𝙻𝚎𝚖𝚋𝚊𝚛 𝚔𝚎-𝚎𝚗𝚊𝚖 ; tolong jemput Dipta, bunda..

354 32 2
                                    

"Sshhh-" Demi Tuhan, tubuh Sadipta benar-benar terasa remuk saat berusaha digerakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sshhh-" Demi Tuhan, tubuh Sadipta benar-benar terasa remuk saat berusaha digerakkan.

Dengan pergerakan yang sedikit panik remaja itu mulai mencoba membuka kenop pintu.

Syukurlah Haris sudah membuka kunci ruangan lembab yang ia tinggali semalaman ini.

Setidaknya, kakaknya itu masih ada pikiran untuk membuka kunci pintu tersebut.

Jika tidak, ia mungkin akan mati di dalam sana.

" Ck, Nyusahin banget hidup lu! " gerutu nya pada dirinya sendiri. Entah bagaimana kata-kata itu keluar, Sadipta benar-benar muak dengan dirinya sendiri.

"Kalau sakit, sakit aja! Jangan ngerepotin.."

Setelah gerutuan tak jelas yang ia layangkan pada dirinya sendiri, Sadipta kemudian beranjak dari dalam kamar mandi.

Bolehkan ia mengambil keputusan untuk tak masuk sekolah sehari saja?

Baiklah.


Ia akan beristirahat di rumah.

....

"Galen Sadipta Adhiyaksa!!!" Tubuhnya di bangun kan oleh mahesa. Tak lupa dengan suara bentakan yang menggelegar di seisi rumah.

"kamu kenapa gak pergi sekolah hah?!! Mau jadi apa kamu nanti!!" Bentak mahesa lagi.

Sadipta hanya menunduk. Ia tau, jika ayahnya akan marah saat tau kalau dirinya tidak masuk kesekolah. Tapi Sadipta hanya ingin beristirahat untuk sehari saja. Tubuhnya yang menjadi lemas dan sakit itu alasan utama.

"M-maaf ayah.. Dipta cape... "

"Saya gak peduli!! Kamu mau mati, mau lenyap dari kehidupan sekali pun saya gak akan pernah peduli!!" Kata-kata sarkas itu keluar dengan sendirinya. Menghunus tepat pada hati Sadipta yang seketika membuatnya sesak.


"Maaf..."

"Saya gak butuh maaf kamu!! Kali ini saya biarin kamu libur sekolah. Tapi, kamu juga harus tau diri Sadipta!! Saya sudah berbaik hati memberi kamu tumpangan dan menyekolahkan kamu!!Jadi, jangan buat saya malu!! Mengerti?!!!"

"Kalau saya lihat kamu bolos sekali lagi. Saya gak segan-segan untuk menghabisi kamu!! Ingat itu, dasar pembawa sial!!!" Mahesa melenggang setelahnya. Benar-benar abaikan dengan hati si bungsu yang sudah hancur tak terbentuk.

Lagi dan lagi, hatinya dihancurkan oleh sang ayah. Tak tau untuk ke berapa kali nya.

"Lu bodoh Dipta.."



"harusnya lu jangan kaya gini.. "






"Bodoh.."





Setelah gerutuan itu terhenti, ia lalu beranjak untuk membersihkan dirinya agar tidak lagi di marahi oleh ayahnya.

Sadipta Dan Kisahnya. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang