KELUARGA

55 7 2
                                    

Malam ini aku, suami dan anak-anak akan pergi untuk makan malam bersama diluar.

Seperti biasa, kita sekeluarga akan pergi kesalah satu restoran favorit kedua anakku.

Sesampainya di sana kami segera memesan makanan yang ada di buku menu

Hina dan Soya duduk bersebelahan, sedangkan aku dan suami duduk di hadapan keduanya.

"Maa Soya pesan Kitsune Udon, Jus Strowberry dan tempura Bakar.. " - Ucap Soya menunjuk gambar pada buku menu.

Sang adik pun ikut menimpali

" Hina mau Yakitori, Jus sama seperti kakak sisanya Mochi ya maa... "

" ada lagi ? " tanya ku pada mereka

Keduanya kompak menggelengkan kepala.

"Papa mau apa ?"
Kini aku bertanya pada suamiku yang sedari tadi memandangi kedua putranya yang fokus pada buku menu.

" samakan saja.. " jawabnya, sembari tersenyum kepadaku.

Aku pun segera membacakan menu pada pelayan yang sedari tadi disamping kita.

Setelah selesai, pelayan tersebut pergi meninggalkan kita.

" Ma, tahun ini kan Soya lulus Sekolah Dasar, Soya ingin mama dan papa datang menghadiri pesta kelulusanku.. "

Kini putra Sulungku memulai topik pembicaraan.

" akan papa usahakan, papa tak janji.. "

" paa.. ayolah hanya kali ini saja.. "

" iya sayang, papa akan mengusahkannya semoga tidak bentrok dengan jadwal papa.. "

Soya mempoutkan bibirnya, ia hanya mendengus membuang pandangnya ke lain arah.

" sayang.. papa kan sudah mengatakan akan mengusahakannya.. " kini aku yg menimpali ucapan si Papa sesekali mengusap punggung tangan putraku ini.

" ka Soya sangat kekanak kanakan.. "
Celetuk sang adik.

Soya memandang Hina kesal.
Aku yang melihat keduanya hanya menggeleng

Tak lama kemudia pesana kami ber empat datang.

Wajah murung Soya langsung berubah saat makannya di hidangkan.

"Waaah... " kata keduanya.

" arigatto .. " kataku pada pelayan tersebut,

Kami pun di tinggalkannya,

" sebelum makan kita harus berdoa.. "
Kini papa yang berbicara.

Soya dan Hina tersenyum mengangguk, keduanya memejamkan mata berdoa seperti yang aku dan suamku ajarkan sejak kecil

"Aameen.. " ucap keduanya bersamaan.

Kami pun segera menyantap makanan yang ada.

Soya dan Hina terlihat menikmati pesananya.

" oishi ? " tanya ku pada keduanya.

" eummm "
Mereka menjawabnya dengan senyuman dan anggukan secara bersamaan.

Aku yang mendapati jawaban itu tersenyum lega melihat keduanya makan dengan lahap.

" mama akan mengabadikan momen ini.. "

Aku pun menyalaka  kamera ponsel, seperti biasa aku tak ingin menyesia nyiakan setiap momen bersama anak anak dan suamiku.

Aku pun menyalaka  kamera ponsel, seperti biasa aku tak ingin menyesia nyiakan setiap momen bersama anak anak dan suamiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soya yang sadar kamera langsung tersenyum ke arahku.

"Oke , Hina lihat mama nak..." kataku pada si bungsu yang masih fokus pada makannya.

" kataku pada si bungsu yang masih fokus pada makannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamaa Hina belum siap.. "

Ekspresi terkejutnya membuatku terkekeh.

" Gomen'a " kataku masih tertawa melihat hasilnya.

"Berikan padaku ma, aku juga ingin memfoto papa dan mama.. " pinta Soya.

Aku pun segera memberikan ponselku padanya.

Ia pun memotret ayahnya yang tengah menyuap mienya.

Keduanya tertawa melihat hasil jepretan kakaknya ini.

" kawaii'... " kata Hina kagum pada wajah papanya ini.

"Boleh mama lihat ?"

Keduanya mengangguk, soya pun memberikan poselnya padaku.

Aku yang melihat hasilnya pun ikut tersenyum.

Aku yang melihat hasilnya pun ikut tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ucapan Hina tak salah.. " kataku melirik Suamiku yang ikut penasaran pada hasilnya.

"Aiya.. papa memang sudah tampan dari lahir. Dan wajah kalian adalah duplikat dari papa.. "
Jawabnya dengan bangga.

Hina menggeleng, ia tidak setuju dengan pernyataan ayahnya.

" Hina mirip mama.. " jawabnya dengan ekspersi gemas.

Aku yang mendengarnya hanya tertawa kecil.

" dan Soya pun mirip mama.. " timpal si Kakak

" baiklah, karna kalian lahir dari perut mama jadi papa anggap kalian mirip mama. Padahal gen papa lebih banyak di kalian.. "

Kedua putraku tersnyum sembari menggeleng kecil. Aku yang melihat intraksi ketiganya hanya  tersenyum sembari mengucapkan rasa syukur yang banyak pada Tuhan karna telah menghadirkan keluarga kecil ini di hidupku.

                              *    *    *

//bersambung..

_dari author_
Terimakasih banyak untuk pembaca setia yang masih stay pada cerita sederhana ini.
Gomeen karna updtnya lama ( sibuk kerja 🙏)
Jika ada kesalahan dalam penulisan ai minta maaf ya. Hehehe
Ariggatoo mina . Sehat selalu kalian 🥰

HAI, MY SONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang