"Bonaro Radeya cepat maju bacakan puisi buatan kamu!" pinta seorang guru berhijab dengan lipstick merah yang membuatnya terkesan tegas.
"Lah saya bu? Bu Tin yang bener aja deh, kenapa gak Ale aja? Dia juara FLS2N tingkat Nasional loh bu," balas Bonaro memelas.
Guru Bahasa Indonesia bernama Martini itu berdecak, "Makanya itu kamu harus maju, siapa tahu kan kamu lebih baik dari Alessandro. Kamu itu tidak boleh mengubur bakan kamu!"
Lelaki dengan rambut undercut itu terkekeh mengejek, "Rasain lo!"
"Udah cepet Bon, lo gak mau dihukum kan?" sahut Bonito dengan nada menghina.
"Menengo cok!" umpat Bonaro kesal.
"Siap Ibu Martini yang semlehoi," sambungnya lalu bergegas maju ke depan sembari membawa buku tulis bergambar beruang pink.
"Selamat pagi, saya Bonaro Radeya presensi 5 akan membacakan puisi yang saya buat. Sorry kalau cringe," ungkap Bonaro setelah berdiri di depan papan tulis menghadap teman-temannya.
"Kan lo emang cringe," sahut perempuan berhijab dari pojok depan sana.
Bonaro mendelik tak terima tetapi ia enggan untuk membalas dan mulai membacakan puisi yang telah dirinya buat.
"Moya Zaya karya Bonaro Radeya. Aku selalu di sini
Menunggumu menatapku dengan tulus
Walau aku tahu, kita tak mungkin bersatu
Hatiku terus berseru menyebut namamu-
."Kau tahu?
Hal ini tak akan pernah terhenti
Karena aku di sini selalu mencintaimu
Aku tak peduli dengan cintamu untuk siapa
Karena yang ku tahu hanya mencintaimuSilakan saja kau sebut aku gila
Karena itu hanya angin lalu saja
Aku benar-benar tak peduli akan pembatas itu"Disaat yang bersamaan, Leila juga membaca puisi yang dicantumkan dalam selembar kertas yang diseipkan di paperbag love itu. Matanya memerah membaca coretan tinta dari lelaki yang selama tiga tahun ini mengejar dirinya.
Di dalam kamar bernuansa putih dengan arsitektur timur tengah itu ia duduk di atas kasur dan memejamkan mata sebelum melanjutkan baris pusi selanjutnya.
"Astagfirullah Ya Allah. aku gak mau baper Ya Allah."
Setelah itu, ia kembali membaca 3 baris terakhir dengan air mata yang mulai turun.
"Karena apa?
Karena yang aku tahu mencintaimu Moya Zaya""Maaf, gue bener-bener minta maaf karena gue dan lo gak akan pernah bersatu. Maaf Bon," lirih perempuan itu sembari terisak.
Ia bener-bener tak bisa menerima lelaki itu, Leila sadar sampai kapan pun dirinya dan Bonaro tak akan pernah bisa bersatu. Bukan hanya karena berbeda agama, ia juga sudah berjanji untuk mengikuti permintaan terakhir Uminya untuk melakukan ta'aruf.
"Jauhkan perasaan ini Ya Allah."
○○○○
Suasana kantin SMA Nusantara Baru sangat sepi karena ini sudah jam masuk seusai istirahat pertama. Namun, Alesea dan kedua temannya masih asyik dengan topik obrolan mereka setelah Leila mengirim pesan melalui whatsapp.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESSANDRO
Fanfiction"Gue gak suka bibir gue" "Karena tebal gitu? Padahal lo kelihatan sexy" "Matamu!" . . . "Lo bisa diem gak? Tuh minum aja susu pemberian dari gue, lo suka merek Indomilk kan?" Lelaki itu mengangguk, "Merek apapun gue suka, apalagi kalau langsung dar...