20. Teman Baru

355 35 4
                                    

Keesokan hari setelah kejadian itu Jeano lebih sering meminta Marka untuk mengajaknya ke kantor, karena apa? karena seru.

"Melk... Nwnti Anw ikwt kw kwntor yw?" (melk... Nanti Ano ikut ke kantor ya?)

"Makannya di habisin dulu sayang baru ngomong" Titah Marka dan segera di patuhi oleh Jeano.

"Nanti ajak Ano ke kantor Melkk!!" Seru Jeano.

"Iya-iya nanti ke kantor saya." Setuju Marka.

"Yeayyy!!" Jeano pun segera pergi untuk menyiapkan bekalnya yaitu susu dan permen, oh jangan lupakan juga dot kesayangannya.

Marka menunggu Jeano di bawah sembari memperhatikan jam tangan yang sedari tadi terpasang pada pergelangan tangannya.

"Sayang, cepat." Titah Marka dari bawah.

"Iya sebentarr, sabar!!" Jawab Marka dengan sedikit berteriak.

"5 menit atau saya tinggal!" Ucap Marka.

"Sabar sedikit!" Protes Jeano.

Jeano akhirnya turun dengan sedikit terburu-buru menuruni tangga.

"Pelan-pelan saja nanti jatuh." Titah Marka.

"Tadi katanya suruh cepet, sekarang suruh pelan. lama lama Ano gulung juga tangganya!" Gumam Jeano sembari mengikuti Marka menuju mobil.

"Pelan-pelan dong jalannya! Ano ga bisa ngikutin ini!!" Ucap Jeano sembari berusaha menyelaraskan langkahnya.

"Kamu terlalu pelan, makanya cepat sedikit." Balas Marka.

"Bukan Ano yang terlalu pelan tapi Melk yang terlalu cepat!" Protes Jeano.

Marka yang mendengar hal itupun langsung menggendong Jeano ala koala menuju mobil dan melajukan mobil dengan kecepatan stabil.

Sesampainya di kantor Marka...

Jeano masuk dengan mengenggam jari telunjuk Marka dengan kelima jarinya, maka semua orang dapat melihat jari Jeano yang lebih kecil di bandingkan Marka.

"Selamat pagi, Tuan..." Ucap semua karyawan di kantor itu serta menundukkan badan.

Marka tak menjawab mereka dan terus berjalan sementara Jeano menatap ramah dan bahkan Jeano tak segan segan untuk melambaikan tangan kepada karyawan Marka.

Marka menatap sekeliling dan atensinya jatuh kepada seluruh karyawan yang menatap gemas kepada Jeano, Marka tak mempermasalahkan hal itu selagi tak ada yang memegang kesayangannya.

Jeano tiba tiba menghentikan langkahnya dan melepas genggaman tangan Marka, Jeano melihat boneka lucu yang sepertinya memang di layangkan untuknya.

"Nyonya, apakah anda mau menerima hadiahku ini?" Tanya karyawan bernama Sephia itu.

"Ini untukku?" Tanya Jeano dengan antusias.

"I-iya, N-nyonya..." Ucap Sephia dengan sedikit takut.

Kenapa Sephia takut? Ya karena ada Marka yang memperhatikan interaksi antara keduanya dengan mata tajamnya.

Namun Jeano tak mempermasalahkan hal itu dan malah mengambil boneka lumba-lumba berwarna biru itu, tak lupa Jeano pun berterima kasih kepada Sephia.

"Terima kasih, siapa namamu?" Tanya Jeano.

"Nama saya Sephia, Nyonya..." Jawab Sephia sopan.

"Jangan panggil aku nyonya!! aku laki laki..." Ucap Jeano kecewa dan melekungkan bibirnya kebawah.

"T-tidak bisa, Nyonya..." Ucap Sephia.

"Kenapa? aku bahkan tidak mengigitmu..." Jawab Jeano dengan sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marano (Marka & Jeano)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang