PART 6

5 0 0
                                    

   Hari ini sekolah diliburkan karena polisi akan mengecek SMA sebagai bukti laporan.
Siswa-siswi diharapkan tidak keluar rumah jika tidak penting sekali. Aku berdiam diri dirumah sambil mengotak-atik laptop yang sedang membuka web SMA. Aku mencari beberapa sumber tentang apa yang Virga katakan padaku. Sejarah SMA Satu,tapi Kenapa tidak ada masalah itu? Tidak ada sumber yang mengatakan tawuran antar pelajar SMA Satu dengan SMK Sebelah.

"Kak?" Rina memanggil.

"Iya dek bentar" aku beranjak dan membuka pintunya.

"Diajak makan sama Ayah" Rina memberitahu dan aku mengangguk tanda mengerti.Turun bersama Rina dengan sedikit perbincangan yang mengantar sampai ruang makan. Ardan menyusul ku dan meminta digendong.

"Kok belum ganti seragam, kak?" Tanya Ibu Belinda.

"Hari ini SMA,Rasyi libur"

"Kenapa?"

"Kemarin ada tawuran sama SMK sebelah"

"Terjadi lagi ya?" Ibu Belinda membuatku penasaran.Seolah-olah beliau pernah tahu kejadian itu,aku duduk disebelah Rina dan mulai menikmati makanan yang sudah dihidangkan lengkap di meja makan.

Selesai makan,semuanya mulai berangkat untuk beraktivitas.Ayah dan Rina berangkat terlebih dahulu karena Ibu Belinda berangkat siang hari ini. Kesempatan, menghampiri beliau yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Ibu?" Panggilku dan Belinda menoleh "Ada apa, Kak?"Aku menyusul duduk didepannya dan bersiap menanyakan hal yang selama ini ingin aku tahu.

"Ibu,tau kalo di SMA Satu dulu ada tawuran?" Beliau memutar bola mata sedang berpikir dan mengingat-ingat kejadian beberapa tahun lalu.

"Ya,Ibu tau karena dulu Ibu sekolah di SMA Satu.Ibu lulus tahun sembilan tujuh dan kejadian itu saat ibu kelas sebelas semester dua.Sama SMK Sebelah juga" cerita ibu membuatku berpikir,jadi apa yang Virga katakan itu benar.Tapi dia tau cerita itu dari mana?

"Terus katanya pernah ada korban?"

"Korban? Iya sih tapi Ibu lupa namanya,kala itu korbannya kelas duabelas IPS,terus kelas duabelas IPA, satu lagi kelas sepuluh atau sebelas gitu" Aku mengangguk paham,cerita Ibu Belinda sedikit membantu.

"Ibu mau berangkat kerja ya Kak, Ardan Ibu tinggal.Kakak bisa jaga kan?" Aku mengangguk dan Ibu tersenyum.

Aku membawa Ardan kembali ke kamar dan mengajaknya bermain di kasur empuk kesayanganku.Beberapa jam bermain, berguling dan ngoceh akhirnya Ardan merasa lelah,aku menggendongnya dan memulai aktivitas pencarian.Kali ini sumber yang aku dapat lumayan dari ibu,beliau mengatakan bahwa kejadian tawuran itu tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh enam. Mengetik ulang di alamat web SMA namun hasilnya masih sama,tidak ada satupun yang mengatakan adanya tragedi tawuran. Hampir frustasi, putus asa dan menyerah.

"Udahlah lagipula buat apa aku mencarinya,itukan udah lama banget" Aku mengajak Ardan keluar dan menikmati pagi cerah dengan sinar matahari yang terik.

"Haii,Rasyi" panggil Heva yang sudah lengkap dengan seragam SMK nya. Aku memandang datar lelaki itu.

"Kenapa?" Tanyaku membuat Heva mendekat dan langsung berbisik, "cemen"

"Apa sih gak jelas" nadaku malas.

"Yah, setidaknya aku berhasil menghancurkan SMA mu" Mendengar itu aku baru ingat kalo Heva sekolah di SMK Sebelah.

"Apa faedahnya?"

"Dendam Papi terbalas" Dia tertawa terbahak-bahak yang membuat Ardan menangis.

"Cup...cup...cup"

"Kalo gak jelas mending kamu pergi,bikin anak orang rewel tau nggak sih?!!" Bentakku dengan nada tinggi.

SCORPIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang