Apakah pertemuan Heeseung dan Sunoo ini hanyalah kebetulan belaka? Jelas tidak.
Awalnya Heeseung mau menolak ajakan Jihye, sebab siapa sih yang mau keluar di hari liburnya saat sudah dibantai oleh tugas dan laprak selama berhari-hari. Tetapi saat Heeseung memeriksa zenly miliknya, ia melihat Sunoo sedang berada di kafe tempat biasa Heeseung mengadakan tutor hanya atau sedang bermain saja. Dan pada akhirnya ia mengiyakan ajakan Jihye.
Tak lupa juga Heeseung mengabari teman-temannya untuk ikut bergabung. Jadi bila Heeseung dan Jihye sudah sampai di kafe dan ternyata tidak menemukan keberadaan Sunoo, setidaknya Heeseung tidak akan berakhir berduan saja dengan Jihye.
Untungnya semuanya berjalan dengan mulus. Heeseung bisa menghabiskan waktunya dengan Sunoo yang berada persis di sebelahnya. Walau fokus Sunoo sebenarnya lebih kepada laptopnya, bahkan kedua telinganya dikaitkan dengan earphone.
Merasa ada mata yang sedari tadi memandanginya, Sunoo akhirnya menoleh ke arah Heeseung. "Kenapa?" Tanyanya, sebab ia menangkap Heeseung yang sedang memperhatikannya.
Heeseung menggeleng dan menggumamkan sesuatu, tidak terlalu terdengar oleh Sunoo sebab ia masih menggunakan earphone-nya. Sepertinya tidak terlalu penting, lagu yang terputar saat ini merupakan kesukaan Sunoo. Jadi ia tidak mau repot untuk melepaskan atau mengecilkan volume pada earphone miliknya.
Nampaknya Heeseung juga tidak terlalu keberatan dengan Sunoo yang saat ini sedang menikmati dunianya sendiri. Sebab Heeseung juga sedang menikmati miliknya, yaitu Kim Sunoo.
Tidak kerasa waktu berjalan dengan cepat, padahal berasa seperti 5 menit sejak Heeseung yang memandangi Sunoo. Kini Heeseung tengah memperhatikan Sunoo dan teman-temannya yang sedang merapihkan barang bawaan mereka.
"Kok beres-beres, udahan?" Tanya Heeseung pada Sunoo.
"Iya, udah jam 8 malem gue dah dicariin sama mama. Lu gak dicariin mama Nara?" Sunoo balik bertanya. Heeseung sebenarnya tidak mempunyai jam malam sih, jadi ia bingung juga harus menjawab Sunoo bagaimana.
"Ya udah, yuk balik." Ajak Heeseung, yang jelas menarik perhatian bagi orang-orang di sekitarnya.
Sunoo hanya diam memperhatikan Heeseung, "Gue balik sama Yujin." Ucapnya.
Heeseung melemparkan pandangan ke Sunoo lalu ke Yujin lalu kembali lagi ke Sunoo, "udah malem, kasian Yujin harus muter-muter. Lo balik sama gue aja."
Yujin memang pandai membaca situasi akhirnya setuju dengan Heeseung, "iya Noo, kasian gue gak sih. Gue perempuan pulang sendirian." Sunoo sudah berdecak sebal saja, ia tau akal-akalan Yujin. Tapi ia pasti akan berterima kasih juga kepada temannya ini yang telah memberikan momen bersama dengan capung nya.
十 二
"Lu jahat sih, kak." Kalimat pertama yang keluar dari mulut Sunoo saat ia tengah bersama dengan Heeseung di dalam mobil.
Gimana Sunoo tidak kesal dan mengatai Heeseung 'jahat', Heeseung rela meninggalkan Jihye hanya demi mengantar Sunoo. Padahal sangat jelas Heeseung yang datang bersama Jihye, mengapa perginya dengan orang yang berbeda.
"Ada si Taehyun kok, dia mau sepik-sepik nganterin crush nya." Heeseung memberikan pembelaanya sebelum ia diamuk oleh Sunoo dan disuruh putar balik.
"Lho, Jihye bukannya sama lu ya? Serem atau emang terlalu baik dah pergaulan anak teknik, sampe pacar aja juga dibagi-bagi."
Tangan Heeseung reflek mencubit pipi gembul milik Sunoo, "asal bunyi aja deh lu kecil, sejak kapan Jihye tuh pacar gue."
"Ih, jangan pegang-pegang pipi, nanti gue jerawatan." Keluh Sunoo saat pipinya disentuh, "lagian lu selalu diintilin terus sama Jihye, gue kan ngiranya kalian ada sesuatu."
Heeseung hanya memasang muka malasnya saja, tidak menggubris Sunoo dan memberikan fokusnya sepenuhnya kepada jalanan yang ada di depan mereka.
Merasa tidak diacuhkan, Sunoo akhirnya memilih untuk memberikan pertanyaan lagi kepada Heeseung, "Kalau Jihye bukan pacar lu, terus pacar lu siapa?"
"Belum ada." Jawab Heeseung singkat.
"Masa sih gak ada, bohong banget." Sunoo tidak terima dengan jawaban Heeseung. Heeseung juga tidak terima dengan nasibnya, tapi Heeseung harus menyalahkan siapa.
"Kenapa dah lu gak percayaan banget, emangnya orang kayak gue gak boleh gak punya pacar apa?"
"Ya bukannya gak boleh, gue lebih gak ke percaya aja?" Jelas Sunoo, "lu kan ganteng, wangi, terus banyak duit dan cekatan juga, sayang ibu juga, masa gak ada yang nyantol juga sama lu, kak?"
Kata demi kata yang keluar dari mulu Sunoo telah didengarkan baik-baik oleh Heeseung. Heeseung tidak salah dengar kan, Sunoo baru saja memuji setelah sekian lama ini mereka selalu menghina satu sama lain.
"Akhirnya lo mengakui kalau gue itu ganteng dan banyak duit." Bukannya menjawab pertanyaan Sunoo, Heeseung malah memilih untuk menggoda Sunoo karena ia pernyataan Sunoo barusan tentang kegantengan dirinya itu.
Sunoo memutar bola matanya malas, ia lupa yang ia ajak obrol ini adalah Lee Menyebalkan Heeseung. "Gue bilang lo ganteng untuk menghormati mama Nara yang cantik aja, gak usah kepedean." Ucapnya malas.
Bukan Heeseung namanya kalau ia tidak menumpahkan bensin ke api yang panas, alias ia senang sekali untuk memanas-manasi Sunoo. "Alasan lu kayak kaki seribu, alias banyak banget."
"Terserah."
Sunoo pada akhirnya menyerah dan kini ia kembali menyibukan dirinya dengan ponselnya. Heeseung melirik sekilas ke arah Sunoo, menyadari kalau orang di sebelahnya ini sedang kesal.
Apakah Heeseung pernah mention, bahwa Sunoo akan terlihat menggemaskan bila ia sedang kesal. Nah, itu lah alasan mengapa Heeseung suka membuat Sunoo kesal. Heeseung mau melihat Sunoo yang menggemaskan. Walau kadang Heeseung sadari, kadang candaanya kepada Sunoo suka terlewat batas.
"Gak ada yang cocok, Sunoo." Kata Heeseung pada akhirnya, kini Sunoo pandangan Sunoo sudah tidak ke ponselnya lagi melainkan kepada Heeseung.
"Kalau orang yang lu taksir?" Tanya Sunoo aji mumpung. Semoga saja nama dia yang keluar atau mungkin 'tidak ada' dari mulut Heeseung saat ia menanyakan hal ini. Namun yang keluar dari mulut Heeseung malah sedikit mematahkan hati Sunoo.
"Orang yang gue taksir malah naksir orang lain." Balas Heeseung yang langsung membuat keadaan di antara mereka berubah menjadi hening. Heeseung melirik ke arah Sunoo yang nampak kecewa. "Kok lu kayak sedih gitu?"
Seperti tertangkap basah padahal Sunoo tak melakukan kesalahan apapun, ia menjadi panik sendiri dan malah asbun untuk yang kesekian kalinya. "Gak apa-apa, kayak gue bisa mengerti lo, kok. Soalnya crush gue juga naksir sama orang lain."
"Crush yang waktu itu disinggung sama Sohee di kantin ya?" Tanya Heeseung. Sialnya bagi Sunoo adalah mengapa Heeseung masih mengingat-ingat kejadian yang memalukan tersebut.
Sunoo hanya mengangguk saja, "tapi setidaknya lo masih bisa mejuangin crush lo gak sih, sebelum ada komitmen yang sedang blio pegang saat ini." Lanjut Sunoo.
"Gue sebenernya mau main dukun aja." Balas Heeseung yang mendapatkan pukulan pada bahunya oleh Sunoo. "Aduh," responnya. "Tapi kayaknya kalau di-case lo, mending lo mundur aja deh Noo, cari yang lain aja jangan crush lu. Gue yakin pasti ada kok yang naksir sama lo." Usul Heeseung.
Tanpa Heeseung ketahui, sarannya untuk Sunoo itu bisa merugikan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suka dan Luka [HEESUN / HEENOO]
Acak"Kalian bisa gak kalau ketemu ngobrolnya biasa aja, gak perlu tarik urat begini?" Lagi-lagi keluhan dari Jay. Gimana caranya Heesung dan Sunoo gak ribut, orang setiap ketemu aja Heesung suka sekali memancing amarah Sunoo. Bagi Sunoo memang menyeba...