PART 9

5 0 0
                                    

   Dua hari aku tak masuk sekolah karena demam tinggi.Apalagi setelah Hp ku bobrok,berasa hidup di zaman purba yang tidak mengenal teknologi canggih dan modern. Akhir-akhir ini sakit melandaku karena beberapa peristiwa yang membuat pikiran semakin memikirkan. "Kak,temen kakak mengirim pesan ke Rina" Rina datang dengan membawa kabar yang penting.Tidak begitu peduli membuatku bersikap bodoh amat.

"Cowok sih,tapi_"

"siapa?" Aku merubah posisi untuk siap menerima ponsel milik Rina.

"Nomornya sih pernah terhubung dengan nomor Rina,siapa ya?" aku gelagapan.

"Mana kakak lihat!" Ucapku dan Rina memberikan ponselnya dengan ikhlas. Aku membuka pesan itu.Nomor tidak dikenal,bahkan lebih parahnya ketika aku tanya tidak ada jawaban nama, hanya sekedar tanya kabar.

Me :  
Siapa?  

+62 xxx xxxx xxxx :
Rasyi,Apa kabar?

"Kalo begitu aku tinggal saja kak HP nya,biar kakak bisa komunikasi dengan teman kakak" Rina memberi keputusan.

"Kau yakin?" Dia mengangguk yakin. Mencium pipi ku lalu izin berangkat. Sungguh,ini kali pertanyaan keluargaku harmonis.Bahkan Rina yang dulu begitu aku benci, saat ini dia menjadi sosok yang menunjukkan kasih sayang paling dalam kepadaku. "Hati-hati,Dek"  Ia Memberikan hormat lalu menutup pintu kamar rapat.

Sepanjang hari aku hanya tertidur, melamun,makan,minum keluar masuk kamar mandi dan naik turun tangga tanpa tujuan.Sejauh ini,sakit paling sulit adalah demam yang kedua. Membayangkan betapa serunya disekolah saat tidak ada aku, membayangkan bagaimana orang-orang sombong itu menguasai posisi kelas.Namun dari sekian banyak yang aku pikirkan,hanya ada satu bayangan dalam benak yang paling menganggu sekali. "Virga sedang apa ya?" Aku ingin sekali menyuruhnya datang ke rumah untuk menjenguk keadaanku.Ide bagus terbayang di pikiran, seolah-olah Tuhan memberikan petunjuk yang hebat untuk dilakukan.

15.40
   Suara motor mendekati rumah,aku melihat dibalik jendela ada dua anak perempuan yang tak lain adalah Hansa dan Sella.Lalu Virga nya mana? Astagfirullah mereka lupa atau sengaja tak mengajak Virga? Aku hanya khawatir kalo kesasar.

"Rasyita?!" Panggil mereka dan Ibu Belinda membuka pintu,hari ini beliau ada meeting dirumah bersama bosnya.

"Teman-teman Rasyita ya?"

"Iya tante"

"Masuk aja ke kamar, sepertinya Rasyi sedang istirahat!"

"Baik tante" mereka menaiki tangga dan langsung menuju gua tempatku bertapa. Baru saja mereka mengucap salam ,sudah lebih dulu aku menyuruhnya masuk.

"Terus Virga nya kemana?" Tanyaku dan mereka langsung kebingungan.

"Tadi kita sudah menunggu di gerbang tapi dia gak ada,udah hampir setengah jam malah.Sekolah begitu sepi,hingga akhirnya pak satpam menyuruh kita untuk segera pulang,yaudah kita tinggal aja.Lagian Virga tuh yang mana sih? Kita gak pernah lihat kan,Sa?"

"Iya betul, misterius banget cowokmu"

"Ahhh,jangan salahkan aku nanti kalo kalian naksir" kataku langsung turun ke bawah.Mereka kebingungan dan membuntuti ku.

"Kak,mau kemana?" Tanya Belinda yang melihatku turun tangga tergesa-gesa.

"Mau jemput temen"

"Loh,kan temannya udah kesini"

"Yang satu belum sampai"Tidak menghiraukan cegahan orang-orang aku tetap nekat bersiap untuk mengendarai sepada kesayangan menuju sekolah.

"Rasyita,gak usah nekat deh!" Sella melarang ku.

SCORPIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang