SPERMA JELEK

190 27 4
                                    

Setelah mengusir lelaki yang sudah mengatar Alesea ke rumah, dirinya memasuki rumah dengan kondisi lemah. Rasanya sangat mual, kepalanya juga pusing.

"Assalamu'alaikum mah," salam Alesea memasuki rumah.

Seorang wanita paruh baya menghampiri sang anak dengan senyuman, "Wa'alaikumussalam,  kenapa kamu? Kok lemes?"

Selesai menyalimi mamahnya Alesea baru membalas, "Mabok angin mah, kenyang banget Alesea jadinya ini."

Wanita paruh baya itu tertawa, "Kok bisa? Kamu pulangnya naik taxi kan?" tanya mama Alesea lalu berjalan ke arah dapur dan diikuti anaknya.

Alesea berdecak, "Gak ada duit, Alesea cari yang gratisan malah jadi gini," balasnya kesal lalu mendudukkan dirinya pada kursi di meja makan.

Mama Alesea menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan sang putri semata wayangnya, "Emang kamu naik apa?"

"Naik motor" balas Alesea yang membuat mamanya melototkan matanya.

"Kamu naik motor? motornya siapa?"

Alesea menghela napas, "Alesea dibonceng temen, soalnya dia punya hutang sama Alesea."

"Hutang uang?"

Alesea mengangguk, "Iya, soalnya Alesea gak bisa hidup tanpa uang."

"Mamah juga," balas wanita paruh baya itu disertai tawa yang meledak.

Alesea yang melihat mamahnya tertawa pun terkekeh geli, "Yaudah lah mah, Alesea mau mandi soalnya gerah banget"

"Jangan lupa salat!" timpal mama Alesea saat melihat anaknya sudah beranjak dari kursi menuju kamar.

"Siapa nyonya," teriak Alesea.

Sesampainya di kamar, Alesea langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun, perutnya kembali bergejolak ingin keluar.

Huek

"Hah, astaga cuma karena naik motor gue begini? Gak lagi-lagi gue mau naik tuh kendaraan, apalagi motornya cowok sialan itu!" gerutu Alesea sembari mengaca pada kaca wastafel.

"Siapa tahu kalau gue dibonceng tuh cowok malah nyawa gue melayang, kan mending gue jalan kaki?" lanjutnya.

○○○

Selesai makan malam di kediaman Mahendra, Ale memutuskan untuk mengikuti orangtuanya menonton televisi.

Sebenarnya, dirinya hanya ingin menjahili sang Papa untuk meluluhkan hati lelaki paruh baya itu.

Duduk tepat di sebelah daddynya ia lakukan, senyum menyedihkan juga sudah ia terapkan. Sang Papa hanya menatap anaknya sinis seolah tau apa maksud dari sang putra.

"Kamu kenapa?" Tanyanya Alesha pada anaknya keheranan.

Ale tersenyum, "Mah, besok aku dikasih uang saku kan?"

"Enggak," sahut lelaki dengan setelan piyama polos itu.

Ale berdecak sebal, "20 ribu aja deh dad, aku butuh uang "

Aksa memutar kedua bola matanya malas, "10 ribu atau enggak?"

"Tambahin 5 ribu kenapa sih pah?" desak Ale yang mendapat tatapan tajam dari papanya.

Ale menghela napas, "Yaudah deh, awas ya besok mama gak ngasih Ale uang," ujar Ale melihat Alesha.

"Dih, terserah mama lah. Uang juga uang mama bukan papa mu," balas wanita paruh baya itu menggoda.

Ale berdecak, "Mama gak asik ah, lagian kenapa juga Ale harus dihukum. Kayak anak kecil tau gak!" ujar Ale kesal.

"Makanya kalau mau ngerokok tuh pinter dikit napa, jadinya papa yang kena!" balas Aksa.

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang