PART 3

6 1 0
                                    

   Hari libur membuatku bosan dan ingin keluar untuk mencari udara segar.Dirumah hanya terdengar adu mulut antara Belinda dan Ayah.Belum lagi disambung putri pertamanya yakni Rina,yang meminta uang jajan untuk pergi berkencan dengan pacarnya. Putra kecilnya bahkan tidak diurus dengan baik sampai waktunya ganti popok saja Belinda tidak sempat. Aku yang melihat malah tidak tega sendiri karena Ardan menangis tergeletak di lantai. Menghampiri Ardan dan menggendongnya, lalu meminta izin kepada keduanya untuk mengganti popok,mereka hanya melihatku lalu mengangguk tanda diperbolehkan.

"Ardan,ini kakakmu,meskipun kita bukan saudara kandung tapi kamu tetap adekku" Aku mencuci bokongnya dan mengganti popok yang sudah penuh.Dengan hati-hati Aku berhasil merampungkan tanpa membuatnya menangis.

Belum juga berhenti adu mulut aku berusaha membuat suasana menjadi sedikit tenang dengan menyela perdebatan mereka. "Maaf,Ardan boleh saya ajak jalan-jalan?" Izinku membuat Rina langsung merebut Ardan dari gendongan.

"Enak aja,yang ada kamu jual ini anak" Tuduh Rina membuat ayah tambah frustasi.

"Biarkan diajak Rasyi" Kata ayah begitu lembut namun dengan ekspresi cool, Rina langsung memberikannya lagi padaku.

"Ini kalo mau jalan-jalan sama pacarmu,tapi jangan minta ayah atau Ibumu" aku memberi uang seratus ribu kepada Rina.Mendengar itu,ayah dan ibu melihat kami begitu lama dan aku langsung berpamitan kepada mereka. Tak lupa  menyalami,kali pertamanya aku melakukan interaksi dengan mereka. Bahkan ini first aku mencium punggung tangan Ayah yang begitu kasar penuh kerja keras tak terawat.

"Terimakasih Kak" Rina membuatku menoleh kembali,inilah kali pertamanya aku disebut kakak oleh anak-anak Belinda.Tadinya aku memang menganggap bahwa mereka manusia paling jahat didunia ini.Tapi mimpiku semalam membuatku sadar dan rasanya ingin sekali menghormati Belinda layaknya Bunda,Rina dan Ardan layaknya saudara kandung.

Semalam,bunda hadir dalam mimpiku.Beliau membawa pakaian serba putih dan terdapat mahkota bersinar yang membuatku silau menatap kearahnya.Dia tak menampakkan wajahnya,hanya bisa terlihat dari leher sampai kaki saja.Beliau mengatakan bahwa "Berterimakasih kepada Ayahmu dan Ibu Belinda.Mereka yang merawat dari kamu umur lima tahun sampai menjadi remaja umur tujuh belas tahun yang cantik dan pandai.Kalo bukan karena mereka mungkin saat ini kamu hanyalah anak jalanan yang kumuh dan kelaparan" Nasihat Bunda menyadarkan aku untuk mencoba berinteraksi pada mereka.Meskipun awalnya berpikir tak akan berhasil,overtaking bakal di marahi habis-habisan oleh mereka.Namun nasihat Bunda itu justru membuka pintu menuju keluarga yang harmonis dan Cemara seperti yang aku dambakan.

Jalan kaki dengan mendorong Ardan dalam dorongan bayi itu rasanya lelah tapi menyenangkan.Bahkan suasana pagi yang cerah dan tenang membuat lubuk hatiku terkesan bahagia.Ardan mengoceh dengan lucunya,hingga membuat beberapa orang melihat ke arah kami.Dilihat banyak orang ditempat keramaian membuatku malu dan segera mendorong cepat. Setibanya di taman kota,duduk dan mengendong Ardan dengan penuh bahagia, berkali-kali aku mencium pipi kanan kirinya yang gembil,dia tertawa gemes. Bahkan banyak dari mereka yang melihat kami langsung tertawa karena polah konyol dalam mengajak bermain adik laki-laki. Ya,adik laki-lakiku yang tampan,lucu dan manis.

"Permisi" ucap seseorang membuatku melihat ke arahnya.

"Iya ada apa?"

"Maaf ya kak,izinkan kami duduk di sini" lelaki itu bersama dengan seorang wanita cantik dan berpakaian seksi yang tidak pantas dilihat.Mereka sengaja mengusir kami karena satu alasan, ternyata wanita itu adalah teman sekelas ku,yakni Elsa. Wanita cantik yang masuk dalam CS Mita akhir-akhir ini.

"Tapi kami sudah duluan" aku berusaha menolak dengan lembut untuk menghindari pertikaian.

"Lo itukan sampah,tempat lo bukan disini tapi di sana" Elsa menunjuk salah satu tempat sampah di sekitar taman kota.Aku langsung berdiri dan meletakkan Ardan kembali lalu mendorong Ardan untuk menjauh dari tempat yang menyebalkan. Bukan tempatnya, lebih tepatnya orang-orang disekitar. Apalagi teman sekelas ku, menyebalkan dan tidak ada yang asik satupun.Nggak di sekolah nggak di tempat umum semuanya sama, berperilaku bukan seorang pelajar.

SCORPIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang