Sesampainya di rumah Alesea, Ale memaksakan perempuan bermata teduh itu untuk mengajak dirinya. Katanya sih Ale menginginkan untuk bertanggung jawab sehingga harga dirinya tidak rusak karena Alesea.
"Udah lo pulang aja sana!" sentak Alesea karena lelaki itu terus memaksanya agar ikut ke dalam.
"Gue mau ikut. Nanti lo cerita yang aneh-aneh gimana? Rusak nanti citra baik dan harga diri gue gegara lo!" desak lekaki itu lalu turun dari mobil.
Kemudian, Ale mendahului Alesea masuk ke dalam rumah dengan gerbang hitam itu meninggal perempuan dengan tas abu-abu itu menahan amarah.
"Alesialan lo ya! Mbok Tun ada maling masuk tuh!" teriak Alesea lalu menyusul lelaki itu ke dalam rumahnya.
"Aduh iya saya salah tante cantik, maafkan saya!" ujar Ale dengan rintihan karena merasa telinganya akan putus akibat tarikan kencang oleh wanita paruh baya berdaster bunga itu.
"Awas ya kamu bikin ulah lagi! Saya potong aset kamu!" ancam Mama Alesea lalu melepaskan tangannya dari telinga remaja di depannya.
Ale merasa lega disaat Mama Alesea mengakhiri jewerannya, tangan Ale mengusap telinganya yang sepertinya sudah berwarna merah.
"Shh! Untung telinga gue gak lepas," gumam Ale yang masih didengar oleh wanita paruh baya itu.
"Apa? Kamu mau lagi?"
"Enggak tante, sumpah Ale gak sengaja bikin anak tante kayak gitu. Lagian kan Ale udah minta maaf, masa iya tante gak mau maafin Ale. Allah aja Maha pemaaf loh," panik Ale lalu menatap sinis Alesea sekilas.
"Tante maafin kamu kalau kamu udah obatin anak saya, tuh kotak P3K ada di lemari samping kamu!" tunjuk mama Alesea pada lemari di samping sofa ruang tamu ini.
"Enggak ya mah! Aku gak mau diobatin sama cowok ini, intinya aku mau mama yang obatin aku titik gak pake koma," sela Alesea yang tak terima dengan perkataan mamanya.
"Mama mau temen kamu ini tanggung jawab,"
"Iya tante saya mau," sahut Ale menyela Alesea.
"Goodboy! Kalau gitu, tante nitip Alesea ya? Saya mau dinner sama suami saya," ujar Mama Alesea lalu meninggalkan kedua manusia berbeda jenis kelamin itu.
"MAMA SEA IKUT!" teriak Alesea yang dihadiahi tatapan tajam mamanya dari tangga.
"Astagfirullah mama," gumam Alesea melihat mamanya.
Sementara itu, Ale yang sudah mengambil kotak P3K langsung mendarat pantat ratanya di samping Alesea.
"Tangan lo mana cepet! Gue mau nongkrong habis ini," ujar Ale dengan sedikit memaksa.
Alesea menatap tajam lelaki di sampingnya, "Ya udah sana nongkrong aja, gue bisa diobatin sama mbok."
Ale menghela napas lalu menarik tangan kiri Alesea dengan hati-hati, "Jangan keras kepala! Bilang kalau gue ngobatinnya terlalu kasar!"
Alesea diam tak membalas, dirinya malah sibuk untuk memperhatikan laki-laki yang sudah duduk diatas lantai untuk mengobati luka pada telapak tangan kirinya.
"Lo cakep juga tetapi lo juga ngeselin," batin Alesea yang masih setia untuk memandangi Ale.
"Lulus mau ke mana lo?" tanya Alesea.
"Netherland, kenapa? Lo mau ikut gue?"
"Ogah banget gue ikut lo ya! Gue cuma nanya kali, siapa tahu kan lo mau di Oxford atau Harvard."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESSANDRO
Fanfiction"Gue gak suka bibir gue" "Karena tebal gitu? Padahal lo kelihatan sexy" "Matamu!" . . . "Lo bisa diem gak? Tuh minum aja susu pemberian dari gue, lo suka merek Indomilk kan?" Lelaki itu mengangguk, "Merek apapun gue suka, apalagi kalau langsung dar...