendengar banyak hal dari mereka dan ya... Merekalah yang menyuruhku menganggumu" ujar hanna tersenyum miring. Sakura menatapnya penuh marah dan tangannya terkepal.

"Apa perlu aku beritahu?" ucap hanna menyeringai.

"Aku mendengar dari para kakak kelas. Saat itu kau murid baru yang manis dan disukai banyak kakak kelas saat masuk ke sekolah ini... Mereka menyukai sifat positifmu"

The Vengeance [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang