•Teritorial [18+]

1.3K 112 84
                                    

"Teritorial bukan sekedar batas fisik yang memisahkan ruang, melainkan wilayah tak terlihat tempat jiwa menetap-tempat seseorang merasa aman, namun juga terkungkung; ruang di mana harapan, kenangan yang tercipa, dan perasaan saling bertemu, membentuk peta emosional yang hanya bisa dijelajahi oleh hati yang pernah terluka atau dirindukan."

-Upil Zee-

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Hitam masih suram, lebam masih menikam, sakit masih melekit. Semua hanya menduga tentang apa yang dirasakan oleh Shana, semua masih mengira bahwa Shana begitu menderita. Dan itu benar, tapi tidak tepat. Shana tidak selemah yang terlihat, diamnya bukan berarti bungkam. Luka di sudut bibir memang belum kering, bahkan memarnya masih berwarna pekat. Namun, apa yang telah terjadi pagi tadi memang sudah dengan matang Shana pertimbangkan, kesengajaannya untuk menentang perintah Bram pun adalah bagian dari rencana. Shana tidak bodoh, sebab dari semua yang terlewati- masih ada satu rahasia lagi. Rahasia yang hanya diketahui oleh Shana dan kedua orang tua mereka.

Masa lalu bukanlah sebuah film lanjutan. Kendati ia berakhir sedih dan mengerikan, tapi sadarilah bahwa masa lalu sudah terputus. Saat Shana meratapinya berlebihan, itu tidak masuk akal sebab Shana hanya akan memberi makan pada harapan yang irasional; Shana terjebak di dalam takdir yang tidak memihak. Untuk itu, Shana tidak akan membuat dirinya nyaman di dalam kelemahan, hingga Shana menjadi kesulitan menerima bab baru kehidupan. Shana percaya bahwa masa lalunya sudah kosong tanpa pemeran, tak ada lagi kehidupan, tak ada pertukaran energi atau usaha karena memang tak ada lagi siapa-siapa di sana.

Jika Shana masih menunggu, meratapi, dan percaya. Shana hanya akan menemui kata percuma karena film yang ia sebut masa lalu itu akan mengulang-ngulang kisah yang sama. Jika Shana masih tidak mau beranjak, ia sama sekali tidak bisa memutar masa dan mengubah apa-apa di sana. Shana bukan sudah berdamai, bukan pula lupa. Tapi wanita itu akan menuntut sebuah balasan. Mau tidak mau dan suka tidak suka, Arzi juga Gheovani akan turut serta meramaikan pestanya. Shana adalah karakter dalam sebuah cerita yang akan berperan sebagai penjahat untuk orang tuanya, Arzi adalah iblis berwajah malaikat dengan sayap mengepak di punggungnya, dan Gheovani si perempuan gila yang akan melakukan apapun demi tujuannya.

Dari semua rentetan peristiwa, pengamatan Shana kepada Arzi maupun Gheovani telah berhasil ia ambil kesimpulan. Shana akan menjadikan kedua adiknya sebagai panglima untuk menuntut balas kepada orang tua mereka. Semua tipu daya Gheovani, berbagai cara licik Arzi sudah mampu ia serap. Kekuatan dan energi mereka lah yang sebenarnya Shana butuhkan. Ini bukan lagi perihal keterlibatan, namun kontribusi. Pertempuran di dalam keluarga akan menjadi suatu pertikaian yang menyenangkan.

Mungkin ia sempat berfikir bahwa kedua adiknya tidak perlu ikut terlibat, tapi sebagaimana Shana menyembunyikan, sekuat apapun Shana menahan, mereka akan suka rela mengambil peran dalam cerita hidup Shana. Ia yakin itu.

ARTistic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang