•Arkais

4.2K 193 84
                                    

**

"Ada hal yang tidak bisa kita cegah kedatangannya selain kematian, ialah perasaan."

-Rayana Shana Wiriya-

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Sepasang jari jemari tengah menari mesra bersama sebuah kuas berbulu diatas kertas kanvas berwarna putih pudar, meliuk-liuk seolah tidak peduli akan kesalahan yang bisa sewaktu-waktu hinggap. Cairan kental menghiasi kanvas yang sebelumnya masih suci, bercak kelabu hampir memenuhi sebagian sudutnya.

Ia lah Arzi Nara Wiriya, anak bungsu dari 3 bersaudara, umurnya masih menginjak angka 18 tahun dan ia sedang menyandang status sebagai salah satu mahasiswi jurusan seni disebuah universitas ternama Ibu Kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia lah Arzi Nara Wiriya, anak bungsu dari 3 bersaudara, umurnya masih menginjak angka 18 tahun dan ia sedang menyandang status sebagai salah satu mahasiswi jurusan seni disebuah universitas ternama Ibu Kota. Orang tuanya adalah pemilik tunggal perusahan minyak yang sahamnya melesat drastis pada 5 tahun terakhir. Harta yang melimpah ruah itu tak ubahnya membuat arzi menjadi pribadi yang manja dan sombong, justru dia lah yang paling rendah hati diantara 2 kakak perempuannya. Meski begitu kakak-kakak perempuan arzi begitu sangat menyayanginya, hingga arzi tidak bisa membedakan perasaan sayang itu ternyata bukan diperuntukan sebagai kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Melainkan..

-FLASHBACK-

"Ci shana, kok mamah sama papah udah seminggu ngga pulang-pulang ya?" Tanya seorang gadis kecil  berusia 10 tahun yang akan menunaikan haknya sebagai seorang mahluk hidup untuk mengistirahatkan diri pada malam yang sunyi.

Shana tersenyum, ia ikut berbaring disamping adiknya. "Mamah sama papah masih sibuk zi, mereka bilang baru bisa pulang besok lusa." Jelas shana yang jemarinya sibuk menyelami helai demi helai rambut gadis kecil itu.

"Ci ge kok ngga nemenin aku tidur malam ini? kan seharusnya ini jadwalnya ci ge temenin aku tidur, ci shana kan udah kemaren." Arzi mendongak menatap ke arah kakak sulungnya yang ternyata sudah lebih dulu melempar pandang, "Gege hari ini ngga pulang, besok juga ngga pulang. Jadi kamu ngga papa kan kalo 2 hari kedepan sama saya dulu?"

"Kenapa?" 

"Gege ada pelatihan model, jadi dia harus ikut karantina 2 hari." Jelas shana singkat. Gadis disampingnya itu mengerutkan dahinya. "Kok ci ge ngga bilang sama aku si! huh! Awas aja nanti kalo pulang, aku cium seribu kali." Rutuknya kesal dengan nafas yang tersengal-sengal.

ARTistic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang