Sunoo sudah disuruh mundur duluan, bukan oleh tukang parkir tapi sama crush-nya sendiri alias si Heeseung. Sepertinya kisah cinta Sunoo harus kandas dulu sebab ia sudah ditolak dari awal.
Entah apa maksud Heeseung yang menyuruhnya untuk melupakan crush-nya. Apa sebenarnya Heeseung tau bahwa Sunoo menyukai dirinya maka dari itu Heeseung menyuruhnya mundur. Tetapi, Heeseung tau dari mana bahwa Sunoo menyukainya? Apa dari Jay?
Tebakan Sunoo sih mengatakan bahwa itu adalah Jay. Maka dari itu, di siang hari yang sangat terik ini, Sunoo rela berjalan jauh dari fakultasnya ke gedung fakultas Jay. Ia berniat untuk melabrak Jay karena mulutnya sudah ember, sepertinya.
Sunoo memasuki gedung J, di mana biasanya Jay menghabiskan waktunya untuk kelas atau sekedar ngadem sambil menunggu kelas selanjutnya. Sunoo nampaknya juga tidak kesusahan saat mencari Jay di gedung tersebut, sebab gedung J ini sudah seperti gedung fakultasnya sendiri.
Bukan karena Sunoo pernah mengambil kelas di gedung ini, melainkan ia sering menunggu atau bahkan menemui Heeseung di gedung J ini. Bisa dibilang gedung J ini sudah menjadi bagian dari dirinya dan Heeseung.
Bila orang-orang menaruh orang-orang kesayangannya di sebuah lagu, Sunoo menaruh orang kesayangannya di sebuah gedung fakultas. Intinya adalah, jangan taruh orang baik di lagu maupun gedung fakultas.
Di setiap ujung ruangan gedung ini mempunyai kisahnya dengan Heeseung. Sunoo teringat ia dan Heeseung pernah duduk santai sambil menikmati cookies yang dibawanya. Mereka makan di kursi coklat depan ruang janitor. Mereka memilih makan di situ sebab jarang orang berlalu-lalang, jadi serasa gedung J ini hanya milik mereka berdua saja.
Tidak mau terlalu larut dalam kesedihannya, Sunoo cepat-cepat menggeleng kepalanya upaya menyadarkan dirinya, "apasih njir, gue lebay banget." Ucapnya.
Langkah kaki Sunoo membawanya ke arah lantai 3, di sana biasanya Jay akan menghabiskan waktunya untuk menunggu kelas selanjutnya.
Bagaimana Sunoo bisa tau? tadi Sunoo sengaja mengirimi pesan yang berisi ingin mengantarkan makanan untuk Jay, jadi ia meminta lokasi Jay saat ini di mana. Tanpa curiga Jay langsung memberikan lokasinya kepada Sunoo. Tanpa Jay ketahui juga, bukan makanan yang akan diberikan oleh Sunoo, melainkan ujaran kebencian serta cacian dan makian kepadanya. Jay sudah masuk ke dalam perangkap.
Sesampainya di lantai 3 ini, Sunoo dapat dengan mudah langsung menemukan Jay karena hanya ada Jay saja di balkon ini, dan mungkin ada sejoli yang Sunoo sama sekali tak kenali sedang asik bermesraan.
Ia langsung membawa langkahnya ke arah Jay, dilihatnya Jay sedang asik menonton Bang Windah sambil menyesap rokok ke mulutnya. Jay tertawa terbahak-bahak sampai-sampai ia terbatuk. Entah itu batuk karena saking ngakaknya atau karena ia tersedak oleh tarikan rokoknya sendiri.
Sunoo tidak senang dengan pemandangan di depannya, ia tidak suka melihat orang yang telah mengkhianatinya sedang asik bersenang-senang di atas penderitaanya.
PLAK
Jay langsung memegang kepala belakangnya dengan tangannya, kepala Jay juga langsung mengarah ke orang yang diyakini Jay telah memukul kepalanya tanpa dosa.
"Anj-- Sunoo?!" Bukannya marah, Jay malah terkejut melihat pelaku yang memukul kepalanya itu.
"Lo mau ngatain gue anjing? Asal lo tau ya, lo yang kayak anjing tau gak?!" Tanpa menggubris muka terkejut dan rasa sakit Jay, Sunoo lagi-lagi langsung menyerang Jay dengan umpatannya.
Jay hanya menunjukkan wajah bingungnya, tidak tau maksud Sunoo itu apa sampai-sampai ia marah sedemikian rupa.
"Gue kira lu bisa jaga rahasia, kak, makanya gue mau mau aja untuk ceritain crush gue ke elo." Katanya, "ternyata lo malah nyepuin ke kak Heeseungnya langsung." Lanjut Sunoo.
Jay membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. "Ngomong napa sih, kak, lu malah buat gue jadi bersalah karena geplak kepala lo." Keluh Sunoo saat Jay tidak berkata apa-apa dan malah menunjukkan muka melongo tak percayanya.
"Tunggu tunggu, lo suka sama Heeseung? Sejak kapan?" Sunoo memutar matanya malas, kenapa pula Jay harus pura-pura terkejut padahal Jay yang membocorkan rahasia terbesarnya.
"Gak usah akting kaget gitu lah kak, lo pikir gue bloon dan akan kemakan sama akting sok terkejut lu itu." Kata Sunoo sudah terlanjut malas.
"Jangan bilang capung itu Heeseung?" Jay masih terkejut. Gimana gak kaget, ternyata selama ini si capung itu Heeseung. Gak pernah terlintas di pikiran Jay kalau Sunoo suka atau bahkan naksir dengan Heeseung. Selama ini mereka berdua suka adu bacot, mungkin akhir-akhir ini saja sih Jay merasa mereka udah mulai jarang bertengkar. Tapi tetap aja Jay shock.
"ANJING LU NAKSIR HEESEUNG?" Setengah teriak Jay mengatakannya, jelas membuat Sunoo panik dan menyiapkan ancang-ancang untuk memukul kepala Jay lagi.
"Bisa gak lu tuh gak usah pura-pura kaget, kak? Gue tau lu sahabatan sama kak Heeseung tapi bukan berarti lu bisa seenak jidat ngasih tau kak Heeseung kalau gue naksir sama dia."
Sunoo mengharapkan Jay akan berbicara sepatah dua kata kepadanya. Tetapi, bukannya mendengar suara Jay, Sunoo malahan mendegar suara yang sangat tak asing di kupingnya. Ya, suara yang dulu amat sangat Sunoo benci, tetapi akhir-akhir ini suara itu yang selalu Sunoo harapakan untuk ia dengar tiap hari.
"Noo, lu naksir gue?" Kini giliran Sunoo yang terkejut, tubuhnya kini membeku dan ia enggan untuk menolehkan dirinya ke arah sumber suara.
Kini apa yang dirasakan Jay langsung berpindah pihak kepada Sunoo. Bedanya Sunoo lebih panik saja dan tidak bisa berbicara atau bahkan bergerak dari tempatnya.
Karena posisi Sunoo masih membelakangi Heeseung, Heeseung akhirnya berpindah tempat ke depan Sunoo. "Noo, lu naksir gue?" Heeseung mengulang pertanyaanya.
Tertekan. Itu yang dapat Sunoo rasakan saat ini. Ia merasa amat sangat tertekan karena Heeseung, selain tertekan ia juga malu.
PLAK
Tidak, Sunoo tidak memukul kepala Sunoo lagi. Dan Jay tidak juga memukul kepala Sunoo. Kini tangan Sunoo karena saking paniknya, ia malah tidak sengaja memukul kepala Heeseung.
"Anjir ..." Bahkan Jay sampai terkejut dibuat Sunoo oleh tangannya yang tiba-tiba sekali memukul Heeseung. Wajah Jay juga sudah tidak terkontrol lagi, ia menahan tawanya sebab orang yang lumayan disegani ini baru saja dipukul di kepala oleh bocah ingusan.
Yang baru saja dipukul oleh Sunoo, jelas terkejut dan memandang Sunoo kebingungan sambil memegang bekas pukulannya di kepalanya.
Heeseung memandang Sunoo dengan penuh pertanyaanya, Sunoo yang dipandangi begitu akhirnya memilih untuk kabur dari situasi mencekamkan ini.
"Maaf." Cicit Sunoo dan ia segara melangkahkan kakinya keluar dari balkon gedung J. Ia awalnya berjalan cepat dan pada akhirnya ia berlari.
"Anjir ... HAHAHAHAHAHAH dipukul bocah ingusan." Ledek Jay dengan tawa khasnya setelah Sunoo pergi meninggalkan mereka.
Heeseung tidak menggubris ledekan Jay, "Jay, lu tau selama ini kalau Sunoo naksir gue?" Alih-alih Heeseung malah menanyakan pertanyaan yang mengganggu pikirannya saat ini.
Yang ditanya hanya menggeleng saja, "abis ini lu mau tumpengan kah karena udah disukain balik sama crush lu?" Jay malah lanjut menggoda Heeseung yang hanya dibalas dehaman dan Heeseung malah meninggalkan Jay sendiri di balkon bersama dengan Bang Windah yang secara tidak sadar ikutan menjadi saksi dari berita menggejutkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suka dan Luka [HEESUN / HEENOO]
Rastgele"Kalian bisa gak kalau ketemu ngobrolnya biasa aja, gak perlu tarik urat begini?" Lagi-lagi keluhan dari Jay. Gimana caranya Heesung dan Sunoo gak ribut, orang setiap ketemu aja Heesung suka sekali memancing amarah Sunoo. Bagi Sunoo memang menyeba...