...happy reading..
Zhou shiyu benar benar terkejut, didalamnya berisikan isi cutter banyak sekali
" wang yi " ucapnya lalu segera berlari menghampiri wang yi yang masih betah memejamkan matanya
Dengan tangan gemetar zhou shiyu mengangkat lengan baju milik wang yi, matanya memanas Ketika tebakannya benar, disana ditangannya wang yi mencoret coret tubuhnya dengan pisau
" yiyi, sebegitu beratkah beban yang kau pikul, sebesar itukah rasa sakit yang selalu kau rasakan, sungguh ini sangat menyakitkan, berbagilah, yiyi ah, kau tidak sendiri " ucap zhou shiyu pelan
Dengan pelan dan hati hati, shiyu melipat lengan baju wang yi, dan mulai mengobati luka luka itu, yang bahkan disebagian lukanya masih terlihat darah yang mengering disana.
Zhou shiyu, gadis itu hanya terdiam tanpa ekspresi apapun, mengerti betul sekarang mengapa wang yi selalu menggunakan baju berlengan Panjang itu adalah untuk menutupi luka luka yang ia buat sendiri
Sungguh, zhou shiyu tidak tau mengapa bisa gadis dengan tatapan tajam ini begitu rapuh seperti ini, dan mengapa bisa seperti ini.
Luka yang seperti apa yang telah ia dapatkan, luka sebesar apa hingga membuatnya seperti ini.
Zhou shiyu duduk dilantai, menyandarkan tubuhnya kepada Kasur milik wang yi, Kasur yang tidak terlalu tinggi itu membuatnya tidak terlalu sulit, malah membuatnya sedikit nyaman, tangannya memainkan jari jari wang yi yang Panjang itu, kulitnya sungguh putih, zhou shiyu mengagumi apapun yang berada di tubuh wang yi.
Yang tanpa shiyu sadari bahwa wang yi sudah terjaga sejak tadi, sejak shiyu memainkan jari jarinya, tetapi wang yi hanya diam, matanya melihat lengan bajunya yang tergulung.
" ehem " wang yi berdehem pelan membuat shiyu menegakan badannya dan menatap wang yi dengan seksama.
" sudah bangun ? bagaimana apa masih sakit ? " tanyanya pelan, tubuhnya didekatkan kearah wang yi membuat wang yi sedikit terkejut
" hm sudah lebih baik " ucap wangyi lalu membenarkan lengan bajunya yang tergulung
" maaf " wang yi berucap lagi, membuat shiyu mengernyitkan keningnya
" untuk apa yiyi "
Wang yi menggeleng
" kamu ngga salah yiyi "
" maaf "
" iya, aku maafin "
Wang yi menatap zhou shiyu lekat lekat, disana kosong dan tidak ada harapan, bahkan untuk hal yang bukan karena dirinya, wang yi terus meminta maaf.
" eum " garis bibir itu berubah sedikit, hanya sedikit melengkung, senyuman yang benar benar sedikit.
" kamu boleh pulang " ucap wang yi
" kenapa ? kenapa aku harus pulang ? "
" jika kamu mau "
" ngga, aku ngga mau, aku bener bener ngga mau aku mau disini "
" kenapa "
" karena kamu berharga, aku ngga mau ninggalin kamu sendiri disini, aku ngga mau hal berharga yang sedang aku upayakan terluka "
" tapi, bahkan aku sudah penuh dengan luka, kamu tidak semestinya masuk kedalam Lukaku zhou shiyu "
Zhou shiyu menatap wang yi, untuk pertama kalinya dalam 3 tahun wang yi menyebut Namanya dan berbicara sebanyak dan selama ini bersamanya.
"Biarkan aku menjelma sebagai binar mu amerta didalam relung hatimu wang yi, akan ku jaga daksamu dengan baik "
" hidupku seperti jenggala, gelap dan sunyi, binarmu mungkin tak sanggup untuk masuk menembusnya "
" maka akuu akan terus menjaga binarku agar bisa memasuki jenggalamu, aku akan terus bersinar entah itu sebagai arunika maupun swatamita "
" aku tidak tau, apa kau akan berhasil atau malah ikut terjebak didalamnya "
" lalu Ketika aku ikut terjebak, maka aku akan menarik tanganmu dan berjalan Bersama menuju kebahagiaan "
" tetapi, jika tak ada jalan apakah akan terus berjalan meski kau tau akhirnya memang akan terus tenggelam dan terjebak didalam luka ini "
" jika, tak bisa kutemukan jalan keluar, maka aku dan kamu akan menciptakan jalannya "
Wang yi menyerah, sebenarnya masih ingin menyangkalnya tetapi semakin dirinya menyangkalnya dirinya semakin tau bahwa gadis yang dihadapannya akan terus menjawab setiap kata yang ia lontarkan.
" mungkin ini tak akan mudah atau bahkan cenderung sulit "
" aku akan melewatinya dengan baik "
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
JENGGALA
Teen Fictionwang yi biarkan aku menjelma sebagai bunarmu amerta dalam hatimu akan ku jaga daksamu dengan baik meskipun kau ucapkan hidupmu bak jenggala gelap dan sunyi, dan mungkin binarku tak mampu menembusnya, aku akan tetap memaksa aku akan terus menjaga bi...