Part 2

44 4 0
                                    

"Paman, Lee. Aku pamit." Gadis itu berbicara dengan sedikit tergesa, dirinya sudah terlambat sekarang.

Malam tadi, Alexa tidak dapat tidur dengan nyenyak, kejadian itu terus saja berputar di dalam otaknya membuat dirinya bahkan tidak dapat tidur sama sekali. Namun konyolnya Alexa dapat memejamkan kedua matanya setelah orang-orang akan bangun dari tidurnya, sontak saja hal itu membuat sang paman mau tidak mau harus membangunkannya sedikit lebih kasar.

Mengguncangkan tubuh Alexa tidak membuat sang pemilik tubuh terbangun begitu saja, hanya air lah satu-satunya yang kini menjadi senjata yang paling ampuh.

Alexa mendapatkan guyuran dari pamannya yang sudah hilang kesabaran, membuat dirinya terbangun seketika walaupun kepalanya kini terasa sedikit pening. Rasa terkejut juga kesal bercampur menjadi satu. Namun gadis itu tidak memarahi pamannya, sebab ia tau betul jika ini memang salahnya karena tidur di saat waktu yang salah.

Bukan! Ini tentu saja bukan kesalahannya, jika saja laki-laki aneh itu tidak melakukan hal semengerikan malam tadi, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini!

"Kamu tidak sarapan dulu?"

Lee Si Jin, pria berusia sekitar 58 tahunan itu berucap dengan membawa nampan berisikan makanan ke atas meja, setelah membangunkan Alexa dengan cara yang tidak biasa, sang paman dengan langkah cepatnya kembali ke dapur untuk melakukan aktifitasnya dalam memasak.

"Tidak paman, aku makan di kantin saja."

"Aku pamit." Alexa meraih tangan pamannya, mencium punggung tangan pria itu dengan lembutnya, melangkahkan kedua kaki dengan sedikit berlari.

Jujur saja, Alexa merasa tidak enak hati. Mengingat pamannya yang sudah memasak untuk dirinya dengan susah payah, meluangkan waktu hanya agar perutnya tidak kelaparan. Namun Alexa tidak memakannya sedikitpun.

Ingin sekali dirinya makan bersama dengan sang paman terlebih dulu, namun kali ini ia benar-benar sudah terlambat. Pamannya dapat memaklumi kebiasaan Alexa sebab ini bukan yang pertama kali.

Alexa tidak memiliki kendaraan untuk sekedar berangkat ke tempat kuliah. Hanya angkutan umum lah yang saat ini gadis itu gunakan sebagai alat transportasi.

"Aku tidak boleh terlambat!"

Setelah berjalan beberapa menit, Alexa kini menunggu di halte bus. Entah sejak kapan gadis ini senang menggunakan kendaraan itu, namun semenjak ia pindah ke tempat tinggalnya yang baru, kebiasaan manjanya sedikit berkurang.

Jika menelisik ke belakang, Alexa pernah memiliki mobil yang di berikan oleh Lee ketika di Seoul dulu. Pamannya begitu perhatian terhadap dirinya, perusahaan yang sedang berjalan lancar membuat Alexa senang. Mengingat apapun yang ia minta, paman baik itu akan dengan senang hati memberikannya. Salah satunya mobil yang selama ini Alexa impikan.

Alexa juga sangat manja, walaupun hidup tanpa kedua orangtua. Tetapi masih ada paman yang tidak pernah menolak keinginannya. Sadar jika sang paman tidak memiliki keturunan, maka Lee akan memberikan yang terbaik untuk Alexa.

Begitu indah jika mengingat momen membahagiakan di masa lalu, namun semuanya seakan sirna. Kehidupan Alexa berbanding terbalik dengan masa sekarang, semenjak sang paman jatuh sakit.

Bak ada yang menyabotase, pada saat itu pula perusahaannya di nyatakan bangkrut. Terdengar aneh juga ganjal, semua aset berharga yang pamannya miliki telah di sita, barang berharga yang masih tersisa satu persatu terjual habis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus berlanjut.

Perlahan tapi pasti, Alexa beserta Lee mau tidak mau harus tetap menjalani kehidupan seperti seharusnya, keduanya tidak banyak mengeluh.

Hanya saja, Alexa yang sedari dulu di manja kini merasa sedikit kesulitan akan kehidupan baru yang harus ia hadapi, namun berkat nasehat lembut sang paman akhirnya gadis itu dapat menerimanya dengan lapang dada.

Aland:End Of A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang