Malam itu aku baru pulang karena kebiasaan.Sudah sejak dulu bukan aku pulang malam-berangkat pagi? Karena kebiasaan itu jadi ya mau bagaimana lagi. Rumah sepi tidak ada penghuni,hanya ada suara tetesan air hujan dari genting dan suara kulkas.Tanpa melihat ruangan langsung saja aku menaiki anak tangga dan masuk ke kamar.Membersihkan diri, mencuci seragam dan makan.Benar-benar sepi tiada penghuni layaknya hutan belantara.
Baru saja sampai kamar,suara mobil Ayah terdengar.Aku melihat dari jendela kamar, ku dapati Ibu Belinda,Rina dan Ardan keluar dari dalam mobil menuju rumah. Mereka membuka pintu dan mengucapkan salam.
"Rasyi belum pulang,Yah" ucap Belinda membuatku langsung buru-buru ingin menyambut.Namun gagal setelah ucapan Ayah membuatku tertampar.
"Biarkan saja"
Maksud Ayah bilang seperti itu apa? Salahkah ucapan Ayah barusan? Atau memang sengaja melakukan itu? Tersenyum untuk menutupi luka.Berlari ke kamar mandi yang ada di kamar lalu menguncinya rapat.
Ayah memang selalu melihatku pulang sore atau bahkan malam saat sekolah, bukan karena keluyuran tapi aku sering menghabiskan waktu sore di sekolah. Sejauh ini tidak ada keluarga ku yang tau akan sosok Virga. Aku memang tidak pernah cerita pada siapapun tentang lelaki berhati malaikat itu. Bahkan kedua sahabatku sekalipun, Sella dan Hansa.
"Kakak?!"panggil Rina membuka pintu kamar namun tak bertemu denganku.
"Ibu, kakak belum pulang" Dia kembali menuruni anak tangga.
"Tidak apa,lagipula kakakmu memang sering pulang malam kan?"Belinda masih bisa menahan omongannya.Tapi Ayah? Dia terkesan jahat sekali dengan ucapannya yang tak sedap didenger.
Menjelang pukul sembilan malam aku turun dari kamar.Seluruh rumah sudah sepi,sunyi dan gelap.Mencuci piring yang ada di wastafel dan juga membersihkan dapur yang masih berantakan.Belinda mungkin capek makanya tak sempat membereskan tempat yang ia kotori sendiri.
"Kamu sudah Pulang kak?" Tanya Belinda dari arah ruang makan.Aku tersenyum kepadanya, "Sudah" jawabku mengubah ekspresi wajah.Belinda memiliki wajah baik namun entah mengapa dengan Ayah.Positif thinking, Ayah sedang capek makanya keceplosan mengatakan itu.
"Nggak usah dicuci,biar Ibu cuci besok aja"
"Sekalian sama piring kotorku kok" Belinda mengangguk lalu menaiki tangga setelah mengambil minum dari kulkas.
Malam sunyi itu tenang dan menyenangkan, meskipun sepi. Selesai semuanya aku kembali ke kamar setelah mengunci pintu rumah, mematikan lampu-lampu yang masih menyala.
Tak lupa,Aku menulis agenda harian, keadaan hari ini dan peristiwa yang terjadi hari ini juga.Setiap langkah adalah sejarah yang Aku buat.Sengaja melakukan untuk memastikan bahwa di masa depan bisa menceritakan kisah hidup kepada orang-orang. Barang kali Aku bisa menemukan orang yang bernasib sama seperti ku. Merasakan kenikmatan tidur diatas buku adalah kebiasaan,sering tertidur diatas meja belajar saat sedang mengerjakan tugas,bahkan hampir setiap malam.
Keesokan pagi.....
Berangkat menaiki angkot yang setiap pagi menghampiri ku.Supir angkot itu sampai mengenalku dekat,sering menolongku saat kesusahan ,memberiku makanan bekal saat sekolah dan masih banyak lagi kebaikan yang beliau berikan padaku.
"Tumben agak siang?"
"Iya pak,semalam gak bisa tidur"
"Wajahmu juga pucat,ada masalah lagi?" Aku menggelengkan kepala tanda tidak.Namun Pak Joko selalu tau keadaan hatiku yang setiap hari kacau.Beliau bahkan lebih tau banyak tentangku daripada Ayah. Beliaulah seorang Ayah yang baik, beruntung banget anaknya memiliki ayah yang perhatian dan penyayang seperti Pak Joko.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORPIO
Teen Fiction🦂 S C O R P I O 🦂 Tidak seperti Zodiak lain, Scorpio terbilang zodiak menyeramkan dengan lambang kalajengking yang mempunyai sengatan maut.Namun pada faktanya, ramalan mengenai zodiak tidak begitu masuk akal dan tidak menjanjikan 100% benar.Wan...