"Emang aku salah kalau deketin Marka?" Ucap Jeano berbicara sendiri.
"Bunda, Jeano mau cerita boleh kan?" Jeano teringat akan bundanya.
"Tadi Jeano berangkat lalu tiba tiba saja Sarah dan kawan kawannya datang dan memukul Jeano." Cerita Jeano.
"Jeano di ingetin ga boleh dekat dekat sama Marka. lalu Sarah tiba tiba menampar dan memukul Jeano."
"Jeano diam saja karena Jeano tau bahwa bunda ngga suka kalau Jeano memukul ataupun menampar perempuan kan?"
"Jeano ingat itu, namun sakit bunda. Jeano ngga bisa bohong, Marka juga membela Sarah. Jadi Jeano tidak bisa berbuat apapun."
"Bunda, apa Jeano salah jika Jeano membenci Sarah?"
"Bundaaa... Jeano rindu bunda, Jeano mau di peluk bundaa.." Ucap Jeano ingin menangis.
Jujur saja, Bunda Jeano telah meninggal saat Jeano menduduki bangku sekolah dasar.
Bunda Jeano meninggal karena suatu kecelakaan di malam hari saat sedang hujan, Jeano sendiri masih mencari tau pelaku yang sengaja menabrak Ibunda tercinta hingga berakhir harus meregang nyawa.
"Bunda, kalau bunda tau. Jeano sakit bunda, ayah jual Jeano karena hutang ayah lalu Jeano di fitnah bundaa... bunda ayo kembali, Jeano rindu bundaa..."
"Bundaa, Jeano salah ya kalau Jeano membenci ayah?"
"Bundaaa, kaki Jeano sakit, bun. Bibir Jeano kelu rasanya. bunda ga mau obatin luka Jeano?"
"Bunda, Jeano ngga kuat, Jeano mau nyusul bunda, hiks..."
"Jeano mau peluk bunda, mau cerita ke bunda gimana hari hari Jeano tanpa bunda..."
"Bunda... kalau waktu boleh di ulang lagi, Jeano mau lari dan peluk bunda sepanjang hari..."
"Bunda bilang bunda bakal jaga dan selalu ada buat Jeano terus kan? sekarang bunda kemana? Jeano butuh bunda..."
"Kalau aja Jeano tau siapa yang udah tabrak bunda, Jeano bakal buat anaknya ngerasain apa yang Jeano rasain."
"Sakit bunda, sakit... Jeano mau bunda."
Tiba tiba langit tampak mendung dan tampak dari atas banyak mahasiswa/siswi sedang berbondong bondong masuk ke dalam kelasnya untuk mencari tempat teduh.
"Bunda lagi sedih ya? maaf ya bunda kalau Jeano buat bunda sedih."
"Jeano trauma bunda, Jeano trauma sama yang namanya hujan..."
"Hujan mengingatkan Jeano sama bundaa."
"Bunda, pulang. Jeano berantakan."
"Jeano mau bunda..."
"Jeano sayang bunda."
"Besok Jeano ke makam bunda ya?"
"Bunda bantuin Jeano sembuhin luka ini ya, bun?"
"Gapapa kalau bunda ga mau jawab, yang penting Jeano tau kalau bunda dengerin Jeano."
Suara tangisan yang menyakitkan itu berpadu dengan suara rintikan air hujan yang semakin deras membasahi kota dan lingkungan kampus.
Jeano merasakan sakit pada luka di bagian bibir, punggung, kaki, dan tangannya akibat ulah Sarah dan teman temannya.
Setelah selesai berbicara dan mengungkapkan perasaannya Jeano memutuskan untuk menyudahinya dan segera mengusap air matanya mencoba untuk tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marano (Marka & Jeano)
FanfictionMenceritakan tentang Jeano Alvarez yang dijual oleh ayahnya kepada Tuan CEO tampan bernama Tuan Muda Marka Putra Genandra, kehidupan yang ada di benak Jeano membuat Jeano takut kepada Marka, mengapa begitu? karena Jeano telah mengetahui bahwa Marka...