Naya berjalan menyusuri lorong untuk sampai ke kelasnya, hari ini dia cukup lesu dan tak bersemangat karena keributan di rumahnya tadi malam.
Sang ayah sangat marah besar saat melihat Matt yang babak belur.
Bukan Naya yang melaporkan kejadian itu pada ayahnya, dia awalnya hanya mengancam Matt agar dia tak melakukan hal itu lagi tanpa benar-benar melaporkan pada ayahnya.
Namun ternyata sang ayah tiba-tiba pulang dari luar kota tanpa mengabari mereka semua.
Matt di marahi habis-habisan dan sekarang dia harus menuruti semua keinginan ayahnya. Jika tidak, semua fasilitas yang dia dapatkan akan di cabut dan Matt akan di pindahkan ke luar negeri.
"Naayyy!!! Nayaaa" panggil seseorang dengan senyum manisnya.
"Eh Cila, tumben banget pagi-pagi udah dateng"
"Iya nih abisnya takut sama si Reva"
"Lah emang kenapa?"
"Liat aja tuh" dia menunjuk ke arah pojok kelas dengan seorang wanita yang sedang menulis di bukunya.
"Astaga Reva, kebiasaan ya tugas di kerjain di sekolah, mana nyontek lagi" omel Naya pada wanita itu.
"Ihh sttt jangan pada ganggu gue kenapa sih, masih banyak nih tugasnya!"
"Lagian pr tuh di kerjain di rumah"
"Udah udah sttt kalo gak mau bantu minimal diem kalian!"
Reva dan Cila adalah sahabat terbaik Naya, mereka selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka.
Naya dan Reva sudah bersahabat sejak mereka masih kecil karena kedekatan kedua orang tua mereka.
Dulu Naya sangat bersemangat untuk mengikuti acara kedua orangtuanya karena di sanalah dia bisa bertemu Reva dan pada akhirnya mereka bisa 1 sekolah saat di SMP.
Sedang Cila adalah anak yang sangat pendiam, dia anak tunggal dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai dokter.
Karena orangtuanya yang over protektif, Cila setiap hari di jemput oleh sopir dan jarang sekali di izinkan untuk keluar rumah yang membuatnya selalu sendirian serta tak punya teman.
Saat memasuki kelas 2 SMA, Cila bertemu dengan Naya dan Reva yang nampaknya tak memperdulikan kehidupannya yang selalu dibatasi oleh kedua orangtuanya. Mereka selalu menemani Cila, membuat hidupnya lebih berwarna.
Meski baru mengenal Reva dan Naya setahun yang lalu namun Cila sudah benar-benar menyayangi mereka, dan pada akhirnya mereka bertiga bersahabat hingga saat ini.
"Eh tangan lo kenapa Cil?" Naya baru menyadari tangan sahabat d balut perban.
"Itu tuh dia kejebak diantara orang-orang lagi tawuran" sahut Reva sambil terus menulis.
"Hah???? Tapi lo gapapa kan? Luka nya parah banget? Mana lagi yang luka?" Naya mengecek tangan, kaki bahkan wajah sang sahabat.
"Hehe engga kok gue gak papa Nay, cuman luka kecil doang ini pas jatoh"
"Kok bisa sih lo ada di tempat tawuran? Bukannya kemaren di jemput ayah lo?"
"Iya kemarin kita lagi makan dulu ke cafe, terus gue kabur bentar ke depan buat beli aksesoris handphone gitu eh pas nyebrang jalan gak lama banyak motor terus ada tawuran gitu"
"Ya ampun lagian lo ngapain sih beli aksesoris handphone mulu" omel Naya yang khawatir "tapi lo bener bener gapapa kan?"
"Iya hehe gue gapapa kok"
"Dia malah seneng tau, senyam-senyum mulu tuh dari tadi" timpal Reva.
"Lah kenapa?" Naya bingung
"Lo inget gak gue sering cerita soal cinta pertama gue?" Jawab Cila malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Teen Fictionmenceritakan tentang dua anak kembar di masa SMA mereka yang penuh sekali kejutan serta kisah cinta