ALESIALAN

80 17 3
                                    

"Lo kenapa bisa dihukum sih?" tanya seorang wanita berambut bergelombang.

Alesea meringis mengingat kejadian tadi pagi, "Gue kan udah bilang mau bolos, eh ketemu tuh cowok gila."

"Lo gak lagi bohong kan?" tanya wanita berhijab putih memastikan.

"Jujur aja kali!" desak wanita berambut ikal.

Aku mengangguk, "Gue serius."

"Beneran kan?" balas mereka bertiga serempak.

Alesea mendengus kesal, "Kalian gak percaya sama gue?"

"Oke percaya," pungkas mereka.

"Ella! Lo lagi deket sama Benicio?" tanya Alesea dengan tatapan penuh tanya.

Perempuan bernama Ella itu pun mengangguk, "Kenapa dia deketin gue ya?"

"Kok lo gak ngasih tau gue sih?" teriak Greisy.

"Iya bener, jahat banget!" sahut Leila menyetujui ucapan Greisy.

"Ini kan lagi ngasih tahu kalian."

Sebelum Ella kembali berbicara, seorang guru berkacamata bulat telah masuk ke dalam kelas tanpa berucap apapun. Ella dan Leila yang notabenya bukan dari kelas ini pun langsung menyelonong pergi.

Hal ini membuat Greisy menatap Ella kesal, dirinya sangat menginginkan alasan dari Ella.

"Kenapa?" tanya Alesea tanpa ekspresi.

Greisy hanya mengangkat bahunya acuh.

Tak lama, suasana di kelas ini sungguh menyeramkan. Apalagi dengan raut wajah yang ditampilkan seorang wanita paruh baya dengan setelan pakaian berwarna cokelat susu itu.

"Selamat siang."

"Siang bu."

"Saya meminta Alesea maju ke depan untuk presentasi hasil pekerjaan kamu terkait tugas Ibu minggu lalu," pintanya dengan tegas.

Alesea menghela napas lelah, kenapa selalu harus dirinya?

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, Alesea mengeluarkan selembar kertas yang berisi tugasnya lalu maju ke depan kelas.

"Sebelum itu, saya mohon maaf bila menggunakan tangan kiri karena tangan kanan saya terluka."

"Jadi, untuk melengkapi tugas PKWU saya menentukan untuk membuat kain tenun ikat Dayak yang berasal dari Kalimantan Barat dengan sketsa seperti ini," ujarnya lalu menunjukkan kertas yang telah ia bawa.

Alesea menghela napas sebelum melanjutkan, "Saya membuat kain ini karena saya merasa masih sangat sulit untuk menemukan kain ini di daerah sekitar saya, motif yang begitu rumit juga membuat saya tertarik untuk mencobanya. Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, apakah ada pertanyaan?"

○○○○

"Bang, temen lo kenapa?" tanya Bonito pada sang kakak.

Benicio menatap Ale yang sedang menatap keluar lewat jendela, Benicio mengikuti arah pandang lelaki itu.

Lelaki dengan potongan belah tengah itu tersenyum, "Tuh!" tunjuknya menggunakan satu alisnya.

Bonito melihat apa yang kakaknya tunjukkan, dia berdiri menghampiri Ale juga Bonaro di tempat duduk sampingnya.

"Cantik ya?" tanya lelaki itu mengkagetkan lelaki di sampingnya itu.

"Sialan!" umpat Ale lalu memukul lengan Bonito yang mencoba duduk di depan tempat duduknya.

"SAKIT BANGSAT!" teriak lelaki itu yang membuat Bonaro menggebrak meja.

ALESSANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang