janjinya

938 67 37
                                    

Vote+Comment ya maniezz
1,093k word

Vote+Comment ya maniezz 1,093k word

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐇

Jovan terduduk lemas di lantai, dengan memandang Nata tak percaya. Air matanya mengalir begitu saja, demi tuhan baru kali ini Jovan menangis sesegukan, tapi ia langsung menghapus nya dengan kasar.

Hatinya hancur bukan main, kenapa Nata dengan entengnya mengatakan itu.
Ia memang pernah berkata menyesal telah menikahi Nata, tapi ia mengatakan itu dalam keadaan emosi itu benar-benar diluar kendali nya.

"N-nata? udah gak bisa di perbaiki lagi ya?"

Nata mengalihkan pandanganya kearah lain, ia juga tidak sanggup untuk menatap Jovan yang menangis di depannya, seumur hidupnya Nata baru kali ini melihat adik nya atau suami nya ini menangis di depannya, dari kecil pria itu selalu tahan banting, anak itu tidak cengeng seperti dirinya yang selalu menangis setiap saat. Tapi sekarang adik nya menangis di depannya saat ia berkata ingin pisah dengan pria itu.

"Maaf Jovan...." jawab Nata dengan lirih

Dengan kesal Jovan memukul dinding di samping berkali-kali dengan keras dan membuat tangan mengeluarkan darah, sesekali membentur kan kepalanya ke dinding dengan emosi yang tak terkendali, ia sengaja melakukan itu karena bodoh dan terlalu bodoh telah menyakiti kekasihnya, ia butuh seseorang untuk memukul kepala nya lebih keras agar ia semakin sadar dengan apa yang telah ia lakukan selama ini.

Nata yang melihat kejadian itu kaget bukan main, ia tidak menyangka jika Jovan akan melakukan hal itu, ia pun langsung menarik Jovan kedalam pelukannya agar pria itu tidak semakin gila.

"Hikss..maaf kak maafin gue, lo gak pantes punya suami bodoh kayak gue" Jovan terus memukuli tembok di depannya dan membuat jemarinya kembali mengeluarkan darah

Nata sungguh panik melihatnya, ini tidak seperti apa yang ia harapkan. "J-jovan jangan gini, lihat tangannya berdarah aku obatin yam?" dengan cepat Nata menarik Jovan untuk duduk di sofa sembari mengambil kotak p3k di laci meja.

Saat hendak membersihkan darah tersebut, Jovan langsung menarik tangannya "Gak perlu kak, ini bisa sembuh sendiri" ujarnya dengan menghapus airmata nya dengan kasar, walaupun percuma.

"Gue...gue t-terima semua keputusan lo kak, gue gak bisa maksa lo buat tetep bersama gue, gue gak mau egois, gue udah terlalu banyak nyakitin lo dari batin maupun fisik, mungkin ini yang terbaik buat kita kak" Ucap nya dengan terbata-bata, rasanya air mata nya akan kembali keluar.

Nata yang mendengar itu lantas melempar kapas itu di wajah Jovan dengan kesal "SIALAN JADI KAMU BENERAN MAU CERAI SAMA AKU? KAMU GAK MAU BUJUK AKU GITU?" Perkataan yang keluar dari bibir cantik itu membuat Jovan mengerutkan keningnya dengan heran, apa maksud dari semua ini? Dia benar-benar bingung sekarang

Melihat suaminya yang bingung, ia pun kembali berbicara tapi kali ini dengan perasaan yang takut, bagaimana jika Jovan akan semakin marah "A-aku cuman bercanda ini semua prank, ini semua Rayen yang suruh, m-maaf" Nata menundukkan kepalanya

sorry but I love you S2 [nikhoon/Hoonki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang