7. Kawasan Kumuh

11 3 9
                                    

Typo bertebaran!

.

.

.

Pukul 09.00

Selesai mengerjakan tugas online yang diberikan oleh guru, Neiru kembali melukis pemandangan alam di atas kanvas. Setelah selesai, Neiru memeriksa hasilnya dan tersenyum puas, "fiuh~, akhirnya selesai."

Neiru meletakkan hasil lukisannya di balkon, menjemur lukisan tersebut agar cepat kering. Dia kemudian berpikir sejenak, "mungkin aku bisa keluar sebentar, ya? Pengen jalan-jalan juga," ucapnya dalam monolog.

Setelah berganti pakaian, dia pun keluar rumah untuk pergi jalan-jalan setelah mendapatkan izin dari bodyguard pribadinya. Neiru menolak untuk diantar. Jelas, dia ingin sendiri saat ini. Lagipula, siapa yang berani mencelakai dia?

Jika ada yang berani, mereka akan menemui ajal mereka.

Neiru selesai berganti pakaian menjadi pakaian santai. Dia mengenakan kaus putih lengan panjang dengan gambar pemandangan alam dan celana jeans biru gelap. Dia juga mengenakan sepatu sneakers hitam yang nyaman untuk berjalan kaki.

Dengan semangat, Neiru keluar dari mansionnya dan mulai berjalan kaki di sekitar lingkungan sekitar. Udara segar dan sinar matahari yang hangat membuatnya merasa segar dan bersemangat. Dia menyusuri jalan-jalan kecil yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga yang indah.

Saat berjalan, Neiru melihat anak-anak bermain di taman dan tersenyum melihat kegembiraan mereka. Dia juga bertemu dengan beberapa tetangga yang sedang berkebun di depan rumah mereka. Mereka menyapa Neiru dengan ramah dan bertukar beberapa kata.

Setelah beberapa saat berjalan, Neiru memutuskan untuk mampir ke kafe kecil favoritnya. Dia memesan secangkir green thai tea dan duduk di meja di luar sambil menikmati suasana sekitar. Sambil menyeruput green thai teanya, Neiru merenung dan mengagumi keindahan alam di sekitarnya.

Setelah menyelesaikan meminum green thai teanya, Neiru melanjutkan perjalanannya. Kali ini, dia memutuskan untuk menjelajahi taman kota yang luas. Dia berjalan di antara pepohonan rindang dan menikmati suara burung bernyanyi. Neiru menghirup udara segar dan merasakan kedamaian dalam hatinya.

Dan secara kebetulan, Neiru bertemu dengan Ruis yang juga ada di sana sedang memberi makan bebek-bebek dan burung-burung di danau buatan itu.

.

.

.

"Ne, kita beneran mau ke sana, nih?" tanya Ruis ragu.

"Iyalah, emang kenapa? Kamu takut, ya?" goda Neiru di selingi senyum jahil sambil menyikut Ruis pelan.

Ruis menatap Neiru, "sebenernya sih, iya. Aku takut. Meski bukan kali pertama juga kita ke sana," Ruis menghela napas pelan. Menatap lurus jauh ke depan.

"Tenanglah, bro. Kamu kan, punya Bang Froza sama Bang Friza. Kalo ada yang berani macem-macem, otomatis salah satu dari mereka bakal keluar langsung adu bacok," kekeh Neiru sambil merangkul bahu Ruis.

"Haduh, dua orang itu emang gila," Ruis memdengus sebal, "aku gak suka setiap kali sadar abis mereka ngambil alih, tanganku penuh darah. Jijik tau gak!"

"Hahaha, resiko bre. Yang sabar, ya~," tawa Neiru yang membuat air muka Ruis menjadi jelek.

Saat ini mereka berdua sedang duduk di kursi taman sambil menikmati pemandangan bebek-bebek yang berenang di danau buatan, begitu juga dengan para burung yang terbang bebas di sekitar danau. Beberapa burung juga hinggap di dahan pohon. Kupu-kupu juga beterbangan dan hinggap di antara bunga-bunga sambil menikmati nektarnya.

Me And The Other WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang