11. Password

262 32 6
                                    

Tighnari's POV.

"Oh nginep di kosan Layla?" tanyaku saat Collei, adik angkatku meminta izin pergi ke kos temannya, Layla.

Ah, aku sampai gak sadar anak itu udah beranjak dewasa. Padahal dulu dia dateng lagi sakit.

"Iya Kak!"

"Iya deh, pokoknya jangan lupa makan dan kerjain tugas. Kabarin Akak juga kalo ada apa-apa, Adek ngerti?"

"Adek ngerti, kalo gitu jalan dulu ya Kak"

Aku melangkah masuk ke kamar kosku dan duduk di atas kasur. Saat bersamaan, ponselku bergetar. Cyno mengirimiku pesan.

Aku segera menaruh ponselku dan bergegas merapikan baju yang akan kubawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku segera menaruh ponselku dan bergegas merapikan baju yang akan kubawa. Harusnya tidak ada apa-apa, lagian apa mungkin rumah angker dibuat kos-kosan?

Sebenarnya aku sering mendengar cerita aneh atau horor dari Cyno dan Kaveh. Tapi aku tidak menghiraukan obrolan mereka itu. Bisa dibilang, aku sedikit skeptis tentang hal-hal seperti itu.

Singkat cerita, aku tiba di tempat kos Cyno. Sesuai intruksinya, aku memasuki rumah dengan bangunan yang terlihat tua itu. Suasananya seperti berada di museum.

Entah bagaimana, aku merasa seseorang mengawasiku.

Sampai di ruang tengah, aku melihat lemari kaca yang berisi barang antik. Tepat di dekat teras dalam, aku melihat sebuah kursi roda. Di atasnya ada seorang nenek yang sedang bersantai. Mungkin saja pemilik kos.

Aku terus melangkah menaiki tangga ke lantai dua lalu mencari kunci yang ditinggalkan Cyno di bawah keset.

Tapi mataku tertuju pada seseorang di balkon seberang sedang menatapku dengan dingin. Tatapannya kosong. Ia hanya diam menatapku, tidak mengucap sepatah kata pun.

Mungkin orang iseng yang tidak pernah bertemu denganku. Iya, itu wajar. Pikirku.

Aku menemukan kunci dan segera masuk ke dalam kamar. Hawa kamar Cyno terasa dingin, aku langsung melihat ke arah AC mungkin saja masih menyala. Namun saat itu AC sedang mati. Mungkin hawanya memang dingin, maklumi saja sudah malam.

Aku segera menaruh tasku dan segera menyalakan laptopku setelah menyalakan kipas angin. Percuma saja menyalakan AC, AC itu terhubung ke kamar Kaveh jadi lebih baik aku membiarkannya mati.

Setengah jam berlalu, dan aku mendengar derap langkah seseorang lalu ketukan pintu di depan kamar Cyno. Namun, aku ingat untuk mengucapkan kata password sebelum membukanya.

Aku tidak percaya, tapi aku menyebutnya "Password?"

"Babi kan?"

"Eh?"

"Apa passwordnya? Anjing kan? Kucing kan? Hihihi!"

Suaranya semakin melengking. Lalu ketukan yang awalnya tenang itu menjadi seperti didobrak sangat keras.

Kosan Angker - SUMERU BOYS [One Shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang