*Flashback on*
Gea
Gue balik duluan, lo nggak ada kabar. Langit udah mendung gini, mau hujan keknya. Ati2 lo baliknya ye
Mendapati chat dari Gea tersebut membuat Gio kesal. Bagaimana tidak, kelasnya pun belum selesai padahal sudah hampir 1 jam dari yang seharusnya. Ia pun sengaja tak membalas pesan dari Gea karena memahami cuacanya.
Namun yang jadi pertanyaan, dengan siapa Gea pulang? Apakah dengan Olivia, atau Kalia? Rasa penasarannya terus berputar di benaknya.
**
Selesai kelas, ia pun segera bergegas untuk menuju gedung perkuliahan tempat Gea yang selisih 2 gedung dari gedung fakultasnya. Ia tetap mencari gadis itu, mana kala ternyata siapa tahu Gea masih di kampus. Kelas, gazebo, lorong geding dan kantin pun tak lupa ia singgahi. Tapi tak ada batang hidungnya. Akhirnya Gio pun menuju ke parkiran motor dan segera menuju pulang.
*Flashback off*
Tok-tok-tok
"Siapa ya?" Jawab seorang perempuan di baliknya.
"Gio tante."
Tak lama pintu pun terbuka. Menampilkan seorang perempuan paruh baya, namun masih terlihat cantik. Ia Melissa, ibu Gea.
"Oh, Gio. Ada apa?"
"Mau ngobrol sama Gea tante, udah pulang dia kan?"
"Udah tadi, kamu masuk aja ke kamarnya. Barusan habis makan siang sama tante. Kamu udah makan belum?"
"Udah tan, yaudah kalau gitu aku permisi masuk dulu ke kamarnya Gea kalau gitu."
"Iya udah sana."
Sebegitu dekatnya Gio dengan jeluarga Gea. Melissa pun menganggap Gio sudah seperti anak sendiri, begitu pula dengan ayah Gea.
"Lo tadi pulang sama siapa? Tanya nya langsung tanpa babibu.
Gea yang sedang duduk di tepian kasurnya pun kaget, melihat Gio langsung masuk tanpa aba-aba mengetok pintu.
"Anjir.. Gio! Bikin kaget aja lo, ketok pintu dulu kek."
"Jawab, tadi pertanyaan gue."
"Apaan? Gue pulang sama temen." Jelas Gea terlihat kikuk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Cewek apa cowok?"
Duh... Harus jawab apa ini. Batin Gea.
"Ge, lihat gue kalau ngomong"
Pada saat seperti ini Gea memalingkan wajahnya, melihat kearah sana sini. Bingung. Ia takut nantinya Gio murka. Gio paling tak suka ia berdekatan dengan pria, apalagi pria yang baru dikenalnya. Karena Gio tahu siapa saja teman pria dan wanita yang dipunyai Gea.
"Cowok, emang kenapa sih io?" Jawabnya sambil menatap Gio seakan tak terima.
"Siapa namanya?"
"Alex, gue baru kenal hari ini. Dia anak hukum"
Tangan Gio mengepal, ia berusaha menormalkan emosinya. Benar dugaannya, terlihat dari sikap aneh Gea yang seperti menyembunyikan sesuatu sejak ia menanyakan hal ini.
"Lebih senang mana lo diantar pulang dia apa gue?" Ucap Gio sambil melangkah mendekati Gea yang masih duduk di tepi kasurnya. Menyisakan jarak yang terlalu dekat untuk Gea.
Gio pun tak habis akal, ia sambil mengangkat dagu Gea. Agar wajahnya terlihat olehnya.
"G-gue lebih senang sama lo io" Jawab Gea gugup bukan main.
Gio tersenyum miring, melihat Gea gugup. Lucu. Tapi juga seksi baginya. Jari jempol Gio, mengelus-elus pipi lembut Gea. Lanjut bergerak ke bibirnya, mengusap lembut bibir ranumnya.
Ia pun menyukai reaksi Gea yang tegang tercampur dengan rasa takut. Tak ingin berlama-lama. Tangan Gio pun beralih mengusap-usap kepala Gea.
"Good girl." Ucapnya sembari senyum.
"Gue pulang dulu."
Gio pun melangkah pergi keluar dari kamar Gea. Meninggalkan Gea yang masih terpatung dalam kebingungan, seakan terhipnotis oleh tindakan Gio barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio (21+)
RomancePertemanan semasa kecil hingga dewasa, antara Gio dan Gea. Apakah murni hanya teman? Ataukah ada rasa cinta di salah satunya, atau bisa jadi keduanya namun hanya bisa memendam? 21+