BENCI MASAK

75 18 4
                                    

"Thanks ya udah mau nganterin gue pulang," ujar seorang remaja berseragam pramuka.

Seseorang di dalam kendaraan beroda empat itu pun mengangguk, "Duluan ya, mau jumatan soalnya."

"Ale!"

Lelaki itu pun mengangkat satu alisnya seakan membalas kenapa.

"Hati-hati," ujar wanita itu dengan senyum simpul.

"Iya," balasnya lalu bergegas pergi dari depan rumah bernuansa Jawa modern itu.

Melihat kepergian seseorang tersebut membuat remaja itu memasuki rumah dua lantai di depannya.

"Assalamu'alaikum. Alesea pulang," teriak remaja itu.

"Wa'alaikumussalam, mandi terus salat zuhur baru turun buat makan siang ya!" balas seorang wanita paruh baya dari dapur.

Remaja bernama Alesea itu menurut, "Siap Mamaku sayang, gudeg jangan lupa ya!"

"Iya, udah sana!" balas Mama Alesea dengan suara yang tak kalah kerasnya.

Tanpa pikir panjang, Alesea kembali melangkahkan kaki yang sempat terhenti pada pijakan kedua anak tangga rumah ini.

Sesampainya di kamar bernuansa monokrom miliknya, Alesea langsung melempar tubuhnya ke atas kasur untuk beristirahat sembari menunggu salat jumat selesai.

"Pengen ngerecokin mama deh rasanya," gumam Alesea lalu memutuskan untuk berganti pakaian menjadi celana training hitam dan kaos abu-abu.

Kemudian, Alesea bergegas turun ke bawah untuk pergi ke dapur. Dimana sang Mama dan Mbok sedang memasak untuk makan siang.

"Sea bantuin ya mah," ujarnya lalu bergabung.

"Bantuin mbok Tun aja itu lagi masak makanan kesukaan kamu, mama mau ke warung sebentar."

"

Ya sudah, mama hati-hati! Jangan sampai salah rumah," peringat Alesea mengingat Mamanya pernah masuk ke dalam rumah seorang duda.

"Iya-iya, udah sono!" balas wanita paruh baya berpakaian midi dress merah lalu berlalu pergi keluar.

"Alesea perlu ngapain nih mbok?" tanya Alesea menghampiri mbok Tun yang sedang berkutat dengan bumbu-bumbu dapur.

"Tolong cuci nangka di kulkas saged mboten?" balas wanita berkebaya tradisional yang sudah berumur itu.

Alesea mengangguk, "Saged mbok," balasnya lalu mencari nangka di kulkas untuk dicuci.

"Niki to mbok?" tanyanya menunjukkan nangka pada kotak plastik bening.

"Iya."

Setelah mendengar balasan dari Mbok Tun, Alesea mulai mencuci nangka yang sudah dipotong itu di wastafel.

Anehnya, dia menumpahkan nangka itu langsung pada wastafel tanpa ada wadah terlebih dahulu. Kalian tau? Di wastafel ada air panas sisa rebusan mie dan bodohnya lagi Alesea memasukkan tangannya ke dalam air tersebut.

"SHIT!!!SAKIT MBOK, PANASS BANGET INI!" teriaknya dengan air mata yang sudah keluar.

"Astagfirullah nduk, mbok harus gimana ini?" balasnya dengan panik.

"ADUH MBOK, TANGAN ALESEA DIAMPUTASI GAK NANTI???"
.
.
.

Ketawa dah tuh lo pada! Diem! Kenapa? Gak terima? Sst!

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang