PART 2

4 0 0
                                    

   Aku,Hansa dan Sella duduk melingkar di meja warna-warni depan laboratorium Biologi.Kami mengerjakan tugas sembari melihat cowok-cowok basket.

"Kalian tau cowok SMA sini yang namanya Virga?" Tanyaku pada Sella dan Hansa namun jawaban mereka sama, "Emang SMA sini ada yang namanya Virga?" Keduanya saling bertatapan. Apakah mereka bercanda dengan berpura-pura tidak tau? Padahal jelas badge dan lambang SMA nya sama,aku paham betul lah.

"Adanya Dirga sih,kalo Virga gak ada" Sambung Sella dan aku hanya mengangguk paham. Aku harus mencarinya sendiri tanpa bantuan, takutnya kalo mereka ikut-ikutan bakal kacau. Bukan tidak percaya,tapi Scorpio emang semandiri itu.

Semalam aku mencari media sosial bernama Virga di pengikut Instagram SMA,Twitter, Tiktok bahkan sampai Facebook dan beberapa akun media lainya.Namun tidak ku temukan nama siswa berawalan Virga,hanya ada nama Dirga itupun anak kelas sepuluh dan satunya lagi kelas duabelas IPS tiga.Tapi di Poto profilnya wajah Dirga yang ku temui bukan dia, mungkinkah dia tidak sekolah di SMA Satu? Tapi itu mustahil,melihat logo di lengan kirinya adalah lambang SMA satu. Sepertinya aku harus pulang sore lagi agar bisa bertemu dengan lelaki itu.

Hari selanjutnya aku berniat pulang sore untuk bertemu dengan lelaki bernama Virga,namun tidak ada orang lain lagi di sekolah ini kecuali tukang kebon. Tapi kalo di pikir-pikir kenapa aku begitu kepo? Lagipula diakan hanya membantuku? Tapi jaketnya gimana dong? Ini jaket miliknya.

Setelah hari itu aku tidak berniat mencari Virga di sekolah, mungkin dia bukan siswa sini.Tidak akan kepo lagi tentang lelaki itu,tugasku masih sama yakni belajar tanpa memikirkan sosok lelaki dalam hidup.

###

Hari ini aku pulang sore karena Walikelas memintaku untuk membantu memindahkan soal-soal Ulangan Tengah Semester ke ruang Panitia.

"Kamu berani pulang sore?" Tanya Pak Iyan.

"Santai saja pak,saya sering malah pulang malam" jawabku membuat Pak Iyan mengangguk paham.

Hujan kembali menguyur deras hingga aku terpaksa membawa payung dari kantor ke ruang panitia dengan sangat hati-hati. Tangan kanan membawa soal yang tersimpan rapi dalam amplop coklat dan tangan kiri memegangi payung.Sial! Tali sepatuku terlepas,jika aku melangkah sekali saja maka akan terjatuh.Dengan cara cepat,aku menjepit payung diantara rahang dan pundak.Baru juga akan menurunkan badan tiba-tiba seseorang datang dan membenarkan tali sepatuku.Selesai sudah dia berdiri tepat di hadapanku.

"Virga?"

"Haii,apa kabar?"

"Baik"

"Rasyi,cepat! Malah bengong!!" Teriak Pak Iyan dari depan kantor.

"Baik pak" jawabku langsung berjalan bersama Virga.

"Pak Iyan itu galak,tapi perhatian" keceplosan berkata membuat Virga tertawa.

"Ada-ada saja kamu" Virga menemaniku sampai ruang panitia.Kami meletakkan beberapa soal yang terbungkus dalam amplop coklat sesuai mapel di meja panjang yang berbentuk bundar seperti lintasan lari seorang atlet.

"Ouh iya aku mau mengembalikan jaketmu, sebentar ya aku ambil di tas" Bersiap untuk lari tapi lebih dulu Virga menyeret lenganku.

"Nggak usah,buat kamu aja" katanya membuatku terkejut.

"Bener?" Dia mengangguk dan tersenyum lalu mengajakku keluar ruangan. Sedikit obrolan hingga suasana hujan begitu menyenangkan dan syahdu dirasakan. Aku dan Virga duduk didepan ruang panitia dan menikmati hujan yang begitu deras nan berisik. Sampai-sampai pembicaraan kami harus menggunakan nada keras.

"Kamu kelas berapa?"

"Aku kelas duabelas IPS"

"IPS berapa?"

SCORPIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang