Semenjak kejadian semalam,Aku tidak ingin pergi ketempat sepi sendirian.Aura horor selalu melayang-layang dipikiran,bahkan keadaan yang sepi membawa kesan negatif di hatiku.Bukanya tidak mandiri tapi mimpi semalam membuatku sedikit ketakutan hampir stres menuju gila.
Diujung jurang aku berada, seseorang telah mengejar dengan membawa sebuah senjata siap membunuhku.Tapi pada kenyataanya aku malah terbangun dan tidak bisa tidur lagi.Memilih untuk sholat tahajjud dan berdoa kepada Tuhan agar diberi petunjuk dan dibimbing menuju jalan yang diridhoi.
"Wajah kamu kenapa? Kok pucat?" Tanya Hansa padaku,aku menggelengkan kepala tanda tidak ada apa-apa.Hansa percaya dan langsung duduk di bangkunya.Berangkat paling pagi dan pulang paling sore,menjadi kebiasaanku untuk segera pergi dari rumah dan pulang lambat ke rumah,karena dengan cara itulah aku menenangkan pikiran. Meskipun pada kenyataannya hal itu sama saja,entah disekolah maupun dirumah tetap sama-sama tidak nyaman. Sama-sama membuat pikiran kacau dan hati sakit.
Disekolah masih mending karena ada dua orang teman yang baik dan tau akan keadaanku.Kalau dirumah jangankan orang baik,bahkan berbuat baik padaku saja tidak pernah. Ouh iya Aku akan menceritakan mengenai anggota keluargaku. Ayahku bernama Vino Mahesa, seorang lelaki yang ambisius akan pekerjaan.Siang-malam tiada henti ia bekerja di kantor perusahaan besar dan ternama di kota.
Istri keduanya Herlin Belinda,dia pun seorang wanita karir yang suka akan harta.Dia baik namun hanya berlaku untuk anak-anaknya saja.Rasyita bukan termasuk dari daftar anak yang diharapkan. Ayahku menikah dua kali karena alasan tertentu.Bunda dan Ayah adalah sepasang suami-isteri yang tidak direstui orang tua saat menikah,namun mereka tetap nekat melangsungkan pernikahan hingga akhirnya pernikahan itu tidak dihadiri oleh masing-masing orang tua. Bahkan lebih malangnya lagi, pernikahan mereka hanya berlaku selama enam bulan.Tepat usia kandungan Bunda dua bulan, Ayah menceraikan dengan alasan tidak direstui orang tua maka pernikahan akan kacau. Padahal sejak awal menikah mereka sudah nekat akan kalimat itu.
Siang-malam Bunda memikirkan keadaan perutnya yang makin hari makin membesar tanpa sosok suami.Karena merasa depresi dan stres akhirnya beliau memilih jalan ninja untuk mengakhiri hidupnya.Bunda terlalu lama menahan rasa sakit dari berbagai mulut.Syukurnya aku masih bisa selamat karena Ayah yang berniat mengecek keadaan Bunda, namun malah memergoki Bunda tergantung diri. Aku lahir diusia 8 bulan 5 hari, Ayah meminta dokter untuk mengambil bayi yang ada diperutnya.Awalnya ditolak,namun ayah bersikeras memaksa.
Aku dibesarkan Ayah seorang diri sampai berusia dua tahun.Setelah itu Ayah memutuskan untuk mencari istri baru karena desakan dari nenek yang ingin punya cucu.Beliau tidak menganggap ku bagaian dari anggota keluarga besar. Sampai saat ini,usiaku menginjak tujuh belas tahun tidak ada interaksi apapun antara aku dan nenek.Bahkan beliau selalu pilih kasih dengan cucunya.
Setelah Belinda melahirkan putra keduanya,ayah menjadi tambah sensi padaku.Suka marah-marah, memukul dan hampir membunuhku.Tapi Alhamdulillahnya Tuhan masih memberiku kekuatan dan nikmat untuk lebih tabah dan sabar. Ingin rasanya segera lulus SMA agar bisa pergi dari rumah ini dan berkelana jauh di negeri orang. Mencari tempat baru dan menemukan orang-orang asing yang tidak akan aku kenal.
"Rasyi pulang" Masuk kerumah mewah dan langsung disambut keluarga besar,meskipun tidak ada yang peduli denganku. Mereka hanya memperhatikan tanpa menyapa meskipun hanya sekedar tanya kabar. Sekedar sapaan saja tidak aku dapat dari sekian banyak manusia penghuni rumah.
"Wah...Rina udah besar,kira-kira mau kuliah dimana?" suara nenek masih bisa ku dengar.
"Rina mau kuliah di luar negeri dong, Nek" jawabnya begitu centil.
"Harus dong,cucu nenek yang paling cantik harus kuliah di luar negeri biar dapet kerjaan yang enak dan terjamin"
Sepertinya seru ya diajak membahas masa depan? Apalagi soal pendidikan.Aku rasa hanya diriku yang tidak akan ditanya hal itu.Aku akan berbicara pada diriku sendiri bahwa Rasyi baik-baik saja, Rasyi kuat,Rasyi bisa dan Rasyi pasti sukses. Setiap hari hanya menyemangati diri sendiri agar tetap kuat dan bahagia.Dengan caraku sendiri, akan ku tunjukkan pada dunia bahwa akulah wanita hebat itu.
"Rasyi?" Panggil seseorang.
"Heva?" Aku terkejut setengah mati, bisa-bisanya seorang lelaki masuk kamarku tanpa izin.Terkesan tidak sopan bukan? Aku yang hampir membuka seragam langsung memakai kembali seragam itu. Langkah Heva menuju arahku, menatap sebentar dan tersenyum manis.
"Aku ingin bicara denganmu,aku tunggu setelah ganti baju"
Heva keluar dan menutup pintu.
"Aneh"
✷ ✷ || ✷ ✷
Keesokan harinya Aku melangkah menuju kelas.Hari ini dikabarkan pulang sore karena harus mengerjakan sesuatu yang akan dipresentasikan besok. Pelajaran demi pelajaran lewat dengan begitu cepat dan singkat.Hujan menguyur,genting basah kuyup,air kolam meluap,dan tetesan deras begitu terdengar nyaring.
"Kamu kerjain aja dulu kami mau cari makan" Pinta seseorang padaku, segera aku menurut dan memulai pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk kelompok.
Sudah lama ternyata aku mengotak-atik tugas ini sendirian,tanpa sadar sudah berada dipuncak penyelesaian tapi mereka yang izin beli makan belum sampai kelas juga.Karena hujan deras membuat perut kedinginan apalagi belum diisi makanan.
Aku pergi ke WC untuk buang air kecil.Selesai sudah Aku terkejut ketika pintu tidak bisa dibuka, teriak-teriak pun percuma karena sudah tidak ada orang yang berada di sekolah.Ponselku ketinggalan di tas,jam batre habis dan mati. Terkurung di WC sendiri, menakutkan dan begitu gelap,perut lapar berat dan kedinginan. Wajahku panas dingin dan ketakutan ingin rasanya pingsan saja.
Sekejap memejamkan mata dan malah tertidur pulas. Menjelang ashar baru terbangun sesaat mendengar suara langkah kaki diluar sana.Aku berteriak minta tolong, "TOLONGG!!" Teriakku berulang kali dan seseorang berjalan kearah WC perempuan.
"Apa ada orang?!!" Aku berteriak kembali.
"Siapa?" Jawab seseorang dari luar.
"Tolong buka pintunya! Aku di kamar mandi nomor tiga!" Aku kembali berteriak dan seseorang itu membukakan pintu. Pintu terbuka dan aku dapati lelaki berseragam SMA sama sepertiku.
"Terima kasih" aku mengucapkan kalimat itu berkali-kali.
"Sama-sama tapi kenapa bisa terkunci?" Menggelengkan kepala tanda tidak tau.Tubuhku gemetar karena kedinginan lalu, dia mengambil sesuatu dari tasnya yang tak lain adalah jaket.
"Pakailah jaketku" dia begitu peka dengan keadaanku saat ini.Ia mengantarkan menuju kelas untuk mengambil tas.
"Terima kasih" Ucapku lagi dan dia mengangguk diikuti senyuman kecil yang manis.
"Kau segera pulang,waktu hampir petang!" Dia memberikan nasihat baik yang bisa aku terima.
"Tapi kenapa kamu belum pulang?"
"Bapakku bekerja disini sebagai tukang kebersihan jadi aku selalu pulang malam bersamanya" Jawab lelaki itu membuatku mengangguk paham.
"Ngomong-ngomong namamu siapa?" Tanyaku dan dia mengulurkan tangannya bersiap memperkenalkan diri.
"Virga" nama yang bagus.
"Rasyi" aku membalasnya. Karena urusan sudah selesai aku pamit pulang.Dia berniat baik mengantarkan sampai gerbang depan bahkan sampai taxi yang dipesan datang.
"Aku pulang dulu, Terima kasih" dia mengangguk lalu tersenyum.Aku melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan dengannya.
Berkali-kali aku memikirkan tentang lelaki itu,ternyata masih ada lelaki baik yang perhatian dan mau menolong.Setahuku semua lelaki sama seperti teman-teman dikelas yang maunya menang sendiri,egois,sok gaya, emosian,suka marah-marah dan selalu menganggap wanita rendah. "Astagfirullah" ucapku begitu lantang.
"Kenapa mbak?" Tanya pak sopir
"tidak ada apa-apa pak"
"Kok Aku lupa nanya dia kelas berapa?" baru saja teringat,sesaat melintas dibenak. Sesampainya dirumah aku membayar lalu segera masuk.Perkara dimarahi atau tidak itu bukan urusanku, lagipula siapa yang peduli akan kepulangan ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORPIO
Teen Fiction🦂 S C O R P I O 🦂 Tidak seperti Zodiak lain, Scorpio terbilang zodiak menyeramkan dengan lambang kalajengking yang mempunyai sengatan maut.Namun pada faktanya, ramalan mengenai zodiak tidak begitu masuk akal dan tidak menjanjikan 100% benar.Wan...