"Rasanya sakit tapi gak sesakit dibentak Ayah Sam Bunda, apalagi dicaci-maki Sama Abang"
~Samudra Anka~
••SAMUDRA BERCERITA ••
Paginya, Samudra sudah siap dengan seragam yang sudah terpasang rapi di tubuhnya, pagi-pagi tadi Bi Minah membuka pintu dan terkaget ketika menemukan samudra yang terbaring di lantai dengan tubuh kedinginan.
Wajah Samudra kini sudah terlihat pucat karena ia yang terkena angin dan juga air hujan sepanjang malam, menyebabkan Samudra kini merasa kalau tubuhnya lemas dan juga suhu tubuhnya yang hangat.
walaupun begitu samudra kini sudah siap dengan seragam sekolahnya, tak lupa senyum yang ia terapkan pada bibir kecilnya, mencoba melupakan kejadian yang ia alami tadi malam.
20
"Semangat samudra karena memakai topeng juga perlu tenaga"batin Samudra saat menatap pantulan dirinya dari cermin.
Samudra mulai berjalan menyusuri rumah yang masih terlihat gelap karena penghuninya yang memang masih belum bangun.
Ia sengaja berangkat pagi agar tak bertemu anggota keluarganya, ia ingat apa yang terakhir kali Bundanya katakan waktu itu "jangan muncul di hadapanku kau membuatku kehilangan nafsu makanku" sejak saat itu Samudra selalu berangkat lebih pagi menghindari anggota keluarganya yang mungkin akan melihatnya.
"Aden udah mau berangkat"ucap Bi Minah yang tak sengaja melihat Samudra
"Iya, Samudra pergi dulu ya bi"pamit samudra kepada sang Bibi
Sekelebatan Samudra melihat sang Abang yaitu Skala tengah berada di anak tangga sebelum ia pergi.
Samudra berjalan menelusuri trotoar, butuh waktu 47 menit untuk sampai di sekolahnya dengan berjalan kaki, ia tak memiliki uang untuk menaiki kendaraan umum, dan ayahnya tak pernah memberinya uang saku, biasanya ia mendapatkan uang dari kerja part time di caffe, namun sekarang uangnya itu semakin menipis sehingga mengharuskan dia untuk lebih berhemat lagi.
"Syukur deh gak telat"
Samudra menghela nafas lega saat berhasil sampai di sekolahan, terlihat sudah cukup banyak murid yang datang karena jam telah menunjukkan pukul 06:40, samudra juga bisa melihat sosok abangnya Skala yang saat ini tengah berbincang-bincang dengan temannya di area parkiran.
Padahal ia sudah berangkat pagi tapi sang Abang tetap datang lebih dulu, tidak heran karena ia yang memang berangkat dengan berjalan kaki, berbeda dengan sang Abang yang berangkat menaiki motor sport kesayangannya.
Samudra berjalan ke arah kelasnya mengabaikan tatapan merendahkan dari semua siswa yang ada di sekolahnya, dia sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, meski ia sering merasa sedikit tersinggung akan hal itu.
Bahkan saat di kelas pun, semua teman kelasnya juga menatapnya dengan tatapan yang merendahkan.
•• SAMUDRA BERCERITA ••
pelajaran sudah dimulai, guru tengah menjelaskan materi, terlihat beberapa murid yang memilih menelungkupkan kepalanya di meja karena pusing dengan apa yang di jelaskan guru tersebut.
"Baiklah silahkan kerjakan halaman 50-57"ucap Bu Astutik
"Heh bisu, kerjain punya gue nih"ucap siswa yang berada di depannya Saka Abianta.
"Nah bener tuh, nih punya gue sekalian"ucap Delon Orlando teman sebangku Saka.
"Aku gak bisa, aku harus ngerjain punyaku sendiri, kalo nggak aku di marahin Bu guru nanti"tulis Sam di notebooknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA BERCERITA
Fiksi RemajaAndai Samudra bisa bicara, para penyelam takkan perlu menyelam untuk mengetahui isi didalamnya. Andai Samudra bisa bicara, Palung Mariana takkan menjadi misteri yang tak kunjung terpecahkan meski sudah lama. Andai Samudra bisa bicara, segitiga Bermu...