Gio 18

3.3K 31 4
                                    

"Sudah kamu persiapkan semua untuk besok?" Tanya Mike.

"Sudah pak"

"Good. Jangan sampai telat. Saya akan jemput kamu besok, kita berangkat bersama"

"Anu.. Maaf pak, besok ketemu saja di bandara. Saya lagi nggak tidur di rumah"

Mike mengkernyitkan dahi, ia ingin tahu alasannya tapi hal ini urusan yang sensitif. Namun, ia kubur rasa penasaran itu.

Mereka berdua sedang didalam mobil Mike untuk kembali ke kantor setelah meeting. Ada yang aneh dari tingkah Gea, sedari pagi ia banyak menunduk. Entah apa yang dipikirkannya, namun Gea berusaha untuk fokus dalam pekerjaannya.

"Are u okay?" Ucap Mike.

Pandangan Gea menghadap Mike yang duduk di sebelahnya. Ia pun tersenyum, berusaha menyembunyikan apa yang ia rasakan.

"Yeah" Jawabnya.

"Kamu marah sama saya?"

"Untuk apa marah pak?"

"Karena saya ke rumah kamu kemarin?"

Gea pun terkekeh kecil. Kalaupun jawab iya, lalu apa urusannya denganmu, batinnya.

"Saya tidak apa-apa pak"

Akhirnya mereka sampai di kantor. Gea dan Mike melanjutkan pekerjaannya. Mike menyuruh Gea hari ini untuk pulang awal, agar ia bisa mempersiapkan bawaannya.

**

"Apa nggak bisa kamu nggak usah berangkat kesana?" Tanya Gio berdiri di daun pintu kamarnya, sedang memperhatikan Gea mengepak barang bawaannya.

"Nggak bisa io, aku kan kesana buat kerja"

"Tapi aku nggak suka kalau kamu pergi berdua aja"

"Gio.. Semua udah aku atur, dari mulai penerbangan kelas beda, bahkan kamar hotel pun juga aku nggak akan sekamar juga sama Mike"

Gio mengusap wajahnya kasar. Ia frustasi, lagi-lagi ia tak bisa membujuk Gea untuk tidak pergi. Sebelumnya ia menawarkan diri untuk ikut, namun dilarang oleh Gea.

"OK, kasih kabar terus selama kamu disana. Jangan pernah matiin handphone kamu"

"Iya Gio"

Gio pun memeluk gadisnya dari belakang. Mencium tengkuk leher Gea. Ia pasti akan sangat rindu dengan gadisnya.

"I love you"

"I love you more"

"Jangan nakal, jangan genit disana, jaga hati, jaga mata" Ucap Gio.

Gea pun tertawa, ia gemas dengan ucapan Gio. Seperti layaknya anak kecil. Ia pun mengangguk, dan mencium pipi Gio.

Gio pun membalasnya dengan ciuman di bibir Gea, melumat bibir gadisnya, memperdalam ciumannya. Tubuh Gea berbalik menghadapnya, ia duduk di pangkuan Gio, sambil memeluknya.

Gio melepaskan bibirnya, jarak diantara mereka masih sangat dekat. Gio melepaskan baju Gea, begitupun Gea melakukan hal yang sama pada Gio.

Gio menjilati leher gadisnya, menggigit kecil hingga gadisnya mendesah pelan. Jilatannya menurun ke arah payudara Gea. Ia menjilati putingnya, tangannya yang lain ikut memelintir puting satunya.

"Ahhhhh" Desah Gea sambil menjambak rambut Gio. Ia merasakan geli yang luar biasa, namun nikmat juga ia rasakan.

Tangan Gea menelusuri dada Gio hingga menuju kearah bawah perutnya. Ia menyentuh milik Gio dari luar celana, sudah mengeras. Ia pun menjilat telapak tangannya, lalu memasukkannya ke dalam celana Gio.

Gio (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang