"GWEEENNN!"
Guinevere tidak menghindari ular raksasa yang telah membuka lebar mulutnya untuk menelan Guinevere hidup-hidup. Dia tetap berdiri tenang dan hanya mengarahkan sebelah tangannya ke depan. Dalam sepersekian detik ular itu kembali mengatupkan mulutnya dan tanpa berpikir dua kali, dalam sekejap Elang sudah berdiri di antara Guinevere dan si ular.
"Apa yang kau lakukan idiot?"
Alih-alih menjawab Elang malah menatap Guinevere dengan sepasang rubinya. Bukan tatapan garang yang Guinevere dapat, tetapi ada kegetiran dan penyesalan tak terhingga di kedalaman rubi milik Elang. Guinevere tahu, mungkin Elang masih merasa bersalah tentang kejadian saat ujian Alnilam.
"Tenanglah, Marry tidak akan menyakitiku."
Guinevere mengusap kepala ular raksasa yang tadi disebutnya Marry untuk membuktikan pada Elang kalau ular itu benar-benar tidak akan menyakitinya. Marry adalah salah satu monster yang ada di hutan bagian barat dalam penjagaan Arashi. Guinevere sudah mengenal semua monster dari hutan itu dengan baik, jadi mereka tidak akan menyakiti Guinevere. Walaupun Elang selalu mengatakan kalau ia membeci Guinevere, tapi tetap saja Elang akan bertingkah berlebihan kalau terjadi hal-hal buruk pada Guinevere, mungkin itu karena mereka besar bersama.
Ibu Guinevere sudah meninggal saat melahirkannya. Gautam tidak terlalu mengerti bagaimana merawat Guinevere dengan baik, pasalnya Guinevere sangat berbeda dengan Gerald. Guinevere kecil begitu rapuh dan seringkali jatuh sakit, selama itu Karina lah yang merawatnya. Setiap kali musim dingin datang Guinevere pasti demam, dan saat itu Elang akan menemaninya di kamar sambil menangis seharian, karena tidak ada yang bisa diajak bermain. Di hari lain saat anak-anak yang lain bermain dan berlarian di taman, Guinevere hanya akan duduk di tepian danau. Guinevere tidak memiliki terlalu banyak energi seperti ras altergo lain, tapi Gerald sudah mengajarinya tentang penganalisaan dan berbagai hal dalam pertempuran, karena itu Guinevere tidak pernah melakukan pergerakan yang sia-sia.
"Dengar," Elang memegang sisi wajah Guinevere. "aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi."
*
Hari itu, hari di mana ujian Alnilam dilaksanakan. Ada enam puluh tim Mintaka yang setiap timnya terdiri dari tiga orang mengikuti ujian ini. Ujian Alnilam terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah ujian tertulis yang bertujuan untuk mengetes pengetahuan masing-masing individu, sedangkan bagian kedua adalah perebutan gulungan yang bertujuan untuk mengetes kerjasama tim.
Pagi itu matahari bersinar hangat saat para Mintaka berkumpul di pintu masuk hutan kematian; tempat diadakannya ujian kedua. Di ujian kali ini seorang pengawas memberikan satu gulungan pada masing-masing tim.
Ada tiga jenis gulungan yaitu gulungan Alnitak, Alnilam, dan Mintaka. Para raja terdahulu mempercayai bahwa para ksatria di sebuah negeri itu layaknya rasi bintang Waluku yang merupakan panutan untuk mengetahui letak rasi bintang lain, sama halnya dengan para ksatria uang merupakan panutan, apabila para ksatria banyak berbuat keburukan tidak menutup kemungkinan dunia akan hancur. Karena itulah ketiga gulungan dipilih berdasarkan nama ketiga sabuk Waluku.
Sebanyak dua puluh tim mendapatkan gulungan Alnitak, dua puluh tim mendapatkan gulungan Alnilam, dan dua puluh tim lainnya mendapatkan gulungan Mintaka. Untuk lolos ujian kedua, setiap tim diharuskan membawa ketiga gulungan dan menyerahkannya pada pengawas yang telah menunggu di menara yang terletak di tengah-tengah hutan kematian. Waktu mereka memperebutkan gulungan adalah tiga hari dan bagi sebuah tim yang anggotanya berkurang dalam artian mati karena serangan monster ataupun tim lain, maka akan didiskualifikasi.
Hutan kematian memang terkenal dengan monster-monster ganas yang ada di dalamnya. Tidak perlu ksatria hebat untuk merasakan kalau aura dari dalam hutan itu sangat pekat. Pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan dedaunan rimbun menghalangi sinar matahari hingga di dalam sana selalu tampak seolah adalah malam hari. Sebelum berangkat setiap tim juga diharuskan memilih nomor undian untuk menentukan gerbang ke berapa yang akan mereka lewati untuk masuk ke dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora
FantasyAaron Elang Cyane selalu berpikir, sepulangnya ia dari latihan panjang selama 3 tahun, ia akan menjadi lebih kuat dan bisa melindungi rekan satu tim sekaligus sahabat masa kecilnya saat dalam misi, tetapi nyatanya saat ia kembali ke Konegade, Guinev...