Marano (Marka & Jeano)

2. Izin Untuk Berkuliah

>>>>>>>>>>

Marka mengendong Jeano dengan gendongan ala koala dan menaruh Jeano pada kasurnya dengan perlahan.

"Eunghh..." Jeano terbangun dari tidurnya.

"Kau butuh sesuatu, baby?" Tanya Marka kepada Jeano.

"K-kamu siapa?" Tanya Jeano yang belum bisa membiasakan diri.

"Aku Marka, your future husband." Goda Marka.

"A-aku ingin pulang, aku tidak ingin berada disini..." Jeano.

"Tidak dengan itu." Tegas Marka.

"Hiks... K-kau jahat!" Tangis Jeano pecah.

"Diam!" Bentak Marka kepada Jeano.

Jeano yang terkejut lantas menunduk dan menangis.

Marka yang menyadari hal itu langsung menarik Jeano ke dalam pelukannya.

"Sorry. I'm really really sorry, baby." Marka.

"Hueee, Malk jahat!? Ano tidak suka malk!" Mulai kumat deh manjanya Jeano.

"Heyy, dengarkan saya baby." Marka.

Marka menyeka air mata Jeano dan berbicara dengan lembut berharap Jeano dapat mengerti.

"Saya membeli kamu karena kamu sudah dijual ayah kamu kepada saya, kalau kamu meminta untuk saya lepaskan lantas apa gunanya saya membeli kamu?" Tanya Marka dengan lembut kepada bayinya itu.

"Sekarang jelaskan kepada saya kamu ingin di perlakukan bagaimana, hm?" Lanjut Marka dan Jeano pun mengangguk.

"Peltama, Ano mawu kaka malk tidak membentak Ano. Kedua, Ano ingin kaka malk memanggil Ano dengan sebutan Ano not jeano."

"Hanya itu, baby?" Tanya Marka memastikan.

Jeano pun mengangguk dan dia menjelaskan bahwa dirinya akan menjadi seperti anak kecil jika dirinya menangis, contohnya menjadi cadel, dll. Marka pun tidak keberatan akan hal itu.

"Eungg... Malk, apakah Ano masih boleh berkuliah?" Tanya Jeano kepada Marka.

"Boleh, baby. Besok juga saya akan bekerja di kampusmu." Jawab Marka.

"But, why?" Tanya Jeano dengan membulatkan matanya.

"Ingin memastikan bahwa kamu aman." Ucap Marka dengan enteng.

"Tapi Ano sudah bukan anak kecil lagi..." Lesu Jeano.

"Menurut, atau tidak sama sekali." Tegas Marka

"Okayy, okayy. Ano setuju..." Ucap Jeano dengan pasrah.

Tbc...

Jangan lupa vote!!!