12. Bunda Dan Rahasia

2.2K 105 1
                                    

pagi harinya...

"Kakakaaa ayo bangun." Jeano membangunkan Marka.

"Kenapa sudah bangun? tumben sekali." Ucap Marka.

"Hehee, emang ngga boleh? mandi sanaa, Ano sudah mandiii" Ujar Jeano.

"Baiklah, baiklah. Tunggu ya." Ucap Marka.

"Baikk!" Ucap Jeano sambil mencari kotak p3k dan memasukkannya ke dalam tas.

Setelah Marka selesai mandi mereka pun segera sarapan dan berangkat menuju kampus.

Hari ini adalah jadwal matkul Marka, sebenarnya Jeano tidak mau mengikuti matkul ini karena pasti ada Sarah dan teman temannya namun karena ini matkul Marka dan Marka memaksa Jeano jadi mau tidak mau Jeano harus mengikuti pembelajaran itu.

Seperti biasa pagi harinya di sambut oleh Narendra, Marvel dan Haikal. Keempat sohib itu sedang bersanda gurau hingga akhirnya suasana itu hening ketika mereka memasuki kelas.

Sarah dan teman temannya masuk dan berjalan menuju bangku mereka masing masing, sepertinya Sarah dan teman temannya sudah sadar dengan apa yang sudah mereka lakukan.

Namun angan angan Jeano tersingkirkan, ia melihat Marka datang dengan membawa dua surat di genggaman tangannya.

"Pagi semuanya." Sapa Marka.

"Pagi pak." Jawab mahasiswa/siswi lain.

"Pagi." Jeano hanya mengikuti di bagian pagi saja.

"PAGI PAK MARKAA!!" Seru Sarah.

Marka menatap Sarah dan kemudian beralih menatap Jeano.

"Sarah dan Jeano, kalian ke depan." Titah Marka.

Mereka berdua pun langsung berjalan ke depan dan Marka memberikan mereka masing masing satu surat.

Mau tau isinya? gini ya ilustrasinya...

Kepada yang terhormat saudara Jeano Alvarez

Dengan datangnya surat ini, kami pihak Kampus Harapan Bangsa dengan ini meminta saudara Jeano Alvarez beserta wali untuk datang.

Pukul : 10.00 WIB
Hari : Kamis, 29 Februari 2024
Tempat : Ruang BAAK (Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan)

Dengan datangnya surat ini, kami selaku pihak kampus mengharapkan datangnya ananda beserta wali.

Sekian dari kami pihak Kampus Harapan Bangsa, kami mengucapkan terima kasih.

Tertanda
Rektor Kampus Harapan Bangsa

Ya gitulah kira kira...

Sarah terkejut dengan isi surat itu namun tidak dengan Jeano, Jeano memikirkan siapa yang akan datang besok, sedangkan ayahnya saja sudah menjualnya.

Sarah masih terpaku disana sedangkan Jeano? ia sudah kembali ke tempat duduknya dan melempar surat itu tepat di atas mejanya.

Ia mengusak surainya kasar karena merasakan stress, Jeano teringkat akan dulu ketika ia menerima raport saat duduk di bangku SMP, jika tidak diambilkan oleh ibunya maka akan di ambilkan oleh orang suruhan ayahnya.

Jeano binggung dan dia tak sadar bahwa Marka sedari tadi sedang melihatnya melamun, Marka yakin bahwa Jeano sedang memikirkan siapa yang akan datang besok.

Marano (Marka & Jeano)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang