Sumber

60 8 0
                                    

[Fourth/4]
Arhan duduk di kursi balkon rumahnya, menatap langit sore yang indah. Ia terus bergumam dan bertanya pada dirinya bahwa salah apa yang diperbuat sehingga membuat anggotanya mencuekan dirinya.

"Atau gua harus keluar? Tapi mereka udah gua anggap keluarga..."Ia terus bergumama tak jelas

Tiba tiba terdengar suara seorang lelaki memanggil namanya. Dengan relfek ia mencari sumber suara itu, ternyata suara itu berasa dari halaman rumahnya tepat di bawah. Ia terdiam mengingat siapa orang yang memanggilnya itu, Enzi! Itu Enzi!
Bergegas ia turun ke bawah untuk menemui Enzi.

"Maaf bikin lu nunggu, ada apa ke sini?"Arhan memulai topik saat ia sudah sampai di bawah

"Gak ada, gua gak ada teman di rumah,kak Jeano gak ada lu tahu lah kenapa."Enzi duduk di kursi halaman di bawah rindangnya pepohonan dan sejuknya angin sore ini

"Ya, gua bingung kok dia bisa di tangkap?"Arhan kini menanyakan hal yang ia ingin tahu saat ini

"Katanya dia nyerahin diri karna menyesal bikin sesuatu, gua gak tahu pastinya."Jawab Enzi termenung

Arhan menghela nafasnya dengan berat. "Anggota lain juga jauhin gua. Gua sendiri gak tahu alasannya."

"Lu juga? Gua pikir cuman gua yang dijauhin."Arhan membelalakkan matanya terkejut

Ia menormalkan ekspresinya,"Apa alasan mereka kaya gini? Gua bingung."

"Lu bingung,gua bingung semua orang bingung, gak bingungnya nanti pas udah di surga."

Arhan merotasi bola matanya,"Whatever, gua gak peduli. Apa kita jauhin mereka dulu buat sementara?"

Enzi mengangguk,"Gua boleh nginap di rumah lu? Kagak ada teman di rumah gua."

"Yaudah, ada kakak sama adik gua juga. Gua harap lu gak kesepian lagi."Arhan mengizinkan Enzi untuk menginap, toh dia juga bosan kakak sama adiknya jarang ngeladenin dia juga
"Ya walau mereka jarang di rumah."

"Selagi ada lu, tapi lu juga harus kerja. Gua juga sih."Enzi kini terbelit belit saat berbicara

"Udah hampir malam,ayo masuk. Lu pake baju gua aja dulu."Ajak Arhan untuk masuk,hari sudah mulai gelap

Enzi mengangguk dan mengikuti Arhan masuk ke rumahnya. Saat di dalam, Enzi sedikit terkejut dengan isi dalam rumah Arhan,dia belum pernah masuk ke dalam, biasanya hanya di luar. Banyak barang barang yang terlihat mahal, Indah dan antik. Ruang tamu yang berwarna putih dan ocean blue menambah kesan menenangkan, Sofa merah yang mewah dan vas bunga kaca transparan dengan beberapa hiasan,vas itu berisi bunga mawar putih yang di letakan di atas meja ruang tamu sehingga memberikan kesan indah pada ruangan itu.

"Lu tidur di kamar tamu ,gua suruh pelayan buat beresin dulu. Duduk dulu di sini, gua bakal cepet balik kok."Arhan meninggalkan Enzi yang duduk di sofa ruang tamu.

Enzi diam menunggu Arhan kembali. Ada beberapa pelayan yang membawakan camilan dan minuman untuknya.
"Ngerepotin banget ya gua, jadi gak enak ama Arhan jadinya kan..."Enzi bergumam sambil menatap camilan di depannya

"Kagak ngerepotin, lu tamu gua kan? Sebagai tuan rumah yang baik harus menyambut dong."Suara Arhan mengejutkan Enzi yang sedang termenung

"Astaga ... Terima kasih, Han." Arhan tersenyum

"Santai aja."

Malamnya,Arhan dan Enzi sedang bermain vidio game. Enzi bertanya kepada Arhan apakah ingin pergi ke markas atau tidak. Arhan menggeleng sambil berkata tidak, dia bilang percuma bahwa akhirnya akan cuekin juga. Akhirnya malam itu di tutup dengan Arhan dan Enzi bermain game sampai malam dan ketiduran saat bermain.
Paginya, Enzi bingung di mana Arhan.

Baxtar Gang|| NCT XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang