530 64 7
                                    

Sunoo mengira setelah dirinya memberikan Heeseung kotak bekalnya, Heeseung akan langsung pergi meninggalkan ia dan teman-temannya. Tapi ternyata tidak, Heeseung malah ikut bergabung dengannya. Bahkan tak hanya Heeseung, kini ada beberapa anak dari jurusan Heeseung yang ikutan bergabung, seperti Jay, Jisung, dan Minhee, kekasih Yujin. 

Sunoo tidak terlalu mengetahui Jisung, tapi Yujin tau. Mungkin ia adalah orang yang pergi ke safari kemarin itu, pikirnya. 

Sunoo melirik ke arah Heeseung yang sedang asik mengunyah bekal darinya. "Enak gak?" Tanya Sunoo ingin tau, apakah Heeseung menyadari rasa yang aneh pada bentonya. 

Yang sedang asik memakan hanya membalas pertanyaan Sunoo dengan anggukan dari kepalanya. Sunoo merasa kurang puas dengan jawaban dari Heeseung. 

"Udangnya?" Tanyanya memastikan. 

"Enak," jawab Heeseung, "rasanya kayak dumpling yang waktu itu lu bikin." 

Belum sempat Sunoo melanjutkan berkomentar, tiba-tiba tangan Jay dengan secepat kilat mengambil udang yang berada di kotak bekal yang sedang Heeseung santap. Dengan sekali lahap, udang itu menghilang dari penglihatan Sunoo dan masuk ke dalam mulut Jay. 

"Ih, kok asin banget dah? Yang masak mau kawin apa gimana?" Keluhnya sesaat ia sudah mengigit udangnya. 

"Makanya jangan suka salty di twitter, sampe kebawa ke makanan yang lu makan kan rasa salty-nya." Sindir Heeseung. 

Sunoo hanya menatap bingung ke arah Heeseung. Benar yang dikatakan oleh Jay, udang buatan Sunoo itu memang rasanya asin, bukan disengaja ya tentunya. 

"Sumpah asin, anjir." Katanya tetap, "siapa sih yang masak?" 

"Gak kok, enak ini rasanya pas." Heeseung juga ikut-ikut bersikukuh dengan opininya. 

"Tapi itu udangnya emang rada asin sih," cicit Sunoo, kebetulan Jay dan Heeseung masih bisa mendengarnya. 

"Tuh kan, Sunoo aja sependapat sama gue." Jay menunjuk-nunjuk Sunoo. "Batu bener lo dibilangin. Lagian siapa dah yang masak? kan gak mungkin mak lo." 

Waktu Jay bertanya kepada Heeseung siapa yang memasakannya bento ini, seketika jantung Sunoo jadi berdegup lebih cepat. Entah mengapa Sunoo menjadi salah tingkah sendiri, Heeseung yang berada di sebelahnya juga ikut memperhatikan Sunoo. 

"Jangan-jangan ini dari pacar lu ya, makanya lu denial sama rasa asin udangnya." Lanjut Jay, "ah dasar, bucin." 

Heeseung yang digoda oleh Jay ini bukannya menjawab, dirinya malah masih sibuk melanjutkan makan. Jay yang sudah tidak mau mengganggu Heeseung, kini beralih kepada Sunoo dan teman-temannya. 

"Jadi, gimana kelanjutan kalian dan si crush siapapun itu." Dari perbincangan terakhir Jay dengan Sunoo dan teman-temannya, memang tidak berlangsung dengan baik. Tapi Jay senang saja mendengar mereka itu bercerita, seperti sedang mendengarkan lenong, pikir Jay. 

"Nanti ya kak, di rumah Sunoo aja." Ucap Sohee asal, yang mendapat tatapan sinis dari Sunoo. 

"Apa-apaan jadi di rumah gue?" Keluhnya. 

"Ngapain ke rumah Sunoo?" Tiba-tiba Heeseung tertarik dan menjadi masuk ke dalam percakapan mereka. 

"Rapat negera, orang yang gak berkepentingan kayak lu dilarang nimbrung." Kata Jay jutek, asinnya jadi pindah ke mulutnya sepertinya. 

"Biasa kok bang, kita cuma ngobrol-ngobrol aja." Jelas Yujin, merasa kasihan oleh Heeseung sebab ia menjadi left out, "kebetulan pas kita main kemaren, ada bang Jay ikut nimbrung. Makanya sekarang sok-sokan akrab sama kita sekarang." Memang Yujin itu baik, tapi jangan lupakan pada dasarnya Sunoo dan teman-temannya ini mempunyai mulut sampah. 

mendengar penjelasan Yujin, membuat Sunoo, Sohee dan bahkan Heeseung cekikikan. Jay sebagai korban ejekan mereka hanya bisa memasang muka masamnya. 

"Emangnya ngobrolin apa?" Tanya Heeseung kepada mereka, walau matanya menatap ke arah Sunoo. 

"Ngobrolin crush nih bocah." Ucap Sohee sambil menyenggol lengan Sunoo, yang disenggol malah menatap Sohee dengan pandangan horornya. 

Jay memasang muka terkejutnya, "oh anjir, ternyata kemarin kita ngomongin doi  lu, Noo?" Tanya Jay memastikan. Jelas sekali Sunoo tidak akan mau menjawabnya, sebab topik pembicaraan mereka saat ini sedang duduk di sebelah Sunoo. 

Kali ini Sohee ingin sekali mengutuk mulut sampahnya ini. Kok bisa dengan bodohnya Sohee membongkar rahasia Sunoo. 

Keadaan menjadi canggung sebab tidak ada yang berani membuka suara lagi. Jay tadi sudah bertanya, tetapi Sunoo sepertinya enggan untuk menjawab pertanyaan Jay. Lalu pandangan Heeseung juga sedari tadi tidak lepas dari Sunoo, membuat Sunoo semakin salah tingkah. 

"Wih, mendung, balik apa gue yak?" Sohee berusaha kabur dari kecanggungan ini. 

Dalam hati Sunoo, sudah penuh dengan cacian dan makian yang akan ia berikan kepada Sohee, bila hanya ada mereka berdua saja. Kurang ajar sekali si Sohee karena mulutnya yang ember, ia jadi menyebabkan keadaan yang canggung seperti ini. 

"Ikut," pinta Sunoo. 

"Apaan, kagak ada, token gue abis." Tolak Sohee, "Gue mau numpang di kamar Wonbin." 

"Lu mau balik?" Tanya Heeseung. 

Iya, Sunoo ingin pulang. Tapi ia pulangnya tidak mau dengan Heeseung. Tetapi tidak mungkin Sunoo langsung bilang begitu kepada Heeseung, bisa-bisa Heeseung malah akan kembali membencinya. 

Dengan sigap Heeseung langsung merapihkan bekal yang ia santap tadi. Sunoo sudah mulai berdoa dan berpikir supaya Heeseung tidak bisa mengantarkannya pulang. Ia melirik ke arah Yujin, tapi yang dilirik malah membuang muka. Teman-temannya ini kenapa pada afk semua sih, keluhnya. 

"Lu bukannya ada kelas?" Tanya Sunoo, berusaha membatalkan misi Heeseung untuk mengantarnya. 

"Lagi ada pengukuhan guru besar, makanya kelas-kelas pada diganti." Jelasnya. 

"Ah monyet, berarti gue gak ada kelas dong nanti?" Jay mengeluhkan nasibnya yang harus jauh-jauh datang dari rumah ke kampus demi mendapati kelas yang ditiadakannya ini. 

Heeseung menyemangati Jay dengan menepuk-nepuk bahunya, "Semangat bro, gue balik dulu." Pamit Heeseung, "yuk," ajaknya kepada Sunoo.

Sunoo bingung haruskah ia bangun dari duduknya atau tetap berdiam di tempatnya. Tapi Sunoo memutuskan untuk berdiri dan mengikuti Heeseung. Ia takut bila ia tak berdiri, nantinya malah Heeseung seret dirinya ke parkiran. 

"Gue juga balik dulu, duluan ya semua," pamitnya, "bye, perek." Yang satu itu ditujukan untuk Yujin seorang. 

Bahkan dalam perjalanan mereka ke parkiran, Sunoo enggan untuk memulai percakapan. Biasanya akan ada saja topik yang mereka bicaran, tapi untuk sekarang entah mengapa memikirkan topik saja membuat Sunoo menjadi malu sendiri. 

"Lu kenapa diem aja?" Tanya Heeseung yang melihat Sunoo yang diam dan tidak cerewet. 

"Gapapa." 

"Gue gak bakalan nanya tentang crush lo itu kok, ngerti gue sama yang namanya privasi." Ucap Heeseung, seperti biasa ia berbicara layaknya orang yang bisa membaca pikiran Sunoo. 

Sejujurnya Sunoo hanya menjadi salah tingkah saja bila berada di dekat Heeseung. Sebelumnya saat ia belum membicarakan hal bekal dengan teman-temannya, Sunoo merasa biasa saja. Tapi, ketika Sohee berteriak kepada Heeseung tadi, dan Sohee yang membeberkan kepada orang-orang di kantin tadi bahwa Sunoo mempunyai crush, walau tidak mebeberkan namanya, Sunoo menjadi salah tingkah sendiri. Salah tingkah sebab ia ternyata mulai menyukai Heeseung, musuh bebuyutannya. 


Suka dan Luka [HEESUN / HEENOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang