Hari H

919 35 21
                                    

Matt tertunduk lesu didalam mobil dengan perasaan yang sangat campur aduk. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa menghadapi sunatannya hari ini.

Sudah tak ada celah sedikitpun untuk menggagalkan rencana ini, di tambah sang ayah membawa salah satu bodyguard dari kantornya untuk menjaga Matt seharian ini.

"Abang" ucap lembut ibunya sambil membuka pintu mobil "Abang banyak-banyak berdoanya, abang jangan takut, ibu yakin abang bisa menghadapi semua ini"

"Ibu kenapa gak ikut aja sih" jawab Matt dengan wajah cemberutnya.

"Ayah gak izinin ibu buat ikut, kakak aja ngambek tuh di kamar karna di larang ayah buat anterin abang"

Matt hanya diam sambil tertunduk lesu.

"Udah abang tenang ya sayang, ibu selalu doain abang dari sini. Kalo Abang udah selesai sunat, ibu sama yang lain nyusul kok ke sana buat jemput abang"

"Bener ya bu?"

"Iya ibu janji"

"Udah siap semuanya?" Tiba-tiba sang ayah berteriak dari arah teras rumah.

"Semua sudah siap pak, barang-barang sudah saya cek ulang dan tuan Matthew sudah ada di dalam mobil" ucap bodyguard yang menjaga Matt.

"Oke kalo gitu kita berangkat sekarang"

"Buuu" Matt merengek pada ibunya.

"Udah jangan cemberut gitu dong, ibu yakin abang bisa, jangan lupa berdoa ya" sang ibu pun memeluk erat Matt sebelum menutup pintu mobil.

"Ayah jangan galak-galak ya sama abang" ia juga menghampiri suaminya.

"Gak akan kok tenang aja, selama abang gak banyak bertingkah"

"Oh iya ibu lupa belum beli sarung buat abang, ayah bisa beli dulu sekarang?"

"Gak usah tenang aja, semua udah di siapin kok di hotel"

"Syukurlah kalo gitu, kasian kan abang kalo gak ada sarung"

"Pake rok punya si kakak aja kalo sarungnya gak ada haha"

"Ihhh ayah jahat banget deh, udah sana pada berangkat entar telat loh

"Iya kita berangkat dulu ya" ia mencium kening sang istri sebelum masuk mobil lalu berangkat.

Perjalanan kali ini sungguh terasa sangat cepat bagi Matt, seperti tak ada halangan apapun yang memperlambat perjalanannya hingga mereka kini sudah sampai di tempat tujuan.

Dengan tubuh yang bergetar dan mulai berkeringat dingin, Matt perlahan turun dari mobilnya.

Mereka langsung berjalan menuju ballroom hotel dengan bodyguard yang selalu berada di samping Matt, memastikan bahwa dirinya tak bisa lari kemanapun lagi.

Meskipun acara belum resmi di mulai tapi ballroom sudah sangat ramai dengan orang-orang yang terlihat sibuk serta beberapa peserta yang sudah datang.

"Abang tunggu dulu di sini ya? Ayah mau ketemu langsung sama dokternya"

"Iya ayah" Matt pun duduk di kursi peserta yang sudah di sediakan bersama sang bodyguard.

Perasaannya semakin tak karuan, detak jantungnya terasa sangat cepat dengan kaki yang mulai bergetar.

Ingin rasanya ia berlari sambil menangis dan berteriak, namun pastinya itu hanya akan membawanya dalam masalah yang semakin besar.

Sang bodyguard yang peka dengan perasaan Matt langsung memanggil salah satu panitia acara untuk meminta air minum agar Matt bisa lebih tenang.

Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang