08 - Lippe

32 6 0
                                    









- Jika Yang Mulia hendak memberikan tahtah pada Lady Jenneth'-

-'maaf!, satu-satunya orang yang akan menolak gagasan anda adalah...'-

-'saya'-















Pagi hari, kicauan burung lagi lagi membangunkanku dari mimpi buruk yang sudah lama menghantuiku. Sinar mentari sudah sedikit naik dari ufuk timur, nampaknya aku terbangun terlambat dari biasanya, atau Lilian lupa untuk membangunkanku? entahlah, memori kemarin sedikit kabur. Aku hanya ingat Athy yang tenggelam dan  sebuah tangan besar nan hangat yang menyentuh pelan keningku, sisanya ? buram.

Kepalaku masih terasa berat, pandanganku pun belum seutuhnya kembali. Apa aku sakit?

Pintu terbuka, Lilian masuk dengan membawa ember kecil dan handuk kecil "Selamat Siang Tuan Putri, bagaimana kabar anda sekarang?" tanganya menyentuhku "masih sedikit panas, anda harus istirahat satu hari lagi" ungkapnya sambil tersenyum. Handuk itu ia kenakan di atas keningku, mengompres agar panas bisa turun lebih cepat.

"Athy?" dan ternyata tenggorokkanku masih sangat kering

"Tuan Putri Athanasia baik baik saja, beliau dipisahkan terlebih dahulu dengan anda untuk kesehatannya. Tapi percaya pada saya, Tuan Putri bahkan Yang Mulia Raja sangat mencemaskan anda"

"... tolong jaga Athy" lirih kecilku

"Jangan khawatir, Tuan Putri Athanasia aman bersama sir Robein dan Yang Mulia Raja..."

"oh..." tunggu?! "APA?! sedang apa mereka?!" aku harus tetap menemani Athy!

"Sedang minum teh di halaman" aku langsung terduduk, melepaskan handuk kecil dan memegang tangan Lilian dengan keras "Tuan putri?"

"Persiapkan aku dengan cepat! aku ingin menyusul" ungkapku

"tapi...

... TAK ADA TAPI! INI PERINTAH!" mata Lilian membulat besar, sedikit begetar. Ia menunduk patuh seakan takut.


Deru nafas terengah engah karena aku berlari untuk menuju tempat minum teh yang di bicarakan oleh Lilian sebelumnya.

"Kaka?" Terlihat Athy sangat terkejut melihatku kelelahan di hadapannya, sampai dia harus memegang tanganku seakan menolongku untuk tidak terjatuh

"Ha... Ha...sebentar... Ha! Biarkan ... Huft... Aku bernafas sebentar uhuk!"

"Kak .. kenapa berlari seperti itu? Kaka masih sakit kan?" Athy menempatkan ku duduk disebelahnya

"Aku sudah baik baik saja uhuk... Jangan khawatir" ungkapku yang hanya duduk di sampingnya

"Minum air di cangkirku kak" aku langsung minum susu dari cangkirnya sedikit menyegarkan

"Bukannya kau harus istirahat di kamarmu?" Ungkapan yang keluar dari Claude membuat Lilian menunduk ketakutan

"Itu bukan salah Lili! Aku memaksa untuk kesini"

"Kenapa?" Athy dan claude bertanya bersama, membuat mereka saling melihat satu sama lain dan kembali melihatku untuk meminta jawaban

"... Hanya ingin ikut minum teh bersama"

"Ahh iya Athy juga ingin mencoba teh yang ayah minum" ungkapnya polos

Baguslah Athy langsung mengganti percakapan, aku masih menenangkan diriku agar tidak terengah engah

"Teh tidak baik untuk umur anda Tuan Putri"

"Berikan saja, aku tak punya alasan untuk tidak memberikannya teh kepada mereka"

Sedikit perdebatan antara Claude dan Felix tapi pada akhirnya kami berdua mendapatkan teh yang kami mau.

Lippe?! - kepalaku berdenyut sedikit, terasa memusingkan tapi aku harus tetap bertahan di hadapan mereka

Athy meminumnya duluan lalu dia tersenyum seraya berkata

-" teh ini sangat enak, seperti bunga bermekaran di mulut Athy "-

Sesak! Dada ini sesak! Entah kenapa! Bahkan melihat ekpresi dari Claude dan Felix yang terkejut karena perkataan Athy membuatku bingung sebenarnya apa maksud dari perasaan ini?

"Wah anda sama seperti mendiang Lady Diana, beliau juga mengatakan hal yang sama kala pertama kali meminum teh tersebut"

"Ibu?" Athy dan aku didalam hati

"Benar Mendiang Lady Diana sangat menyukai teh tersebut, sampai beliau setiap hari meminum dan..."

"Hari ini kau sangat berisik Felix!" Perkataan dingin Claude membuat pria rambut merah itu terdiam, baru juga bersemangat mendengarkan cerita ibu untuk pertama kalinya, dia sudah memotong

Benar juga, di kehidupan sebelumnya, aku belum pernah mendengar cerita tentang ibuku, ini baru pertama kalinya.

"Angkat teh itu! Minum susu saja agar kalian cepat besar!" Runtuk Claude yang di turuti oleh Lilian yang tengah Menganti teh kami dengan susu "10 Langkat kebelakang Felix" dan Felix menuruti semua perintahnya. Claude kembali meminum tehnya sambil sedikit mengerutkan dahinya, kenapa dia? Apa dia pusing!... Ah! Peduli apa aku padanya?! Biarkan saja!








----------------------------------------------------------------

Maafnya para reader ... Baru up loh dan pendek banget kek ya. Baru selesai jadi abdi negara nich wkwkw ... Nanti bakal update sesuai jadwal lagi kok, semoga Minggu depan bisa lebih panjang lagi ceritanya hehe... Jangan lupa vote, comment yah ehe... Love you guys <3

Need A Time [SIBAP Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang