PROLOG

405 21 3
                                    


Maaf jika ada kesamaan karakter, tokoh, alur, atau elemen lainnya. Cerita ini murni hasil imajinasi saya.

Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa

Selamat membaca, semuanya!





Hari itu, Akira pulang pukul 2.00 dini hari. Ya, Akira memang bukan gadis biasa. Meski begitu, keesokan harinya ia tetap bangun pagi dan bersiap untuk berangkat ke kampus.

“Akira, tadi malam kamu pulang jam berapa, Nak?” tanya Bundanya lembut.

“Nggak malam kok, Bun,” jawab Akira santai.

“Yang bener, Dek?” selidik kakaknya, Abizar.

“Apasih, Kak!” elak Akira sambil pura-pura sibuk.

“Kakak tadi malam lihat kamu pulang jam sempa—” belum selesai Abizar bicara, Akira buru-buru menginjak kaki kakaknya.

“Enggak malam, kan, Kak?” ucapnya sambil melotot tajam.

“I-iya,” jawab Abizar singkat, mengalah.

“Udah, waktunya makan. Jangan ribut terus,” potong ayah mereka, Abraham, dengan nada tegas.

Akhirnya, mereka pun sarapan bersama. Setelah selesai, Akira berpamitan kepada kedua orang tuanya.

“Bunda, Ayah, Akira pamit ke kampus dulu ya,” katanya sambil menyalami mereka.

“Hati-hati, Nak,” sahut Bundanya.

Belum sempat Akira menjawab, Abizar langsung menyela.

“Oh, gitu. Kakak nggak dipamitin?” godanya.

“Iya, Kakakku yang ganteng! Nih, Akira pamit. Akira berangkat, Kakandaku tersayang,” balas Akira dengan senyum manis, sedikit menyindir.

“Baiklah, Adikku. Hati-hati di jalan, jangan ngebut, ya, Cantik!” jawab Abizar, menirukan nada lebay.

Ayah dan Bundanya hanya tertawa, sudah terbiasa dengan tingkah laku kedua anak mereka.

Setelah Akira pergi, Abizar pun bersiap untuk pergi ke kantor. Sedangkan Abraham berbicara dengan istrinya, Azizah.

“Bun, Akira sudah dewasa, tapi kenapa dia masih enggan memakai jilbab?” tanyanya dengan nada prihatin.

“Iya, Yah. Bunda sudah sering menyuruh Akira pakai jilbab, tapi...”

*Flashback on

“Akira sayang, mulai besok pakai jilbab ya. Kamu kan sudah besar,” pesan Azizah suatu hari.

“Iya, Bunda. Tapi Akira nggak bisa janji,” jawab Akira ragu.

“Akira, dalam agama Islam, wanita diwajibkan memakai jilbab. ‘Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’ (Q.S. Al-Ahzab: 59)”

“Iya, Bundaku sayang. Tapi Akira tetap nggak bisa janji,” ucap Akira lirih. Ia merasa sulit, mengingat sebagian besar teman-temannya tidak menutup aurat.

“Akiraaa...”

“Akira berangkat dulu, Bunda. Assalamualaikum,” potong Akira, mengakhiri percakapan.

“Waalaikumussalam. Hati-hati, Nak.”

Azizah hanya bisa menatap kepergian putrinya sambil berdoa dalam hati.
“Ya Allah, maafkan hamba-Mu ini. Hamba belum bisa mendidik anak hamba dengan baik, ya Rabb.”

*Flashback off

“Jadi begitu, Yah,” lanjut Azizah, menunduk. “Pergaulan Akira memang nggak bagus. Banyak temannya yang nonis.”

“Bunda masih ingat sahabat Ayah di Jawa Timur?” tanya Abraham tiba-tiba.

“Yang punya pondok pesantren itu?” tanya Azizah mencoba mengingat.

“Iya, Hassan Rassid Arzhad.”

“Oh, iya. Kenapa dengan Pak Hassan?”

“Dulu kita pernah berjanji, Bun. Kalau anak kita perempuan dan anak Hassan laki-laki, kita akan menjodohkan mereka. Begitu juga sebaliknya.” jelas Abraham.

Azizah terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Kalau Bunda, insyaAllah setuju, Yah. Tapi... Akira? Dia kan keras kepala.” Azizah kurang yakin dengan putri bungsunya itu.

“Iya, Ayah tahu. Tapi kita coba silaturahmi ke pesantren An-Najah lusa.”

“Baik, Yah,” jawab Azizah akhirnya.





Bersambung...

Gimana ceritanya?

Spam komen 🌷🌷🌷

Jangan lupa sholawat dulu!

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Semoga pada suka, yaaa 🫶🏻🫶🏻🫶🏻

Support aku dengan follow + vote ya!

*Maaf banget kalo masih banyak tayponya 😔😔🙏🏻🙏🏻

Follow Ig:
-d0mpsh
-ooureelz

My sweet heart [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang