1. Pertemuan

5.9K 276 4
                                    

"Jadi kapan anda akan membayarnya Tuan Alvarez?!" Teriak Tuan Marka dengan suara menggelegar.

"S-saya mohon tuan, berikan saya tambahan waktu, s-saya belum bisa melunasinya" Ucap Tuan Alvarez bersimpuh di kaki Tuan Marka.

"Ayahhh, Jeano pul-" Belum sempat Jeano melanjutkan kata katanya ia terkejut dengan keberadaan ayahnya yang bersimpuh di kaki Tuan Marka.

"Heiii, ayahh, apa yang terjadi?" Menanyakan ayahnya tentang apa yang terjadi.

Marka menatap wajah manis Jeano, sepertinya dia tertarik pada Jeano?

"Kau cukup menarik, kelinci kecil." Ucap Tuan Marka yang berhasil membuat tubuh Jeano merinding.

"S-siapa kamu?!" Bentak Jeano.

"Shh... calm down, baby." Ucap Marka.

"Tuan Alvarez, bagaiman jika anakmu yang menjadi jaminan hutangmu, hm?" Tawar Marka.

"Hutangmu akan ku anggap lunas dengan syarat kamu menjual anakmu kepadaku dan aku akan menjadikan anakmu sebagai milikku." Kata Marka sembari menyeringai.

"Y-ya, b-baiklah. Ambilah saja anakku dan anggap hutang saya lunas, tuan..." Ucap Tuan Alvarez yang menyerahkan anaknya untuk melunasi utangnya.

"A-ayah, kenapa kau tega menjadikanku jaminan atas  semua hutangmu?..." Lirih Jeano dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sekarang kau bukan lagi anakku. pergi!?" Bentak Tuan Alvarez kepada Jeano.

"Ayah tega dengan anak ayah sendiri? Jeano adalah darah daging ayah!" Sahut Jeano tak mau kalah.

"Kau! Kau hanya bisa menyusahkanku dan kau adalah pembawa sial di hidupku!?" Maki Tuan Alvarez.

"Ayah benar benar mengatakan hal itu?" Tanya Jeano lirih.

"Asal kau tau, ibumu meninggal karenamu, sialan!" Bentak Tuan Alvarez lagi.

"Kalau begitu kenapa ayah tidak membunuh Jeano, hah?!" Teriak Jeano.

Tuam Alvarez yang kesal pun seketika mendorong Jeano hingga Jeano tersungkur tepat di hadapan Marka.

Marka yang melihat hal itu pun sontak mengeluarkan pistol dan menodongkan nya tepat pada dahi Tuan Alvarez.

Marka memerintahkan bodyguard nya untuk memberikan pelajaran kepada Tuan Alvarez dan menunduk menatap Jeano.

"Sekarang kamu milikku, bunny." Ucap Tuan Marka lalu mengendong Jeano seperti karung beras.

Jeano yang merasakan bahwa tubuhnya melayang pun segera memberontak namun Marka menarik kepala belakang Jeano agar menatap mata tajam nya.

Jeano takut, dengan segera ia menunduk dan hal itu membuat Marka terkekeh sambil menggendong Jeano menuju mobil.

>>>>>>>>>>

Marka mendudukkan Jeano di pangkuannya dan Jeano yang berhadapan dengan wajah dingin Marka pun sontak menundukkan kepala.

"T-tuan akan membawa saya kemana?..." Tanya Jeano dengan kepala tertunduk takut.

"Mansion saya." Jawab Marka dingin.

Jawaban Marka sontak membuat Jeano menangis kala teringat perkataan ayah nya di rumah tadi.

"Heyy, lihat saya baby." Ucap Marka ketika melihat Jeano yang kembali menangis.

Marka mengangkat dagu Jeano namun Jeano segera menatap ke arah lain karena Jeano masih takut menatap mata tajam Marka.

Marka menghela nafas kasar kala Jeano menatap ke arah lain.

"Kenapa menangis?" Tanya Marka.

Jeano menggeleng dengan isakannya.

"Baby, look at me." Ucap Marka dengan tegas.

Jeano menggeleng dan memejamkan matanya lalu menunduk lantaran takut dengan suara tegas milik Marka.

"Heyy. look at me, baby." Ucap Marka dengan lembut.

Jeano dengan pelan mengangkat dagunya dan menatap Marka dengan tatapan sayunya, menambah kesan cantik dalam dirinya.

"Lain kali kalau ada orang yang sedang berbicara, kamu harus menatap matanya ya, baby?" Pinta Marka sambil mengelus kepala Jeano.

Jeano mengangguk dan kembali bertanya walaupun ada sedikit rasa takut di hatinya.

"Apakah ayahku berhutang kepadamu?" Tanya Jeano.

"Benar, kenapa, baby?" Tanya balik Marka.

"B-berapa hutang ayahku?" Tanya Jeano.

"Sekitar 500 juta." Jawab Marka.

Jawaban Marka sontak membuat Jeano membulatkan matanya menambah kesan lucu bagi Marka dan pemirsa pemirsa semua.

"A-aku mengantuk karena bersekolah tadi, bisakah aku tidur?..." Tanya Jeano.

"Kemarilah, baby." Perintah Marka dengan menuntun Jeano ke arah dada bidang nya.

Jeano pun menurutinya dan segera mengelamkan wajahnya pada dada bidang Marka.

Jeano menduselkan kepalanya pada dada bidang Marka dan segera terlelap setelah menemukan tempat ternyaman nya.

Marka yang melihat itupun hanya terkekeh dan memeluk erat tubuh serta mengelus punggung Jeano.

"Sweet dreams, baby." Ucap Marka sambil mengecup pucuk kepala Jeano.


Tbc...

Gimana gimana? Adakah kesalahan? Boleh req nih mau gimana kelanjutannyaaa, thanks for reading...

JANGAN LUPA VOTE!!!

Marano (Marka & Jeano)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang