──── ⋆ ⋅ ☾☼ ⋅ ⋆ ────
"Aku ingin sesuatu." Perkataan [name] membuat Dan Feng berhenti mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.
Lalu kembali mengunyah tanpa mengatakan apapun.
Suasana hening yang ada di ruang makan membuat [name] sedikit gugup. Terlebih lagi yang di depannya saat ini tetap sibuk memakan sarapannya.
"Tidak jadi. Lupakan saja." Ujar [name] dan melanjutkan sarapannya.
Apa yang sebenarnya ia inginkan? Bayi?
Kurasa tidak–
Setelah Dan Feng menyelesaikan sarapannya, ia bersandar pada kursi yang ia duduki dan memperhatikan [name] yang sedang makan.
"Katakan."
'oh, dia mau mendengarkan.'
[name] menelan makanan yang sudah ia kunyah dan berkata, "Aku ingin bekerja."
Dan Feng memiringkan kepalanya, "Untuk apa? Kamu bisa hanya tinggal di rumah," Balasnya. "Bukankah di rumah terasa lebih nyaman?"
"Memang. Tapi kamu pernah bertanya apa aku bisa menjadi istri yang baik atau tidak. Setidaknya aku harus membuktikannya padamu aku bisa sedikit berguna."
Dan Feng menatap [name] dengan tatapan mengejek. "Heh..Memangnya kamu bisa apa setelah dipecat dari pekerjaanmu itu? Bukankah kamu dipecat karena cara kerjamu yang tidak becus itu?"
Dan Feng berhenti sejenak. "Aku tidak membutuhkan pekerja yang suka korupsi di perusahaan ku." Lanjutnya dengan nada sarkas.
Mendengar hal itu, [name] mengerutkan dahinya dan menatap Dan Feng dengan tatapan yang sama dengannya.
Kalau sudah tidak mau kalah, ya begini jadinya.
"Siapa yang bilang aku ingin bekerja di perusahaan mu?"
Dan Feng membeku di tempatnya dan alisnya berkerut karena jengkel, apa lagi ia tidak mengharapkan balasan seperti itu dari [name].
"Kamu cukup berani untuk mengatakannya." Sindir Dan Feng. "Banyak orang ingin bekerja di perusahaan ku. Tapi, mengapa kamu tidak?"
"Itu hak ku."
Lagi lagi Dan Feng dibuat terdiam.
Mengetahui diamnya Dan Feng adalah karena kesal, [name] hanya tersenyum.
Seru juga ngeledek orang kaya, pikirnya.
"Jadi bagaimana? Mau memberikan ku izin untuk bekerja atau tidak?"
Dan Feng sempat ragu, tapi melihat [name] yang sangat berharap untuk diizinkan bekerja, membuatnya kasihan.
Dan Feng memalingkan wajahnya, "Bekerja di tempat ku saja. Kebetulan perusahaan ku kekurangan beberapa orang." Gumamnya.
Mencari alasan agar tidak terlihat membantu [name].
"Ohh! Kalau begitu, berapa gajiku perhari?"
"Kamu gila? Seorang OB saja hanya dibayar perbulan. Kamu mau gaji perhari?"
"Jadi maksudmu aku jadi OB?"
"Siapa bilang?"
"Baru saja kamu yang bilang."
![](https://img.wattpad.com/cover/362266878-288-k667746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐨𝐫𝐜𝐞𝐝 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞 • 𝐃𝐚𝐧 𝐅𝐞𝐧𝐠
Fanfiction𝐀 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐡𝐨𝐮𝐭 𝐅𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬. ──── ⋆ ⋅ ☾☼ ⋅ ⋆ ──── A marriage without feelings, huh? That's something that sounds strange. Are you really sure there are no feelings there? ──── ⋆ ⋅ ☾☼ ⋅ ⋆ ──── 𝑯𝒊𝒔 𝒆𝒚𝒆𝒔 𝒘𝒆𝒓𝒆 𝒂 𝒄𝒖�...