BERKEMAH 3

67 5 0
                                    

" satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" satu . . Dua . . Tiga "

Senyum di wajahku tak bisa ku tutupi saat melihat wajah Hina di antara bunga mawar warna pink itu.

Potret cantik itu terlihat dari hasil jepretan kameran ponsel di tanganku ini.

" maa apa hasilnya bagus ? "
Tanya nya yang kini berjalan kearahku,
Aku pun sedikit menurunkan ponsel ini agar putraku dapat melihat hasil kameramen ibunya ini.

" Tentu, putra mama akan selalu tampan dan imut " jawabku gemas padanya.

Ia hanya tersenyum,

Tak kusangka, waktu berlalu begitu cepat

Kedua putraku akan beranjak dewasa

" mari, kita bantu Papa dan Kak Soya menyiapkan api untuk malam ini "
Ajak ku sesekali mengusap pundaknya.

Ia hanya tersenyum mengangguk.

Kami berdua pun segera bergegas menghapiri

Papa dan Ka Soya yang berada di tepian Danau.

Karna keduanya tengah memancing ikan.

Karna keduanya tengah memancing ikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" mama.. lihat aku dapat 2 "

Soya mengatakan itu dengan senangnya.
Memarekan hasil pancingannya yang sedari tadi terlihat sibuk dengan papanya..

" waaah... kakak keren.. " puji sang adik yang iku senang dengan hasil nya.

" eets, jangan lupa. Papa juga ikut menangkapnya.. "

Kami ber empat saling melempar senyum.

Aku pun membantu purtaku untuk melepas beberapa atribut pengaman yang di pasangkan oleh papanya saat menaiki kapal kelotok untuk pergi ketengah danau tadi.

Sedangakan Hina sibuk mengitung ikan yang ada di ember sebelah sang Kakak.

" Terimakasih ma.. "

Aku yang mendapati ucapan terimakasih dari Soya hanya mengangguk sesekali mengusap ramputnya yang mulai panjang itu.

" iiihhh.. Papa ini berat.. "

Hina masih sibuk dengan ikan ikan di ember, ia berusaha mengangkat dengan kedua tangannya yang memmbuatnya memeprlihatkan urat2 leher Hina sendiri.

Sang Papa yang di beri keluhan hanya tertawa.
Bukannya langsung membantu putranya itu.

" Kau ini laki laki, harus perkasa " ucap sang Papa kini membantu putranya mengangkat ember.

Hina hanya mengangguk,
Ia terus tersenyum memandangi ikan ikan yang berenang di dalam ember warna biru itu.

.

.

.

SKIP_

Setelah selesai bakar bakar, Soya dan Hinata masuk kedalam tenda mereka berdua,
Sedangkan aku dan suami masih di Luar memandangi langit malam yang cerah dipenuhi dengan bintang.

Aku merangkulkan tanganku pada lengan kekarnya.

Ia hanya tersenyum, padangannya tak lepas ke atas sana.

Tiba tiba aku teringat sesuatu.

Ingatan pada Pria disebelahku ini menangis saat aku berjuang melahirkan putra pertamanya.

Bahkan ia tak mau menyentuh putranya karna merasa kesal akibat melihatku kesakitan di ranjang rumah sakit.

"Kau ingat ? Saat kau tak mau memihat Soya di hari kelahiran pertamanya.. "
Ucap ku tiba tiba.

Yang membuatnya langsung memandangku.

" Kau menyalahkan bayi kecil itu.. " lanjutku menunjukkan rasa kesal.

Papa 2 anak itu hanya tersenyum, sesekali menghela nafas panjang.

" Aku tidak suka melihatmu kesakitan.. "
Jawabnya,

Ia tak melanjutkannya lagi, keningku di kecup oleh pria tampan ke 2 setelah kedua putraku ini.

" tapi aku sangat bahagia saat mendengar Soya lahir dengan Sehat.. " lanjutnya selepas memnciumku.

Ia lagi lagi tersenyum.

" Terimakasih banyak, kau telah mendidik putra putra kita menjadi pribadi yang ceria dan baik "
Katanya.

Aku sendiri ikut tersnyum mendengar ucapan suamiku itu.

Chup..

Tanpa aba aba aku mengecup bibir suamiku pelan.

Entahlah, rasanya begitu bahagia memilihi 3 orang laki laki hebat di kehidupanku saat ini.

Meski yang 2 masih anak anak, aku yakin mereka akan tumbuh seperti papanya yang begitu menghormati wanita nya dan menyayangi tanpat terkecuali.
 

.     .    .

Pov_ Hinata dan Soya

Soya dan Hinata tidak langsung tidur,
Keduanya malah asyik mengintip kedua orang tuanya dari balik celah resleting tenda yang tidak di tutup rapat.

" mama dan papa sangat romantis "
Kata Soya tersenyum, ia begitu bahagia melihat intraksi kedua orang tuanya tersebut.

Sedangkan sang adik hanya mengangguk angguk memandangi sang kaka yang berbinar itu.

" aku ngangtuk ka.. "

Soya mengangguk, ia mengerti dan segera mengajak sang adik untuk berbaring dan tidur menghabiskan malam ditemani suara jangkrik di luar.

Sedangkan Nara dan suaminya masih di luar menjaga putra mereka .

.

.

.

Bersambung....

// ada yang mau usul  ? Yang cocok jadi bapaknya Soya sama Hinata siapa ?.. //

Oiya author mau berterimakasih pada pembaca yang sudah memberi vote dan masih baca sampai sekarang ya..
 
Mohon maaf jika ada typo atau kata yang tidak bisa di pahami.

Sehat sehat kalian 🌸🌸

HAI, MY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang