kebodohan Jovan

1.2K 96 12
                                    

Vote & comment ya maniezz

Vote & comment ya maniezz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐇


flashback

"Perutnya sakit?" Ia bertanya dengan nada lembut

Nata yang mendengar itu langsung menangis, akhir akhir ini ia sangat sensitif "Hiks...m-mual"

Jovan menghela nafasnya lalu membantu Nata untuk membasuh wajahnya "Ayo basuh mukanya dulu"

Setelah membantu Nata bersih-bersih, ia mengendong Nata ala bridal style dan menaruh nya di atas kasur dengan perlahan "K-kamu mau kemana?"

"Kantor" Jawab Jovan singkat lalu memakai jas hitamnya

"Hari i-ini bisa libur dulu gak?" Pinta Nata dengan gugup, ia ingin Jovan berada di sisinya saat ini

"Gak bisa kerjaan gue banyak" setelah itu Jovan pergi keluar kamar dan meninggalkan Nata yang sedari tadi memandang punggung yang mulai menghilang itu dengan tatapan sedih, ada rasa sedikit rasa sakit di hati saat melihat perubahan sikap Jovan.

Back to the story

Sekarang sudah masuk jam makan siang jovan memutuskan untuk makan di luar kantor, ia ingin mencari suasana baru dan menenangkan pikiran nya.

Tapi ia hanya memesan satu es Americano dan tidak memesan makanan lain, beberapa hari terakhir nafsu makannya berkurang pikirannya terus berkecamuk.

Sedari tadi ia hanya memandang lurus jalanan di depan sampai tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak nya.

"Heh ngelamun aja dari tadi, lagi banyak pikiran ya?" Ucap seseorang dan ternyata itu adalah Jion

"Hehe iya nih" sedangkan Jovan hanya tertawa canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Gue boleh duduk sini kan?" Tanya Jion ia takut Jika ada seseorang yang menepati kursi ini

"Ya boleh lah, kosong juga" setelah mendapatkan persetujuan dari Jovan ia pun langsung mendarat kan bokong nya pada kuri besi itu

"Apa ini ada sangkut pautnya sama Nata?" Tanya Jion saat melihat raut wajah sedih Adik a.k.a Suami dari sahabatnya ini

Jovan hanya mengangguk sebagai jawaban

"Lo boleh cerita sama gue, Siapa tau gue ada solusi buat masalah kalian"

"Nata hamil kak" ujar Jovan dengan wajah datarnya

Jion yang mendengar itu lantas ia refleks memukul kepala Jovan, sedangkan si empunya hanya memutar bola matanya dengan malas. "Loh? Kok gue gak tau"

"Ya ini kan gue udah kasih tau" jawab jovan

"Ck iyee, terus kenapa muka lo kelihatan gak seneng gitu?" tanya Jion saat melihat wajah tak bersemangat dari adik/ suami sahabat nya ini.

"Nata gak mau hamil, dia selalu nyalahin gue. Gue udah suruh dia buat gugurin kandungan nya tapi sampe sekarang belum dilakuin tap-" ucapan nya terputus saat Jion memukul kepala nya lagi, kali ini ia sengaja melakukannya.

Plakk

"Anjg, gila lo" marah Jion saat mendengar penjelasan manusia bodoh di depannya ini.

"Apasihh kak" Jovan mengelus kepalanya yang dua kali di terkena pukulan maut dari Jion

Jion menghela nafasnya "Itu anak lo anjing, kenapa mau lo bunuh"

"Ya terus gue harus gimana kak, di sisi lain Nata benar-benar gak mau punya anak"

"Orang tua lo tau?" Jovan hanya mengangguk sebagai jawaban

Jion berfikir sebentar lalu menggeser kursi nya lebih dekat ke arah Jovan "Sini gue punya ide"

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟

"Jovan, kamu kemana aja jam segini baru pulang" itu pertanyaan pertama yang luna lontarkan saat ia memasuki rumah

"Tadi ngumpul bentar ma" jawab jovan lalu ia berjalan melewati ruang makan begitu saja

"Kamu itu udah berumah tangga Jovan, kamu bukan anak-anak lagi yang harus main tiap malam, kamu gak kasian sama Nata? dia dari tadi nungguin kamu. Coba kalo mama sama papa gak ada di rumah pasti dia sendirian, kalo ada apa-apa gimana?" Ucap Hendra yang geram dengan tingkah laku Jovan

Jovan menggeram tidak suka "Pa! aku belum bebas nikmati masa remaja aku, aku juga jarang kumpul sama mereka baru satu Minggu ini doang" Jelas Jovan

Hendra mendengar itu langsung bangkit dari duduknya "Terus kenapa kamu mau menikah Jovan!" Ia sedikit meninggikan suaranya

"Kan papa yang buru-buru nikahin aku sama Nata! Kalo tau begini aku gak mau nikah!"

"JOVAN JAGA CARA BICARA KAMU!" Bentak Hendra membuat seisi rumah terdiam

"APA? EMANG BENER PA! JOVAN NYESEL NIKAH SAMA NATA!" Jovan juga tak mau kalah ia ikut membentak papa nya.

Seperti yang kita tahu buah tidak jatuh jauh dari pohonnya:)

"KAM-"

"PAPA JOVAN UDAH! TOLONG BERHENTI JANGAN BERANTEM CUMA GARA-GARA AKU!" Kali ini Nata yang berteriak berusaha untuk melerai perdebatan mereka

"YA INI SEMUA GARA-GARA LO!" Jovan menunjuk Nata dengan tatapan tajam nya

"JOVAN!" Teriak Hendra dengan tangan nya yang terangkat siap melayangkan tamparan pada putranya ini

"Papa udah" luna langsung menghampiri Hendra agar tidak kelepasan memukul Jovan, lalu membawa nya menjauh dari anak-anaknya.

"Hikss... bilang dari awal kalo kamu emang udah bosen sama aku! Kamu pikir kamu doang yang nyesel! Aku hiks...aku juga nyesel Jovan!" Nata memukul dada bidang Jovan meluapkan semua emosinya.

"Hiks...p-padahal aku pengen hiks... perbaiki ini semua t-tapi malah jadi gini" Nata menangis sesegukan sambil meremas kemeja hitam yang Jovan kenakan

Jovan menepis tangan Nata dari dadanya "Gue tidur di apart, Jangan pernah telpon gue!"

"Hiks...Jovan" tangisan Nata makin menjadi jadi saat Jovan perlahan pergi meninggalkan nya begitu saja.

Saat Hendra dan Luna mendengar tangisan Nata semakin kencang mereka langsung menghampiri putra sulungnya itu yang sudah terduduk di lantai dengan air mata yang terus mengalir

"Kemana anak itu" tanya Hendra tapi tidak ada jawaban dari Nata

"Nata jawab pertanyaan papa, Jovan di mana?"

"Hiks... nginep d-di rumah temen nya hiks.." Nata terpaksa berbohong karena ia takut jika sang papa mendatangi Jovan lalu memukul nya

"Keterlaluan anak itu"






TBC

Hallo cantik, sorry lama banget ya gue up nya? Maaf kalo ceritany makin gak jelas hehe

Makasih buat yg masih mau baca cerita gue love u sekebon. 🤍🤍🤍

Jangan lupa untuk Vote dan Comment ya biar gue nya semangat buat up, gue bakal up lagi kalo gak besok ya lusa promise 😼

Sorry kalau ada typo 🙏🏻

sorry but I love you S2 [nikhoon/Hoonki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang