BERKEMAH4

50 4 0
                                    

Debug...

"Mamaaaaa... "

Aku yang mendengar panggilan keras dari kejauhan segera menghentikan aktifitasku yang saat ini tengah mengisi botol air.

Suara tangisan Hinata terdengar,
Aku pun segera menghampirinya.

Dari kejauhan ia tampak berjalan tertatih, darah segar mengalir dari dengkul kanannya.
Aku yang panik melihatnya segera berlari menuju putraku ini.

"Maaa.. "

Hina langsung memelukku sangat erat,
Aku pun mencoba menenangkan dirinya yang masih menangis.

"Cup..cup..cup.. "

Kataku seraya mengusap punggungnya,
Tak lama aku segera beralih pada lukanya.

"Aku tadi terjatuh saat akan menangkap kelinci disana ... "

Ia menujuk hutan yang ada di belakangnya.

"Dimana kakakmu ? "

Ia masih terisak.

Tak lama Soya datang dengan badan yang penuh tanah.

"Gomen ma.. Hina terjatuh saat akan menangkap kelici ini"

Ia menujukkan kelinci yang saat ini di gendongnya.

" kita obati lukamu dulu , yah.. "

Aku pun segera menantih langkah putra bungsuku ini di bantu dengan sang kakak.

                                  *     *    *

Sesampainya di tenda, aku segera membersihkan dan mengobati luka Hina.

Ia masih menangis merasakan perih dari obat yang kuberikan.

"Mamaa.. gomen'a .. "

Aku yang mendengar permintaan maaf dari Soya hanya menghela.
Ia terlihat kuatir pada adiknya ini.

"Malam ini kita akan pulang, bantu papa merapikan tenda.. "

Jawabku sesekali mengusap rambut putra sulungku ini.

"Papa ada panggilan mendadak dari kantor.. tak apa kan jika kita pulang cepat ?" Jelasku pada keduanya.

Hina tak menjawab, sedangkan Soya mengangguk bukti ia menyetujui perihal tadi.

"Maa.. maafKan Hina.."

Kini Hina memelukku, pipinya masih basah akibat tangisannya tadi.

"Untuk apa ?" Tanya ku

"Karna Hina sudah masuk kehutan dan malah membuat kak Soya kotor seperti gembel.. "

Aku yang mendengarnya tertawa kecil.

"Laki laki memang harus berani segalanya sayang. Tapi lain kali hati hati.. oke"
Jawabku tersenyum.

"Luka mu akan sembuh .. karna mama sudah memberikan sihir cinta didalamnya.. " lanjutku.

Putra manisku ini tersenyum,

"Kau disini saja oke, mama akan bantu papa dan kak Soya beres beres.. "

Hina hanya mengangguk,

Aku pun segera bergegas membantu sang kakak yang tengah melipat beberapa barang barang portable kami.

.

.

" biar mama bantu.. "

Kataku pada Soya yang tengah melipat tenda.

"Mama tak menemani Hina ?" Tanyanya.

"Dia baik baik saja.. "

"Soya-kun kau duduk saja temani adikmu. Biar papa dan mama yang mengurus ini.. "

Kini papa mereka yang menyuruh.

"Sana sayang.. temani Hina.."
Lanjutku.

Soya pun mengangguk, dan berali menghampiri adiknya yang sibuk dengan mainan kincir anginnya.

"Apa Hina baik baik saja ?" Tanya suami yang kini tengah melihat kedua putranya.

"Hanya luka lecet, semuanya baik baik saja sayang.."

Jawabku tersenyum padanya.

"Padahal mereka akan beranjak dewasa, tapi keduanya masih sangat manja padamu.. " lanjutnya.

"Tahun ini Soya berusia 12 tahun, dan Hina 10 tahun. Aku pun terkejut saat menyadari tinggi mereka hampir sama denganku.. "

Lagi lagi aku tersenyum, rasanya masih tak percaya aku telah membesarkan mereka.

"Kau adalah mama yang hebat.. "

Aku yang mendengar pujiannya sedikit tersipu.

"Kau juga adalah papa yang luar biasa.. "

Ckreek...

Aku tak ingin mengabaikan momen ini.


Aku tak ingin mengabaikan momen ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" apa kau sedang memotretku ? " tanyanya yang mengentikan aktifitasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" apa kau sedang memotretku ? " tanyanya yang mengentikan aktifitasnya

" kenapa kau selalu awet muda ? "

Aku mendengus kesal, melihat potretnya yang selalu tampan padahal dia sudah memiliki 2 putra.

" kau tau kan ? Suamimu ini titisan Dewa.. "

Aku yang mendengar jawabnya mengeryitkan kening, meliriknya dengan tatapan tak parcaya.

"Apa kau tak ingin tambah anak lagi ? Selagi aku masih muda dan perkasa... ". Lanjutnya dengan pose gagah.

Aku yang mendengarnya terbalalak kaget.

"Asalkan kau yang melahirkan aku tak masalah."

Jawabku dengan tatapan tajam padanya, aku pun mencubit perutnya gemas.

"Aush.. sakit sayang.. "

"Hina akan membunuhmu jika ia tau akan mendapatkan adik lagi" bisikku.

"Astaga.. apa ia tak ingin memiliki adik lagi ? " jawabnya lagi.
Wajah polosnya masih tak berubah.

"Cepat bereskan semuanya.. aku tak ingin Hina dan Soya menunggu kita terlalu lama.."

Pria tinggi ini pun hanya ternyum, kita berdua segera melanjutkan aktifitas yang terjeda barusan.

// Bersambung...

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak yah..
Happy readdingg minaaa 🥰🥰

HAI, MY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang