Chapter 14: Them

221 24 3
                                    

Thank you guys yang udah baca, vote, & komen aku jadi tahu ada yang suka dan baca book ini jadi aku mau lanjut terus. yuk kita lanjut 💕

⚠️ harsh word⚠️

‧₊˚ ☁️⋅♡𓂃 ࣪ ִֶָ☾.

Liolyna meletakan Simba di sofa setelah menggendong sambil membawa dot berisi susu di tangan yang satunya. "Yeayyy akhirnya yang mau nontonin simba minum susu udah dateng"

Heeseung tersenyum melihat sisi lain Liolyna, untuk kucing oren miliknya Liolyna sangat telaten dan sabar mengurus kucing itu bak bayi yang harus di perhatikan dan diurus tiap detiknya.

"Lama banget sih om"keluh Liolyna

"Ya saya kan kalo mandi enggak ngasal kayak kamu"sindir Heeseung yang masih kagum dengan skill mandi Liolyna yang cuma 10 menit

"Dih sok tahu"decak Liolyna "Nih liat ya Simba tuh gemoy banget kalo lagi minum susu, tapi om pangku dulu"

Heeseung mengangguk sambil membawa Simba ke pangkuannya dengan posisi kucing itu yang berbaring, kucing oren kesayangan Liolyna ini badannya gampal sekali bahkan punya pipi chubby persis boneka, kadang-kadang kelakuannya kurang ajar tapi karena kucing ini mengharapkan susu di tangan Liolyna jadi ia hanya diam.

"Nih om bantu pegangin nanti dia bisa pegang sendiri tapi ini masih penuh jadi berat"ucap Liolyna sambil mengarahkan tangan Heeseung untuk memegang dot susu di dua sisi

"Saya baru liat ada kucing ngedot kaya gini"sambil berbinar Heeseung menjawab

"Banyak cuma Simba dari kecil udah biasa soalnya mamanya pas hamil dan lahirin udah di rumah cuma ga lama hilang ga balik lagi jadi dia ga dapet asi mangkannya udah biasa minum susu kaya gini"jelas Liolyna

"Ga makan gantinya?"tanya Heeseung

Liolyna menggelengkan kepala. "Belum boleh waktu itu masih 1 bulan"

Dering telfon dari handphone Liolyna mangalihkan perhatian keduanya, sedetik kemudian Liolyna mengangkat panggilan telfonnya. "Apa?"

Heeseung melirik Liolyna yang terlihat datar dan dingin menanggapi telfon kemudian gadis itu beralih memainkan ponselnya, sepertinya sambungan telfonya sudah selesai.

"Bukannya besok mama om ngajak mama gue ketemu ya?"tanya Liolyna

"Iya mau bahas tempat"jawab Heeseung

"Orangnya main Casino di Singapore"ucap Liolyna

"Hah? Mama kamu?"tanya Heeseung

"Iya, emang mama dari dulu kecanduan main Casino, kayaknya setahun bisa berkali-kali ke luar negri buat main doang"sahut Liolyna

Heeseung melirik tampilan handphone Liolyna yang sedang mentransfer uang dengan jumlah 5 juta untuk sang mama, ternyata barusan sang mama meminta Liolyna mengirimkan uang. Heeseung beralih menatap wajah Liolyna yang masih saja datar, wanita ini benar-benar kuat sekali walaupun seringkali di sakiti ibunya sendiri tapi perihal uang ia yang justru di andalkan. Tapi Liolyna benar-benar menghadapi hari-harinya serupa manusia yang tidak mendapati tekanan seberat itu.

"Ini luka kenapa?"tanya Heeseung sambil menyentuh bagian telinga kanan Liolyna yang berbekas luka

"Om pasti tahu"sahut Liolyna

"Gatau"balas Heeseung kebingungan

"Mama"jawab Liolyna setelahnya menjauhkan ponsel miliknya

Heeseung terdiam, di balik wajah rupawan Liolyna hidupnya kelam sekali pantas perempuan ini kaku, keras, dan dingin sampai Heeseung benar-benar berfikir Liolyna hidup seperti robot karena wanita ini sangat sempurna tapi kekurangnya hanya tidak memiliki perasaan saja bukan berarti kejam tapi wanita ini tidak memiliki segala perasaan. Seringkali ia sadar sejauh ia tinggal bersama wanita ini, Liolyna tidak terlihat terganggu, Liolyna pasti tidak percaya dengan adanya cinta, ia tidak terusik atau berfikir Heeseung akan jatuh cinta atau menyentuhnya karena cinta baginya tidak ada. Svea sempat memberitahu Heeseung bahwa hubungannya dengan Jake pun tidak membuat Liolyna percaya dengan cinta. Mudah bagi Liolyna pada akhirnya mau menikah dan menjalani semua ini, semua akan berjalan seperti yang ada di kepala wanita itu saja. Bahwa ia dan Heeseung menikah secara formalitas untuk hidup masing-masing saja.

BORING HUSBAND 🔸Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang