Perjalanan Mengejar Maya

6 1 0
                                    

Setelah peristiwa di Kastil Scarlett, Beatrice bersama Lylia memulai perjalanan mereka mengejar Maya, anak dari Raja Iblis. Dalam perjalanan panjang, Lylia berusaha keras untuk belajar dan melatih dirinya, meski masih merasa belum cukup kuat.

Beatrice, di sisi lain, memandang Lylia dengan kepedulian yang mendalam. Dia tahu bahaya di balik misi ini, tetapi tekad Lylia yang kuat untuk ikut serta membuatnya merasa bertanggung jawab untuk melindungi gadis itu sebaik mungkin.

Mereka melewati hutan yang lebat, melintasi pegunungan yang angker, dan menelusuri lembah-lembah yang sepi. Setiap langkah mereka penuh dengan ketegangan dan harapan untuk menemukan Maya dan mencegahnya melakukan kejahatan lebih lanjut.

Dalam perjalanan mereka yang penuh tantangan, Lylia dan Beatrice membangun ikatan yang erat. Beatrice berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang sihir, sementara Lylia dengan penuh semangat mencoba untuk memperdalam pemahamannya tentang kekuatan sihirnya.

Namun, semakin jauh mereka mengejar, semakin kabur pula jejak Maya. Dalam keheningan malam, ketika mereka berdua duduk di sekitar api unggun yang kecil, Lylia memandang Beatrice dengan tatapan yang penuh kekaguman.

"Kakak, apakah kita akan menemukan Maya?" tanya Lylia, dengan keraguan terdengar di suaranya.

Beatrice menatap langit malam yang gelap dengan mata yang penuh keyakinan. "Kita akan menemukannya, Lylia. Kita tidak boleh menyerah. Percayalah, kami akan melindungi dunia ini dari kejahatan yang diniatkan olehnya."

Pertanyaan dan keraguan Lylia hilang sedikit demi sedikit, digantikan oleh semangat dan keyakinan baru. Dalam hatinya, dia berjanji untuk belajar lebih keras dan menjadi lebih kuat agar bisa membantu Beatrice dalam misi yang berbahaya ini.

Dengan perasaan haru yang mendalam, mereka berdua tidur di bawah langit yang penuh bintang, siap melanjutkan perjalanan mereka esok hari untuk menemukan Maya dan menghentikan ancamannya terhadap dunia yang mereka cintai.

Keesokan harinya, Beatrice dan Lylia memulai perjalanan mereka dengan semangat untuk mengejar Maya. Namun, cuaca tiba-tiba berubah drastis saat mereka masuk ke hutan salju yang lebat. Hujan salju turun dengan derasnya, menutupi jalan dan mengaburkan pandangan mereka.

"Kak Beatrice, aku takut. Kita mungkin tersesat di sini," ucap Lylia dengan khawatir.

Beatrice mencoba untuk tetap tenang. "Jangan khawatir, kita harus mencari tempat berteduh sebelum hujan salju semakin lebat."

Mereka terus berjalan, mencari perlindungan dari hujan salju yang semakin intens. Namun, semakin mereka bergerak, semakin terlihat sulit menemukan jalur keluar. Kabut salju semakin tebal dan menyelimuti hutan, membuat mereka tidak dapat melihat arah mana yang harus diambil.

"Kak, aku takut kita benar-benar tersesat," ujar Lylia dengan nada cemas.

Beatrice mencoba untuk menenangkan adiknya. "Kita harus tetap tenang. Aku akan mencoba menggunakan kekuatan Es untuk membuat perlindungan sementara dari salju ini."

Dengan susah payah, Beatrice mengumpulkan energi Esnya dan membentuk sebuah payung es yang melindungi mereka dari hujan salju yang tak henti-hentinya turun. Meskipun berhasil sedikit meredakan hujan salju, mereka tetap saja terjebak di tengah hutan yang penuh kabut.

"Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Lylia, mencoba menahan dinginnya salju yang terus turun.

Beatrice memikirkan langkah selanjutnya. "Kita harus mencoba tetap di sini sambil menunggu badai salju reda. Setelah itu, kita akan mencari petunjuk untuk keluar dari hutan ini."

Mereka berdua memilih untuk bertahan di bawah perlindungan es Beatrice sambil menunggu badai salju mereda. Sementara itu, mereka berharap bisa menemukan petunjuk atau jejak yang bisa membantu mereka keluar dari hutan yang penuh salju tersebut.

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang